Part 11

2K 165 4
                                    

Yeayyy... Sampai juga ke part 11 ya.. Alhamdulillah perjuangan besar, karena aku harus berlomba antara menulis sama menjalani kehidupan nyata. Tapi apapun itu, syukur Alhamdulillah bisa sejalan, semoga selalu diberikan kesehatan, lahir, batin, dunia dan akhirat.

Part ini aku private ya.. Dannn.. Aku ngasih target lagi deh, 25 vote dan 10 koment sampai jam 14.00 WIB hari ini ya, tanggal 02 Maret 2018. Kalau target terpecahkan aku update satu part lagi deh. Tapi kalau tidak mencapai target aku update seminggu sekali aja deh. Akunya sedih banget, yang baca banyak, tapi apresiasi untukkunya pada nggak mau ngasih, padahal hanya tanggal tekan vote di pojok kanan atas, atau bintang di kiri bawah untuk di aplikasi mobile phone, tidak sampai satu menit kok. Hehehe.. Mode ngambek.

Ya sudah, happy reading guys.. Biasakan vote ya.. Kiss..

****

Kevin itu, selain sebagai anak satu-satunya hasil pernikahan Oom Bastian dengan Tante Irna, ia juga merupakan seorang artis terkenal, yang tidak termasuk aji mungpung, dia akan mengambil pekerjaan yang sekiranya bisa ia kerjakan di Bandung karena pekerjaan rutinnya ada di Bandung di perusahaan Oom Bastian.

Walaupun Kevin termasuk sebagai artis terkenal, tapi ia lebih memilih tetap tinggal di Bandung daripada di Jakarta dengan alasan ia tidak ingin kehilangan masa-masanya dekat dengan keluarga.

Tapi Kevin akan mengambil pekerjaan kalau ada tawaran bernyanyi, atau mengisi acara bersama grup band-nya atau secara personal.

Seperti hari ini, Kevin sedang mengerjakan sebuah film dari seorang sutradara ternama, dan seharian ini terasa istimewa bagi Kevin karena Alexa adik yang sama sekali tidak diketahui oleh publik menemaninya ke tempat shooting, yang tidak begitu jauh dari kediamannya di Dago. Dan seperti janjinya tadi pagi, setelah menyelesaikan shootingnya, Kevin mengajak Alexa untuk hunting photo di Dago dan sekitarnya, yang memang banyak spot-spot keren untuk mencoba mengambil gambar-gambar keren.

Alexa sangat nyaman bersama Kevin seharian ini, karena Kevin memperlakukannya dengan baik. Ya memang walaupun mereka tinggal di kota yang sama, tapi intensitas pertemuan Kevin dan Alexa bisa dihitung dengan jari, karena selama ini Kevinlah yang lebih banyak mencari Alexa, saat merindukannya beberapa kali Kevin menjemput Alexa ke kampus, saat ia sangat merindukan gadis itu, walaupun Alexa sampai saat ini belum berani menunjukan rasa sayangnya kepada Kevin sebagai adik yang sayang ke kakaknya.

Bukan tanpa sebab, karena Alexa pikir, Alexa dan Kevin tidak memiliki hubungan kekerabatan apapun, jadi semua rasa rindu yang ia miliki lebih baik disimpan didalam hati saja.

Menjelang Ashar, saat akhirnya Kevin mengajak Alexa pulang ke rumahnya, walaupun ia masih ingin memiliki waktu bersama Alexa lebih lama, karena ia tahu di rumah Alexa akan di dominasi oleh Tante Irna yang juga sama merindukan Alexa, karena memang sama jarang berinteraksi.

Dan akhirnya kesibukan Alexa yang ingin membantu Tante Irna menyiapkan menu makan malam, walaupun Kevin dan Erick yang sudah pulang dari ketemuan bersama temannya, dan saat ini mereka berdua, Erick dan Kevin lebih sering menganggu Alexa di banding membantunya, dan kehebohan di dapur tidak surut dengan terdengar teriakan nyaring, membahana baik oleh Alexa maupun Tante Irna yang di ganggu oleh ketiga anak itu.

Jam dinding yang menggantung anggun disudut ruang tengah menunjukan waktu hampir jam setengah tujuh malam, dan menurut cerita Tante Irna, biasanya Oom Bastian, akan sampai ke rumah saat jam di dinding berdentang tujuh kali, itu artinya tinggal sekitar setengah jam lagi, setelah semua hidangan yang di masak oleh Tante Irna di hidangkan di meja, Alexa sengaja menyiapkan teh panas untuk Oom Bastian, mencontoh apa yang dilakukan Eyang-nya setiap melihat Akung pulang darimanapun, teh menjadi minuman penyambutan. Walaupun Alexa tidak yakin minuman penyambutan ini akan diterima oleh Oom Bastian. Karena selama ini apapun yang sengaja disiapkan oleh Alexa untuk Oom Bastian tidak pernah diterima dengan lapang dada, tanpa ada komentar menyakitkan.

****

Alexa sedang mekasanakan sholat magrib, saat Oom Bastian datang, Alexa hanya mendengar teriakan menggelegar Oom Bastian, yang memanggilnya penuh emosi. Takut Alexa menghampirinya, "kenapa Oom?" tanya Alexa saat sudah sampai ke depan Oom Bastian yang tamoak murka sambil memegang cangkir minuman yang telah Alexa siapkan.

"Kamu yang buat minuman ini?" tanyanya keras

Alexa menganggukan kepalanya, "iya Oom?"

Oom Bastian menatap Alexa tajam, "kamu sudah coba minuman ini?" hardiknya keras, dan saat melihat Alexa menggelengkan kepalanya, kemarahan Oom Bastian seperti terpancing, karena yang ia lakukan berikutnya, mencekal rahang Alexa kuat, memaksa membuka mulut Alexa untuk membuka, dan menyiramkan air teh panas itu langsung ke mulutnya, dan memaksa Alexa untuk menengaknya. Membuat Alexa terbatuk karena tersedak dengan jumlah air yang tiba-tiba masuk kemulutnya, ia terbatuk tapi mau tidak mau harus menelannya dengan susah.

"Kamu sebut ini teh manis?" tanya Oom Bastian setelah melepaskan tangannya dari rahang Alexa. "Kamu mau meracuni saya iya? Dengan gula yang kamu masukan kedalam cangkir saya?"

Yang bisa Alexa hanya menggelengkan kepalanya, dirinya sungguh tidak menyangka Oom Bastian akan melakukan hal itu kepadanya.

"AYAH....! apa yang Ayah lakukan kepada Alexa?" sebuah suara menggelegar memecahkan ketegangan yang Alexa rasakan. Erick menepiskan tangan Oom Bastian dari rahang Alexa, dan menahan tubuh Alexa yang terhuyung karena gerakan tiba-tiba yang dilakukan Erick.

Oom Bastian menatap Erick tajam. "Kenapa kamu membelanya Erick?" gelegar suara Oom Bastian menyentakan kesadaran Erick akan kemarahan pria yang disebut Ayah olehnya.

Erick mengerutkan kening tidak mengerti, "kenapa?" tanya Erick, "bukannya tidak seharusnya seorang Ayah memperlakukan anak seperti yang Ayah lakukan kepada Alexa?" sambungnya.

Oom Bastian tampak tersenyum sinis, "Ayah? Anak? Kamu pikir dia," menunjuk Alexa dengan tidak berperasaan, "anak Ayah?" sambungnya sambil menatap Erick tajam.

Erick menarik rahangnya kuat-kuat, menatap Oom Bastian tajam, "Bunda sudah berulang kali meminta Ayah untuk melakukan test DNA, untuk menjelaskan kecurigaan Ayah itu.."

Alexa memegang tangan Erick, "kenapa harus test DNA Bang?" Alexa menatap Erick, "siapa yang harus test DNA?" sambungnya kemudian.

Erick menatap Alexa, "kamu Dek yang harus test DNA," jawab Erick, "supaya dia," menunjuk Oom Bastian, "percaya kalau kamu itu anaknya dia,"

Alexa menggelengkan kepalanya, "tidak, itu tidak harus dilakukan, Bang Erick tahu, Alexa bukan anaknya Oom Bastian, kami tidak memiliki hubungan darah apapun," putus Alexa menyangkal pernyataan yang dikeluarkan oleh Erick.

"Ya, kamu harus melakukan Lex, harusnya itu dilakukan sejak bertahun-tahun yang lalu bukan saat ini," tukas Erick, sambil menatap Oom Bastian tajam.

Melihat keributan yang terjadi hanya karena secangkir teh yang disajikan oleh Alexa, Tante Irna yang sedang menyiapkan makan malam, menghampiri mereka bertiga, yang masih berdiri kaku, saling menatap tajam.

"Ada apa ini Pa?" tanyanya sambil menatap Oom Bastian.

Oom Bastian hanya menggelengkan kepalanya. "Tante, suruh Ayah datang ke rumah sakit," Erick mencabut rambut Alexa dari kepalanya, "untuk melakukan test DNA segera, sebelum semuanya terlambat," kata Erick sambil menyerahkan helaian rambut Alexa ke tangan Tante Irna

Tubuh Alexa bergetar tiba-tiba, tremor itu kembali datang dan membuat kepalanya pusing dan akhirnya ia terjatuh.

Melihat Alexa terjatuh dengan pandangan yang tidak fokus, Erick langsung membopong Alexa dan membawanya ke kamar yang Alexa tempati selama tinggal di rumah itu.

****

AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang