Part 21

3.4K 201 20
                                    

Setelah berjuang mati-matian sekian lama, untuk bisa mendekap Alexa, akhirnya Oom Bastian memiliki kesempatan itu, walaupun Alexa tidak menyambut Oom Bastian dengan sukacita.

Rona ketakutan masih kental diwajah pucatnya.

"Kenapa Oom datang lagi kesini?" sambut Alexa dingin, saat ia melihat Oom Bastian disamping tempat tidurnya.

"Ayah kangen padamu sayang," bisik Oom Bastian lirih.

"Harusnya Oom sudah tidak usah kangen lagi dengan Alexa, Alexa bukan anak Oom..." Alexa terdiam, ia menarik napas, air matanya mengalir tanpa bisa ia cegah menyusuri pipi cekungnya.

Oom Bastian yang berdiri disebelah tempat tidur rumah sakit, tapi Oom Bastian hanya diam saja, tidak bias berkomentar apa-apa.

"Alexa tahu, kesalahan Alexa begitu fatal, harus hadir menjadi anak yang lahir di tengah-tengah kebahagiaan Oom dan Bunda,"

"Alexa.."

"Alexa akan pergi jauh Oom, pergi ke tempat dimana Oom tidak harus menemukan Alexa lagi," potong Alexa, suaranya semakin mengecil, sebanding dengan gejolak yang sekarang ini tengah berperang dalam bathinnya.

Oom Bastian mendongakkan kepalanya. Ia mati-matian berusaha membendung air mata yang menyusuri pipinya, "maafkan perbuatan Ayah sayang, tidak seharusnya Ayah melakukan ini kepadamu, ......"

"Tapi ini sudah terjadi Oom, Oom telah menolak Alexa ada di dalam kehidupan Oom, dan Oom membenci Alexa,"

"Alexa... izinkan Ayah..."

"Biarlah Oom, Alexa tetap berada bersama Bunda Alexa, kami mungkin tidak memiliki kelebihan harta seperti Oom, tapi kami tidak miskin hati dan kasih sayang,"

"Alexa..." Oom Bastian yang tidak kuasa menahan perasaannya menunduk dan memeluk tubuh Alexa yang berbaring lemah pasca operasi. Oom Bastian menangis, dan membisikan kata-kata yang tidak ketangkap maksudnya oleh Alexa, "Ayah sayang Alexa, Ayah minta maaf karena perbuatan Ayah kepada Alexa, Ayah berharap Alexa sembuh, dan menjalani hidup dengan kasih sayang Ayah yang selama ini hilang dari kehidupan Alexa,"

"Itu tidak mungkin terjadi Oom? Oom punya kehidupan sendiri, begitu juga dengan Alexa,"

"Ayah tahu sayang, tapi izinkan Ayah untuk bias mencintai Alexa dengan tulus,"

"Mungkin sudah tidak ada kesempatan lagi Oom."

Sambil mengguncang tangan Alexa, Oom Bastian berkata lirih, "kenapa tidak mungkin sayang?" bisik Oom Bastian lirih.

"Karena seperti yang Oom bilang, Alexa bukan anak Oom.."

"Kamu anak Ayah sayang, test DNA sudah menjelaskan semuanya, kamu anak Ayah, darah yang yang mengalir di tubuh kamu darah Ayah,"

Alexa menggelengkan kepalanya. Air matanya mengalir deras.

Oom Bastian memeluk Alexa erat, "Ayah minta maaf sayang, karena kesalahan Ayah, hingga Alexa harus seperti ini."

"Tapi semuanya telah terjadi Oom," lirih suara Alexa, "Oom sudah menyakiti Alexa, dan berjanji tidak akan peduli, apapun yang terjadi pada Alexa."

"Itu janji bohong Alexa, Ayah tidak benar-benar mengucapkannya dengan hati...."

"Benar atau pun tidak sebuah janji Oom, itu tetap harus ditepati,"

"Alexa, Ayah mohon maaf sayang, karena kesalahan Ayah selama ini! Izinkan Ayah memperbaiki semua kesalahan yang telah Ayah lakukan terhadap Alexa!" mohon Oom Bastian lirih.

Alexa mengerjapkan matanya, mencoba membendung airmata yang kembali jebol, "Oom punya banyak uang, dan Oom juga membenci Alexa, sedangkan di luar sana akan banyak di jumpai Alexa-Alexa yang lain, kenapa Oom tidak beli aja Alexa-Alexa yang ada di luar sana?" tanya Alexa ngawur.

AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang