Part 4: The Queen

91 11 0
                                    

Ravendiom.

Lima sekawan bangsawan itu baru saja memasuki kantin berjalan menuju tangga pualam di tengah area makan tersebut. Kantin Greatest School terbagi menjadi dua. Lantai satu adalah kantin bersama milik murid kota dan para guru. Lantai dua adalah milik pangeran dan putri para bangsawan.

Sambil menaiki tangga, Caleb dan Phoebe masih berdebat mengenai apa yang baru saja terjadi minggu lalu. Phoebe masih dengan argumentasinya bahwa Caleb selalu membawa mereka ke dalam bahaya, bahwa 'Nenek Sihir' itu - yang ternyata adalah salah satu pelayan di kebun kerajaan - bisa saja adalah nenek sihir sungguhan. Caleb masih membela dirinya bahwa kehadiran sang pelayan adalah di luar dugaan mereka, dan nyatanya mereka masih baik-baik saja.

Nampaknya sejak kejadian minggu lalu, Caleb dan Finns sudah tidak begitu bersemangat untuk menggali lebih lanjut pintu rahasia di pekarangan istana Stephen. Bukan karena takut pada 'Nenek Sihir', namun mereka sudah tidak begitu berminat pada apapun di balik pintu karat hitam tersebut.

Mereka duduk di sebuah meja bundar, tempat biasa kelima sekawan itu duduk, lalu tak lama kemudian makanan dihidangkan oleh pelayan kantin.

"Omong-omong, minggu depan ulang tahun Clara," kata Phoebe. "Aku melihat undangannya, dad menunjukkan padaku dan Finns."

Clara mengangkat bahu. "Ya, mom mengundang banyak sekali orang. Ia bahkan mengundang anak-anak kota di angkatan kita."

"Cepat sekali sudah ulang tahun Clara," Finns berkata dengan tatapan kosongnya yang biasa sambil menggigit kacang polong, "berarti sebentar lagi tahun baru dan ulang tahun Stephen."

Ulang tahun Clara dan Stephen memanglah sangat dekat. Clara di akhir tahun, dan Stephen adalah di awal tahun. Namun fakta biasa yang diucapkan oleh Finns ternyata membuat Clara tiba-tiba merona.

Benar sekali! Sebentar lagi Stephen berulang tahun.

"Kenapa wajahmu memerah?" tanya Caleb, menangkap basah perubahan wajah Clara.

Clara tidak menjawab, menekuni makanannya dengan wajah yang masih merona. Yang lain kini juga memperhatikan Clara. Namun hanya Stephen yang paham, karena tiba-tiba saja wajahnya juga memerah.

"Dan sekarang kau juga," Phoebe mengernyit. Lalu tiba-tiba saja gadis itu meletakkan sendoknya, lalu tangannya menangkup mulutnya. Ia terlihat histeris. "Ah benar juga! Stephen akan berusia 15 tahun!"

"Lalu?" tanya Caleb dan Finns bersamaan. Caleb terlihat tak senang karena tak mengerti arah pembicaraan Phoebe.

"15 tahun, oh ayolah!" Phoebe nampak jengkel pada kedua saudaranya yang begitu bodoh karena tidak memahaminya, "Stephen resmi menjadi pangeran mahkota di umur 15 tahun, dan Clara akan dinobatkan menjadi calon ratu pangeran mahkota!"

Ya, tepat sekali. Di usia 15 tahun, status pangeran mahkota secara resmi dinobatkan karena di umur tersebut laki-laki dianggap sudah dewasa. Calon ratu juga akan dinobatkan dalam hari besar tersebut, meskipun sebenarnya pangeran mahkota dan sang calon istri hanya boleh menikah ketika mereka berumur 18 tahun, setelah mereka lulus dari sekolah.

Clara tidak menjawab, ia sibuk memotong ayamnya dengan wajah yang masih merah. Begitu pula dengan Stephen.

"Oh," tanggap Caleb. Ia tampak tak ingin percakapan ini lebih lanjut lagi.

Namun Finns menanggapi, "Bukankah akan canggung nanti? Kalian akan menjadi sepasang kekasih dan suami istri?"

Phoebe menaikkan bahu. Namun yang lain tak menanggapi.

**

Undangan ulang tahun Clara ternyata mengundang banyak perhatian, bukan hanya dari teman-temannya dan anak bangsawan lain. Bahkan anak-anak kota yang mendapatkan undangan tampak asyik membicarakannya.

The Tale of RavendiomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang