Salah seorang penjaga membukakan pintu. Semerbak bau obat-obatan langsung saja menyambut dari dalam ruangan. Suasana di dalam sangat hening. The King menginjakkan sepatu kulitnya di lantai marmer tersebut. Dipimpin oleh Lord Dickerson, raja Ravendiom tersebut masuk ke dalam ruangan kecil tersebut dengan getir. Ia tidak menyukai perasaannya ketika berada di dalam tempat tersebut.
Ketika sang raja sudah sepenuhnya masuk ke dalam ruangan, para pengawal kerajaan menutup pintu di belakangnya, hanya meninggalkan Lord Dickerson, sang raja, dan kini seorang laki-laki yang terbaring di tempat tidur di tengah ruangan. Meskipun ruangan itu didesain sangat klasik - sama seperti ruangan-ruangan lainnya di istana Delaney - namun peralatan canggih kedokteran yang modern bertebaran di mana-mana. Laki-laki yang terbaring di tempat tidur itu berbalik memperhatikan kehadiran sang raja. Selang-selang infus bertebaran di tubuhnya yang ringkih.
"Halo, Stanley," sapa laki-laki itu dengan suara yang amat serak.
Dari penampilannya, laki-laki itu nampak sangat tua. Matanya yang sayu, kepalanya yang botak, serta pipinya yang kurus membutnya tampak seperti pria lanjut usia. Namun ketika ia menunjukkan senyum lemahnya, King Stanley masih dapat melihat bekas-bekas wajah tampan di balik keringkihan itu.
"Bagaiamana dengan putri Chaney?" tanya laki-laki yang berbaring tersebut.
"Ia mengatakan tepat seperti yang anda katakan, My Lord," Lord Dickerson yang menjawab.
"Kalau begitu aku harus bertemu Howard," laki-laki itu menatap pada sang raja. Kedua mata biru itu bertubrukan. "Ada yang harus kukatakan padanya."
King Stanley mendesah sambil menggeleng kecil, "Itu tidak akan terjadi, Howard selalu mengira kau, Nick, dan uncle Ben tidak pernah kembali."
Laki-laki tersebut tertawa serak. Kini ia menatap langit-langit kamar yang dilukis dengan taburan bintang. "Berarti ini saatnya untuk sahabatku yang satu itu tahu."
"Apa yang kau rencanakan, Chad?" Stanley bertanya. "Aku selalu mendengarkan seluruh petunjukmu, dan kau lihat putraku saat ini seperti boneka milik putri Flores."
"Stephen akan belajar," kata laki-laki bernama Chad tersebut, "untuk merasakan sakit hati."
King Stanley mendesah. Lagi-lagi ia tak mengerti jalan pikiran laki-laki bernama Chad tersebut. Ia tidak pernah seratus persen setuju dengan nasihat temannya tersebut untuk menyetujui pernikahan putranya dengan putri perdana menteri Ravendiom. Stanley bukan orang yang suka melanggar perjanjian. Namun seperti kata Chad, ini untuk kebaikan negerinya. Namun melihat putranya kini menjadi boneka mainan orang yang ingin menjatuhkan keluarganya dari tahta, Stanley semakin tidak yakin apakah keputusannya mempercayai Chad adalah hal yang benar.
"Dan kenapa ia harus belajar sakit hati ketika sekarang ia dikontrol oleh pihak musuh?"
"Saat waktunya tiba, Stan, tidak ada waktu bagimu untuk mengkhawatirkan tetek bengek tuntutan masyarakat kota, karena musuh kita hanyalah satu,"
"Jika Flores mendapatkan semua suara dan Dunlap yang mengbackup keinginannya, tidak akan ada yang berdiri di siai kita," kata Stanley gusar. "Dan seperti yang kau katakan, Russel pun berada di pihak mereka."
"Russel, anak bodoh itu, kalau boleh jujur ibumu terlalu memanjakannya," kata laki-laki tersebut tenang. "Stanley kawan, Flores dan Dunlap hanyalah kerikil yang tak perlu kau hiraukan, kau sendiri tahu ada bongkahan besar yang sedang menghampirimu."
"Chad, aku ingin mempercayaimu, tapi bahkan sampai saat ini kami jarang mendengar berita apapun dari manusia-manusia liar, hutan itu terlalu berbahaya bagi mereka untuk hidup."
"Mereka yang pandai tidak akan mengebom rencana mereka di sekitar wilayah lawan, mereka akan melakukannya langsung di depan wajahmu," kata Chad. "Dan ingatlah, Stan, siapa orang-orang yang dibuang oleh ayahmu itu."
Stanley bergerak gusar. Di sebelahny, Lord Dickerson diam bergeming.
"Lalu apa rencanamu sekarang?" tanya King Stanley. "Dengan ditahannya putri Chaney, Flores akan memenangkan Howard, dan seperti katamu, mereka hanyalah kerikil, tapi jika jumlahnya melampaui batas..."
"Howard akan berdiri di sisimu, aku dapat menjamin itu," kata Chad serius. "karena itu, aku perlu meyakinkan sahabatku itu. Dan tidak ada hal lain yang dapat kita lakukan selain bersiaga saat ini. Dan sampai hari itu tiba, kau harus menemukan Uncle Ben secepatnya."
**
AUTHOR NOTE:
SWIPE SWIPE! 2 PARTS ARE PUBLISHED TODAY <3
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Ravendiom
FantasiaClara - putri bangsawan, hidup berkelimpahan, namun selalu iri dengan kehidupan anak kota yang bebas. Sophie - hidup di district lingkar tujuh, hidup berkekurangan, namun atas pesan ayahnya ia tetap bersekolah di distrik lingkar satu yang penuh deng...