Part 6

2.3K 175 2
                                    

Apakabar? Longweekend pada liburan kemana? Aku mah di rumah aja, bokek maksimal euy, kapan ya gajian? Hahaha curcol cyin..

Cuaca di tempatku panas hujan, panas hujan terus lho... Kayak perasaan aku ke kamu yang kadang hot, dan kadang menjadi cool gitu. Hehehehe... Hot dan cool lama-lama kayak dispenser lho.. Sumpah.

BTW, yang kemarin matanya udah berkaca-kaca terpaksa harus di hapus dulu matanya, karena puncak konfliknya aku taruh di part 10 sampai dengan part 20-an bisa juga lebih, tergantung mood aku menulisnya..  Yang kemarin anggap aja sebagai bahan pemanasan dulu, biar deg-degan, dan baper maksimal. Syukur-syukur udah nangis, biar matanya bersih bersinar, tanpa kotoran, jangan bersinar hanya pas gajian aja. Hahahaha...

Nanti part 10 aku private ya... Aku woro-woro dari sekarang, biar persiapan, lahir dan bathin. Dan tidak bertanya-tanya lagi. Oke happy reading guys. Kiss...

****

Keesokna harinya di kediaman Opa Syamsudin Tanamaz tampak kesibukan meningkat tajam, semua orang berkumpul disatu titik. Ruang tengah. Opa sedang melakukan pembicaraan dengan Firman, terkait dengan kondisi Alexa saat ini.

Dan hampir semua orang bernapas lega, saat Firman mengabarkan bahwa Alexa sudah sadar kembali, walaupun masih melakukan perawatan, tapi secara teknis Alexa sudah sehat kembali.

Dan dalam beberapa hari akan bisa segera pulang kembali ke rumah.

****

Satu minggu kemudian, akhirnya Alexa diijinkan pulang oleh Dokter Rayhan. Dan Dokter Rayhan sudah meminta Alexa, untuk segera melakukan operasi untuk mengambil jaringan yang berada di kepalanya, tapi Alexa malah meminta waktu selama tiga bulan lagi dari saat itu, Alexa beralasan, sebelum melakukan operasi besar itu, ia masih ingin kumpul dan melakukan hal-hal yang orang sehat lakukan.

Dan Dokter Rayhan tidak bisa berkata apa-apa bila pasiennya sudah berkata demikian, dan akhirnya mengijinkannya.

Dan Alexa berjanji dalam tiga bulan yang sudah ia janjikan kepada Dokter Rayhan dan juga keluarganya, ia akan mencari tahu jati dirinya, ia ingin tahu Ayah yang sudah menyumbangkan darah untuknya, hingga ia terlahir ke dunia ini, dan sampai saat ini belum ia temui sama sekali.

Alexa memiliki harapan-harapan untuk kesembuhannya kali ini, walaupun kecil tapi selalu menjadi penyemangat untuk hidupnya.

****

Sedangkan ditempat lain terjadi kejadian yang berbeda, "Pa, sudah ada kabar belum dari Alexa? Bagaimana keadaannya sekarang? Maksud Mama Alexa sudah pulang ke rumah belum?" tanya Tante Irna, saat itu mereka sedang berada di meja makan untuk sarapan di hari Sabtu yang cerah, beberapa minggu setelah kepulangan mereka dari Bukittinggi.

Oom Bastian tampak menarik napas sebelum meletakan sendok yang sedang ia pegang, ia menatap Tante Irna dengan bosan, "santai saja sih Ma, kalau ada apa-apa dengan anak itu, mereka juga bakal menghubungi kita," jawab Oom Bastian ketus.

Tante Irna tampak terisak lirih, "ya tidak begitu sih Pa, Mama hanya mengkhawatirkannya.."

Oom Bastian membanting sendok yang ia pegang hingga menimbulkan bunyi gaduh, "Ma, Papa tidak suka ya bahas anak itu saat kita sedang quality time sekeluarga seperti ini,"

"Tapi Alexa juga anak Papa.."

"Papa akan melakukan test DNA untuk memastikan bahwa Alexa bukan anak Papa," potong Oom Bastian.

"Bagaimana kalau hasil DNA yang Papa lakukan dan menyatakan bahwa Alexa anak Papa? Apa Papa tidak menyesal sudah memperlakukan Alexa seperti ini?" tanya Tante Irna tidak mau menghentikan pembicaraan begitu saja.

Oom Bastian membuang napas dengan kasar, "Ma, kita sudah membahas ini berulang kali, dan jawaban Papa sampai hari ini masih belum berubah.."

Tante Irna mengangkat bahunya tidak peduli, "terserah Papa, bila kenyataan itu terjadi dan Alexa anak Papa, Mama tidak mau ikut campur. Mama sudah berulang kali mengingatkan Papa," potong Tante Irna ringan, dan tidak peduli.

Terlihat Oom Bastian menarik napas resah, dua puluh satu tahun setelah kejadian naas itu, ia masih belum berani melakukan test DNA, ia ketakutan dengan hasil yang akan ia terima nantinya.

****

Sedangkan ditempat lainnya lagi, tampak aktivitas yang dilakukan keluarga Alexa saat menghabiskan weekend-nya. Mereka bercanda, tertawa dan menghabiskan waktu bersama, seolah tidak ada beban yang harus dipikirkan. Apalagi ini dua hari setelah Alexa pulang dari rumah sakit.

Berusaha mengesampingkan pikiran-pikiran negatif dan menghabiskan waktu dengan saling menggoda satu sama lain, antara Bunda, Jimmy, Erick dan dirinya yang menghasilkan gelak tawa dan canda.

AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang