Part 23

3.2K 183 17
                                    

Haloo.. Menunaikan janji aku tadi siang, aku malam ini update part 23 ya.. Makasih responnya. Hehehe... Alhamdulillah aja untuk vote dan komennya. Aku baca kok atu-atu, jadi kalau nggak di balas mohon maaf, itu artinya aku lagi bingung merangkai katanya.

Tapi makasih ya semuanya. Setelah ini aku bakal slow update, karena untuk menuliskan 5 part ekstra part itu ternyata susah, karena kita bakal menuliskan kisah bahagianya saja. Dan kesulitan itu semakin terasa karena dari semua ceritaku, aku menulis ekstra part hanya narasi saja, tanpa ada percakapan, tapi karena ini ceritanya akan nyambung dengan cerita yang akan datang, mau tidak mau harus ada percakapan juga konflik? Ada ide? Hehehe...

Selamat membaca ya.. Kiss...

****

Hari yang ditunggu akhirnya tiba.

Hari pernikahan Oom Bastian dengan Bunda.

Dan keadaan rumah itu sudah sibuk dari hari kemarin, walaupun hanya acara sederhana, hanya pengulangan pernikahan dari Oom Bastian di depan Eyang Akung, sebagai wali nikah, dan dua orang saksi, tanpa KUA karena sebelumnya tidak ada perceraian yang melibatkan pengadilan agama, dan pernikahan mereka masih sah dimata hukum negara.

Setelah pengulangan Ijab yang dilakukan Oom Bastian selesai dilakukan, Alexa yang berusaha mengatasi ketakutannya bertemu dan berdekatan dengan Oom Bastian, siang itu memberanikan diri, menghampiri Bunda, di kamar yang biasa ditempati oleh Bunda. Kamar yang sudah di rias sedemikian rupa oleh Bang Jimmy dan Bang Erick dengan bantuan perias pengantin yang disewa Oom Bastian.

Didalam kamar tersebut tampak Erick dan Jimmy, juga Bunda dan Oom Bastian, mereka sekeluarga tengah berkumpul dengan bahagia, tersenyum, tertawa dan berbicara bersama, tanpa melibatkannya.

Ada sakit yang Alexa rasakan saat melihat pemandangan itu. Menahan sesak, Alexa membalikan tubuhnya, berniat menjauhi kamar Bunda, dan kembali kekamarnya, mengurung diri seperti biasanya.

Tapi, saat Alexa akan membalikan tubuhnya, Jimmy yang melihat Alexa dari pintu yang terbuka sedikit, memanggilnya, "Dek sini! Kok hanya berdiri disitu?" panggil Jimmy.

Alexa yang tadinya mengintip di pintu, dan berniat mengundurkan dirinya diam-diam, dan kembali ke kamarnya, akhirnya masuk ke dalam kamar itu dengan ketakutan yang kental di wajah pucatnya.

Melihat raut ketakutan diwajah Alexa, Bunda memeluk Alexa penuh dengan air mata, "sayang, jangan pernah menunjukan raut ketakutan itu lagi, Bunda melakukan ini karena Bunda ingin Alexa bahagia bersama Bunda dan Ayah," bisik Bunda sambil mencium kening Alexa.

Alexa terdiam lama menatap Bunda, "selamat atas pernikahan Bunda," bisik Alexa lirih, suaranya tercekat. Menghindari kata-kata Bunda sebelumnya.

"Terimakasih sayang, Alexa harus bahagia bersama Bunda, Ayah dan Abang-Abang ya," bisik Bunda, sambil mengusap airmata yang jatuh menyusuri pipi Alexa yang tirus.

Alexa menganggukan kepalanya, "pasti Bun, Alexa akan bahagia di tengah-tengah Bunda dan keluarga," bisik Alexa, Ꞌtapi maafkan Alexa Bun, Alexa sepertinya sudah tidak bisa lagi tinggal di rumah Bunda, karena Oom Bastian tidak menyukai kehadiran Alexa di tengah-tengah keluarganya,Ꞌ

Oom Bastian yang tadinya tengah bicara dengan Jimmy dan Erick di sopa kamar Bunda, beranjak dan menghampiri Bunda dan Alexa yang sedang berpelukan didekat pintu masuk, menarik tubuh Alexa kedalam pelukannya, mendekap Alexa dengan erat, "Alexa harus selalu sehat dan bahagia sayang, dan menemani Ayah dan Bunda disini," bisiknya, sambil menarik kepala Alexa dan menghujaninya dengan ciuman hangat.

Dan Alexa hanya terdiam, ia tidak balas memeluk Oom Bastian.

****

Saat ini mereka tengah menikmati sarapan pertama bersama di rumah Bunda, sarapan pertama Alexa merasakan sebuah keluarga, bila ada orang lain yang melihatnya pasti berpikir bahwa mereka merupakan keluarga yang bahagia. Padahal kenyataannya tidak.

Sampai saat inipun Alexa masih ragu melihat perubahan sikap Oom Bastian kepadanya.

"Dek, besok kamu ajak Bunda ke Dokter kandungan ya!" kata Jimmy membuat Alexa yang tengah mengunyah sandwich menatap Jimmy tidak mengerti.

"Untuk apa Bang?" Erick yang menjawab.

"Pasang konstrasepsi Dek," jawab Jimmy, "Abang tidak mau ya punya adik lagi, cukup kamu aja," lanjutnya sambil nyengir lebar.

"Jimmy.." tegur Bunda.

"Daripada nanti Bunda hamil lagi karena kebobolan, kan Erick malu, udah dewasa masih punya adik bayi," jawab Erick ngotot.

"Kalau Bunda pengen gendong bayi, lebih baik Alexa aja suruh nikah Bunda, nanti saat dia punya bayi, bayinya Bunda yang asuh, biar Alexa pacaran lagi sama suaminya.." saran Jimmy.

"Abang, iih.. Alexa mau coass dulu kali, kenapa tidak Abang aja yang nikah," gerutu Alexa, sambil mengerucutkan bibirnya gemas.

"Abang kan masih menikmati masa muda Abang,"

"Lhaa terus kenapa Alexa disuruh cepet-cepet nikah coba?" jawab Alexa.

"Abang kan kasiah sama laki-laki ganteng yang suka bolak-balik ke rumah itu lho," kata Erick pura-pura dengan senyum jail.

Oom Bastian meletakan sendok yang sedang ia pegang di piringnya. "Laki-laki yang mana? Kok Ayah tidak pernah bertemu?" tanya Oom Bastian terpancing, ia menatap Alexa dan Erick bergantian.

Jimmy tertawa riang, ia berhasil memancing sisi posesif Oom Bastian, "yaa.. Ayah kudet nih, kurang update, itu Yah yang nemenin Alexa saat mau operasi beberapa bulan yang lalu Yah, yang ganteng itu, masa Ayah lupa sih? Kan dia selalu deket Alexa terus," jawabnya, ada nada senyum jail dimatanya.

Membuat Alexa mendengus sebal.

"Bun, Bang Jimmy jodohin aja Bun, atau suruh nikah cepet-cepet, biar tidak gangguin Alexa terus," rajuk Alexa kepada Bunda.

"Ooh boleh banget itu sayang, teman Ayah ada yang punya anak gadis cantik, nanti Ayah kenalkan Bang Jimmy kepada mereka," jawab Oom Bastian, membuat seringai jail terbit dari bibir Alexa.

Tampak Jimmy memutar bola matanya dengan tidak sopan, "yaelah, Ayah nih omongan Alexa mah hanya becanda kali Yah, lagian Jimmy baru akan nikah diusia 35 tahun Yah, 5 tahun lagi cukuplah," jawab Jimmy.

"Kalau begitu bagaimana kalau Alexa aja yang dijodohin Yah!" usul Erick ngawur, membuat Alexa membulatkan bola matanya.

"Enak aja, Alexa baru mau 22 tahun kali Bang, masih muda banget, belum lagi Alexa masih harus coass belum nanti PTT biar Alexa bisa praktek," jawab Alexa.

"Abis PTT langsung specialis aja ya sayang?" tanya Bunda.

Alexa terdiam. Ia tidak langsung menjawab pertanyaan Bunda.

"Tapi Bunda..."

"Kamu jangan khawatirkan apapun sayang, biar ini jadi tanggung jawab Ayah," potong Oom Bastian melihat keraguan diwajah Alexa.

Terjadi keheningan di meja makan itu.

"Kalau Alexa mau nikah gemana Yah?" tanya Jimmy usil, memecahkan keheningan.

Oom Bastian tertawa, sambil mengusap kepala Alexa, "nanti kalau udah lebih dari 25 aja ya sayang, biar Ayah bisa peluk kamu dulu dalam pelukan Ayah, hal yang belum pernah Ayah lakukan kepada Alexa," Alexa menatap Oom Bastian.

"Ya.. Baiklah, Alexa menang karena di bela Ayah," jawab Jimmy.

Alexa hanya tersenyum, tanpa menjawab.

Dan keakraban keluarga ini berlanjut. Sebelum akhirnya mereka kembali ke kamar masing-masing untuk bersiap-siap melanjutkan liburan mereka menuju pulau Dewata Bali.

Walaupun beberapa kali Alexa menolak ikut serta liburan keluarga itu. Tapi selalu gagal, karena Jimmy, Erick, Bunda, Oom Bastian, Tante Irna berikut Kevin kompak memaksanya ikut serta.

Dan Alexa bisa apa? Selain hanya mengikut sertakan dirinya sendiri. Walaupun perasaan takut itu masih ada.





AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang