Jalan panjang yang harus Alexa lewati untuk kembali sadar, membuat Bunda dan Abangnya menunggu didalam ketidak berdayaan, mereka menunggu dengan ketegangan yang memuncak.
Hingga akhirnya.
Alexa baru mulai sadarkan diri, yang pertama Alexa lihat tatapan nanar dan mata sembab penuh air mata milik Bunda, "Bunda.....!" erang Alexa lirih.
Bunda memegang kedua tangan Alexa erat. "Iya sayang, Alexa sudah bangun?" tanya Bunda
"Ini dimana Bunda?"
"Kita ada di rumah sakit sayang," jelas Bunda. "Alexa kan sakit, dan tidak sadarkan diri lama."
Alexa menatap mata Bunda yang penuh air mata, "Bunda, Bunda kok nangis?" Tanya Alexa lirih. Di balik pengaruh obat penenangnya.
Berulangkali Bunda mencoba mengerjapkan matanya, mencoba menahan desakan air mata yang hampir jebol, "Bunda menangis, karena Bunda sedih sayang."
Alexa tertawa kecil, "Bunda jangan nangis, Alexa tidak akan kemana-mana kok Bunda. Alexa hanya ingin istirahat dengan tenang, tapi Alexa di usir dari sana dan disuruh pulang lagi kesini." Alexa tersenyum dan mengalungkan tangannya memeluk Bunda, "dan memang benar Bunda, Bunda menunggu Alexa disini."
Bunda balas memeluk Alexa erat, "terimakasih kamu sudah mau kembali sayang," bisik Bunda sambil menciumi pipi Alexa.
"Bunda mengkhawatirkan Alexa?"
"Jelas sayang, Bunda sangat mengkhawatirkanmu Nak, karena Bunda menyayangi Alexa, karena Alexa anak Bunda."
Alexa tersenyum lebar, "makasih Bunda, Alexa sayang sama Bunda."
"Bunda tau sayang."
"Abang mana Bunda? Alexa kangen sama Abang." Tanya Alexa dengan suara pelan hampir tidak terdengar.
"Bang Jimmy sedang ke kantor, tapi dia janji nanti sore pulang lagi, Bang Erick juga sama."
Alexa meraba pipi Bundanya yang kembali basah, oleh lelehan air mata yang tidak bisa ia tahan. "Kenapa Bunda menangis lagi?"
"Bunda bahagia sayang, karena akhirnya Alexa sadar kembali,"
"Tapi Alexa sedih Bunda, karena Alexa sakit, kita jadi tidak bisa liburan bareng sesuai rencana Bunda." Keluh Alexa.
Bunda menggelengkan kepalanya, "kita masih bisa liburan bareng kapan saja sayang.."
"Tapi kan uang yang telah kita kumpulkan untuk berlibur berempat, sekarang ini telah terpakai untuk biaya rumah sakit Alexa lagi," bisik Alexa lirih, airmatanya menggenangi bola matanya yang biru pucat.
Bunda memeluk Alexa erat, bibirnya bergetar saat berbisik di telinga Alexa, "jangan mengkhawatirkan itu sayang, Bunda yakin kita masih memiliki rejeki lain yang tidak bisa kita duga," hibur Bunda.
"Bunda tidak kecewa?"
"Tidak ada yang harus membuat Bunda kecewa sayang? Bunda sungguh senang karena Bunda masih bisa memeluk Alexa lagi, masih bisa berbicara dengan anak Bunda lagi,"
"Kalau gitu kita harus banyak-banyak berdo'a dan memohon pada Allah ya Bunda, supaya keinginan kita bias tercapai,"
"Iya sayang," jawab Bunda. "Sekarang Alexa istirahat ya, biar Alexa bisa segera sehat lagi, dan kita pulang ke rumah."
Alexa menganggukan kepalanya. "Alexa memang ngantuk Bunda,"
"Tidur sayang, Alexa harus banyak-banyak beristirahat, biar kondisi Alexa cepet membaik,"
"Terimakasih Bunda, Alexa sayang Bunda," bisik Alexa sebelum jatuh tertidur.
* * *
Oom Bastian yang saat itu berdiri di luar kamar Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa
De TodoKisah tentang seorang anak perempuan yang sedang mencari jati dirinya, di balik penolakan seorang Ayah yang diam-diam ia cintai. Terlalu takut Alexa menujukan rasa sayangnya kepada Ayah yang harus ia panggil dengan sebutan Oom Bastian. Yeayyyy... i...