Jangan lupa klik 🌟!
***
Sejak kejadian dimana ia memergoki perselingkuhan Barry. Arletta langsung memutus kontraknya dengan perusahaan Barry. Keluarga Arletta juga mendukung keputusannya setelah mengetahui sifat busuk Barry. Kini Arletta terus menyibukkan diri dengan pekerjaannya dan membuat media bertanya-tanya perihal hubungan renggangnya dan Barry.
"Untuk pemotretan selanjutnya kau bisa menyelesaikannya besok." Ujar fotografer yang bekerja sama dengannya.
"Kenapa harus besok? Kenapa tidak sekarang?" Tanya Arletta menuntut.
Fotografer itu menggaruk rambut belakangnya. Bingung bagaimana cara menjelaskan pada Arletta jika foto Arletta sedari tadi hanya menampilkan wajah dingin dan angkuhnya sangat berbanding terbalik dengan tema mereka yang menampilkan seorang gadis yang sedang mengalami cinta pertama.
"Aku hanya takut kau lelah." Jawab fotografer itu.
"Aku tidak lelah sama sekali, Alex!" Bentak Arletta. See. Bahkan gadis itu tidak bisa menyembunyikan emosinya.
Seorang gadis mendekati Arletta dan mengusap punggung Arletta. Gadis itu adalah Ron. Sahabat sekaligus manajernya.
"Ar, ini sudah malam." Ron menunjukkan jam tangannya pada Arletta agar Arletta mengerti jika sekarang sudah jam 10 malam.
"Lantas apa masalahnya?!" Suara Arletta terdengar meninggi.
"Alex memiliki istri yang sedang menunggunya dirumah." Jelas Ron.
Hati Arletta terasa diremas mendengar kata istri. Rasanya semua orang disekitarnya sudah bahagia, sementara dirinya? Apakah ia memang perempuan yang jahat hingga kebahagiaan terasa menjauh darinya.
"Terserah!" Setelah mengatakan itu ia segera melangkah lebar meninggalkan studio foto itu.
Arletta menghampiri mobilnya dan memilih duduk di kursi penumpang sambil menunggu Ron datang dan Ron benar-benar datang. Wanita dengan rambut legam itu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Tadi ia berlarian mengejar Arletta setelah meminta maaf pada Alex mengenai sikap buruk Arletta.
"Kau tidak boleh bersikap buruk pada Alex ataupun fotografer lainnya jika tidak mau karirmu hancur." Peringat Ron.
Arletta hanya menegakkan tubuhnya angkuh dan membuang muka. Ron hanya mendengus.
"Apa ini?" Tanya Arletta saat menemukan sebuah undangan hitam atas dasboard.
"Undangan ulang tahun dari Levin. Aku tahu hubunganmu tidak begitu baik dengannya tapi entah kenapa dia mengundangmu. Kupikir kau tidak akan suka makanya undangan itu ku letakkan disana."
Hubungan Arletta dan Levin memang memburuk sejak pernikahan Nadine bersama Angga, laki-laki yang dijodohkan dengan Nadine. Levin bersikukuh jika Nadine menghianatinya karena Arletta yang mempengaruhi Nadine. Konyol memang. Tapi Arletta tidak terkejut ia malah menerima tuduhan itu tanpa protes dan hanya dirinya dan Levin yang mengetahui masalah tuduhan itu, karena Arletta selalu mengunci mulutnya rapat-rapat.
"Kapan acaranya?" Tanya Arletta tampak tertarik.
Ron hanya mengernyit. Yang ia tahu Arletta dan Levin tidak pernah akur. Levin bahkan menolak Arletta sebagai model di salah satu produknya. Tapi ia tidak mau memusingkannya. "Malam ini."
"Apakah tidak terlambat jika kita datang kesana?" Tanya Arletta lagi, kali ini ia sedikit curiga.
"Kurasa tidak acaranya dimulai pukul 10 malam di salah satu club langgananku." Jawab Ron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darts With The Bastard
RomansaSejak pertemuan pertama mereka Arletta sudah mengibarkan bendera permusuhan pada Levin dan sejak itu juga Levin selalu mengganggu gadis itu. Satu-satunya gadis yang tidak bisa ia baca. Bagi Levin, Arletta adalah gadis angkuh yang keras kepala. Hubun...