Part 15

2.7K 181 3
                                    

Sore itu, Oom Bastian pulang ke rumah lebih cepat daripada biasanya, di pintu masuk ia sudah memanggil Tante Irna dengan suara lantang, mengabarkan kepulangannya, "Ma.. Mama dimana?" teriaknya.

"Disini Pa," terdengar suara Tante Irna dari lantai atas, setelah meletakan tas kerjanya di sopa ruang tengah, Oom Bastian langsung naik ke lantai atas, mencari keberadaan Tante Irna.

Oom Bastian masuk ke kamar yang pernah di tempati Alexa, dan tampak Tante Irna lagi membereskan barang-barang yang tertinggal, "Mama lagi ngapain disini?" tanya Oom Bastian sambil duduk diatas tempat tidur yang pernah ditiduri Alexa.

"Ini Pa, barang-barangnya Alexa sedang Mama bereskan, kasihan Alexa pasti nanti akan nyariin," jawab Tante Irna, "jadi nanti kalau Papa pulang ke Lembang kan biar sekalian dibawa pulang," sambungnya.

Oom Bastian terdiam mendengar kata-kata Tante Irna. Pulang? Kata itu terasa sangat menyesakan perasaan Oom Bastian, karena saat ini entah sudah berapa lama Oom Bastian tidak pulang ke rumah itu, rumah dimana didalamnya ada istri yang sangat ia cintai berikut anak-anak yang sangat ia banggakan diam-diam.

Mungkin benar, selama hampir duapuluh satu tahun ini ia begitu egois, melupakan anak dan istri, dan menutup mata dan telinga dari keberadaan mereka, karena kecurigaan pada satu hal.

Oom Bastian menarik napas berat, besok atau lusa ia harus berusaha memperbaiki hubungan pernikahannya dengan Arsyanti, terlepas dari kejadian yang membuat hubungan pernikahan mereka menjadi abu-abu.

Lama Tante Irna termenung, sambil menatap botol yang didalamnya masih berisi beberapa butir obat, "menurut Papa ini obat apa ya?" tanya Tante Irna sambil mengangsurkan botol obat ke depan Oom Bastian.

Oom Bastian mendekati Tante Irna, mengambil botol obat yang diangsurkan oleh Tante Irna, dan menelitinya, tapi karena sama tidak mengertinya, hanya bisa menggelengkan kepalanya, "nanti Papa tanya ke apotek," akhirnya Oom Bastian menjawab.

Saat Tante Irna menepuk-nepuk bantal yang pernah digunakan Alexa, Oom Bastian yang melihat beberapa helai rambut diatasnya, otomatis diam-diam mengambilnya, dan memasukannya kedalam saku celananya.

"Papa tumben pulang masih siang?" tanya Tante Irna tanpa melihat Oom Bastian yang tengah berusaha mengambil beberapa helai rambut Alexa.

"Iya, Papa masih mengkhawatirkan Alexa, sampai saat ini Jimmy belum memberikan Papa kabar," jawab Oom Bastian.

Tante Irna menatap Oom Bastian dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia menghampiri Oom Bastian. Menepuk bahunya lembut dan memeluknya erat menenangkan.

Oom Bastian menyurukkan wajahnya kedalam pelukan Tante Irna, tanpa sadar menangisi kejadian ini.

"Papa lakukan test DNA sekarang ya!" bujuk Tante Irna, "Mama takut ada sesuatu yang terjadi dengan Alexa dan Papa menyesal nantinya," sambungnya kemudian.

Oom Bastian menganggukan kepalanya, dan dengan terang-terangan mengambil beberapa helai rambut, dan Tante Irna mengambil plastic kecil, dan memasukannya bersama dengan helaian rambutnya Oom Bastian yang sengaja dicabutnya.

"Papa keluar dulu Ma, Papa mau ketemu dengan dokter forensic dulu untuk ini," mengacungkan plastic yang ia pegang, "dan juga Papa akan melanjutkan mencari Alexa lagi," pamit Oom Bastian setelah beberapa saat mereka berdua menikmati keheningan yang menyesakan.

Tante Irna menganggukan kepalanya, dan melepaskan pelukannya. "Mama mohon Pa, kalau Alexa ditemukan saat ini, Mama ingin Papa bisa memperbaiki hubungan kalian." Kata Tante Irna menatap Oom Bastian penuh harap.

Oom Bastian menanggukan kepalanya. Tante Irna menghela napas lega, apapun yang terjadi ia akan terus mendampingi suaminya itu.

Oom Bastian sangat menyadari kesalahannya selama ini, menunda test DNA yang semua orang minta kepadanya selama dua satu puluh tahun, menyakiti Arsyanti, wanita yang sangat ia cintai dan ia puja, juga anak yang kemungkinan besar adalah anaknya.

AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang