Part 22

3K 187 10
                                    

BTW, cerita ini tiga part yang akan datang udah ending lhoo.. Tapi aku akan menyiapkan 5 Ekstra Part special, karena akan menceritakan kisah hidup Alexa selanjutnya, berikut dengan kisah cintanya. Happy Ending deh. Doain ya.. Ekstra Partnya baru aku buat 1 part aja ini, susah nyari waktu untuk menulisnya. Kebanyakan wara wiri didunia nyata soalnya. Hehehe...

Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan koment ya... Kiss...

****

Tiga bulan kemudian kemudian,

Alexa kondisinya sudah sembuh, walaupun masih ada jadwal terapi yang harus ia lakukan.

Belakangan ini, Oom Bastian langsung tidak langsung harus wara-wiri di kehidupan Alexa. Mereka kadang harus berinteraksi secara langsung dalam satu ruangan yang sama.

Dari tatapan yang berhasil Alexa tangkap selama ini, setiap kali ia berada dalam satu ruang dengan Oom Bastian dan Bunda, tatapan Bunda dan Oom Bastian masih begitu penuh cinta, mereka masih saling membutuhkan satu sama lain, dan tatapan yang di berikan oleh Oom Bastian untuk Bunda, jenis tatapan yang sangat memuja, dan rela melakukan apapun untuk melihat senyum terbit dari bibir Bunda.

Setiap melihat itu, Alexa selalu menghela napas berat, ia harus mulai merelakan waktunya berkurang bersama Bunda. Ini saat Bunda yang harus mulai mengejar bahagianya, dan bahagianya Bunda itu bersama orang yang selama ini menyakiti Alexa, Oom Bastian.

Tapi perlakuan Alexa kepada Oom Bastian masih seperti biasanya, aura ketakutan setiap melihat Oom Bastian masih tampak nyata, Alexa masih menolak didekati, apalagi di peluk, atau di cium oleh Oom Bastian, walaupun Alexa tidak menolak berinteraksi dalam satu ruangan yang sama dengan Oom Bastian, tapi senyum dan tawanya tidak sampai ke mata.

Alexa sangat tersiksa dengan hal ini.

Alexa berusaha membatasi interaksi dengan Oom Bastian, Alexa akan masuk kekamarnya dan tidak akan keluar kamar lagi saat Oom Bastian datang ke rumahnya untuk bertemu Bunda, Jimmy dan Erick, kecuali Alexa di panggil Bunda untuk makan bersama, atau melakukan aktivitas lainnya bersama Bunda dan kedua Abangnya. Dan kalau pun terpaksa harus berinteraksi di ruangan yang sama Alexa berusaha tidak menampakan kehadirannya di depan Oom Bastian, Alexa masih memiliki ketakutan yang besar setiap melihat Oom Bastian.

Setiap kali terpaksa harus berinteraksi di tempat yang sama, Alexa akan berusaha menyembunyikan dirinya serapat yang ia mampu, hingga Oom Bastian tidak harus melihatnya.

Selama ini, setiap kali Oom Bastian datang ke rumah mereka, Alexa akan berusaha untuk menghindar, dengan pergi keluar rumah, atau kemanapun tempat yang bisa ia kunjungi untuk menghindari Oom Bastian.

Hingga pada suatu hari,

"Bunda, kenapa tidak memperbaiki pernikahan Bunda dengan Oom Bastian?" tanya Alexa kepada Bunda pagi itu, Saat Bunda tengah menaruh gelas berisi air putih di nakas kecil samping tempat tidur Alexa.

"Kenapa Alexa bertanya seperti itu sayang?" tanya Bunda sambil berjalan menghampiri Alexa.

Alexa menatap Bunda lama, menyelami mata teguh Bunda yang menenangkannya, "Alexa sedih setiap kali melihat Bunda dan Oom Bastian, kalian masih saling cinta, tapi harus hidup terpisah karena kehadiran Alexa.."

"Sayang, tidak. Bukan seperti itu sayang. Kehadiran Alexa tidak pernah memisahkan kami," potong Bunda sambil menghampiri Alexa dan memeluknya erat.

"Alexa menginginkan Bunda kembali menikah dengan Oom Bastian..."

Bunda menutup mulut Alexa dengan jarinya, mencegah Alexa melanjutkan kata-katanya lagi. "Kalau Alexa menginginkan Bunda kembali dengan Ayah karena rasa bersalah, lebih baik jangan sayang." Bisik Bunda, "Bunda sudah bahagia hidup berempat dengan Alexa, Bang Jimmy dan Bang Erick,"

AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang