I Love My Hero

7.4K 531 20
                                    

Lisa terus berlari tanpa arah. Sekarang yang ada dipikiran Lisa hanya satu dia harus bisa mencari bantuan agar Jungkook dapat terselamatkan. Segerombol pria berbadan kekar terus mengejar Lisa dari belakang. Lisa terus berlari lalu ia menemukan sebuah taxi yang berhenti di pinggir jalan, Lisa tak peduli taxi itu kosong atau tidak. Masuklah Lisa ke dalam taxi dan mengunci pintunya.

"Jalan Hwanju No.54"

"Maaf mbak, taxi ini sudah ada yang memesan silahkan anda cari taxi yang lain."

"Saya bayar 5X lipat, jalan sekarang!!"

"Baiklah."

Lisa meminta sopir taxi itu untuk mengantarnya ke rumah Taehyung. Kenapa Lisa pergi ke rumah Taehyung? Karna Lisa tau teman-teman Jungkook memang lebih sering berkumpul di rumahnya. Rumah tampak sepi, namun Lisa tetap masuk dan mencari Taehyung.

"Eh mbak!! HP nya ketinggalan!!" Sopir itu meneriaki Lisa untuk memberitahukan jika Ponsel Lisa tertinggal di kursi belakang mobilnya namun Lisa tak mendengar dan sudah terlalu jauh masuk ke dalam rumah Taehyung.

Lisa mengetuk beberapa kali pintu rumah Taehyung namun sama sekali tak ada jawaban. Lisa dibuat semakin tidak tenang dan gelisah. Sudah beberapa kali dia mengetuk pintu tetapi tidak ada yang membukakannya. Lisa semakin takut jika nyatanya Taehyung tidak ada di rumah.

"Tuan Taehyung sedang tidak ada di rumah, Non. Ada yang bisa bibi sampaikan?" Pembantu rumah Taehyung muncul dari belakang halaman rumahnya.

"Kemana dia?"

"Tadi sih bibi dengar Tuan Taehyung mau berkumpul di bar temennya, Non. Mungkin dia disana."

Barnya Suga.

"Udah lama perginya?"

"Baru aja,Non. Mungkin belum sampai, masih perjalanan disusul aja. Nanti saya telfon Tuan Taehyung kalo non Lisa nyusul."

Lisa mengangguk pelan. "Baiklah. Saya nyusulin dia dulu, bi. Permisi."

Lisa pun pergi menuju bar Suga yang memang tak jauh dari rumah Taehyung. Lisa hanya berharap teman-teman Jungkook ada di bar.

Sementara Lisa sedang mencari bantuan, Jungkook sudah tidak berdaya diserang oleh beberapa pria berbadan kekar. Menyerah? Tidak. Jungkook tidak peduli sekalipun nyawanya melayang. Dipikiran Jungkook hanya satu, Lisa dapat selamat dari tempat itu masalah dirinya biarkan Tuhan yang mengaturnya.

10 menit..

20 menit..

30 menit..

Lisa terlihat belum muncul sama sekali bahkan Jungkook sudah lemas karena terlalu banyak mengeluarkan darah. Mata Jungkook sudah tak dapat melihat dengan jelas, tubuhnya lemas. Dan akhirnya Jungkook pun terbaring di lantai dengan keadaan yang sangat buruk. Namun terdengar suara beberapa pria yang menghampiri Jungkook, dan itu adalah teman-temannya. Sementara teman-temannya menghajar beberapa pria berbadan kekar itu, Lisa membantu Jungkook berdiri dan membawa Jungkook pergi dari tempat itu. Suasana di dalam mobil dipenuhi dengan suara tangisan Lisa yang mengkhawatirkan Jungkook.

"Jungkook kumohon bertahanlah.. maafkan aku, semuanya salahku. Kumohon, jangan tinggalkan aku."

Bahkan Jungkook sudah merelakan nyawanya untuk Lisa sudah yang kedua kalinya. Dia tidak berfikir apakah nantinya dia dapat hidup lagi. Karena memang Jungkook sudah berjanji dirinya akan tetap melindungi Lisa apapun yang terjadi.

Lisa tak tenang menunggu kabar dari dokter yang memeriksa Jungkook. Lisa terus menyalahkan dirinya karena dia sudah membuat Jungkook diambang kematian lagi.

"Bagaimana,dok? Dia baik-baik saja kan?"

"Dia baik-baik saja. Mungkin setelah ini dia akan sadar, anda bisa menjenguknya." Dokter itu tersenyum ke arah Lisa.

"Syukurlah. Terima kasih,dok."

Aku tau kau pasti kuat.

Tak lama kemudian, Lisa memberanikan diri untuk masuk kedalam dan menjenguk Jungkook.

"Kau baik-baik saja,kan?" Tanya Jungkook begitu dia melihat kedatangan Lisa.

"Jungkook.. maaf, aku terus membuatmu berkorban." Sesal Lisa.

Jungkook tersenyum tipis.
"Aku pernah berjanji dengan diriku sendiri jika aku akan melindungimu kapanpun itu. Tak peduli apa yang akan terjadi pada diriku nantinya."

"Kenapa kau melakukan hal sebodoh itu? Nyawamu akan dipertaruhkan, Jungkook. Kapan kau memikirkan dirimu? Kau tau.. dengan kejadian seperti ini membuatku takut. Takut akan kehilangan dirimu. Jangan terlalu bodoh, Jungkook."

Kenapa keceplosan lagi-,

"Aku tidak dengar. Bisa diulangi?" Jungkook tersenyum mencoba menggoda Lisa.

Lisa mencubit lengan Jungkook.
"Mulai kan nyebelinnya."

"Nyebelin tapi kau suka kan?" Jungkook menatap Lisa yang hanya tersenyum.

Bahkan untuk membencimu sehari saja aku tidak bisa.
Untuk mengatakan bahwa aku baik-baik saja tanpamu pun aku tidak bisa.
Bersikap membencimu tidak membuatmu berhenti untuk melindungiku.
Kau memang pahlawanku.
Sampai kapanpun itu.
Tuhan tidak salah sudah membiarkanku mencintaimu.
Love you kookieku.

"Kenapa menatapku seperti itu? Kangen ya? Sudah berapa hari kau mendiamkan ku?"

"Yya! Bukannya kau yang mendiamkan ku?"

"Aku mendiamkan mu biar kau sadar jika kau tidak akan bisa menjalani hari tanpa diriku." Jungkook tersenyum.

"Sudah bisa tersenyum sekarang? Tidak lupa bagaimana caranya tersenyum ternyata." Lisa menarik bibir sebelah kirinya.

"Kau pikir aku tidak bisa tersenyum uh?"

"Dulu pertama kali aku mengenalmu bahkan melihatmu tersenyum pun berasa seperti sedang melihat kejadian paling langka di dunia. Harus diabadikan. Sekarang melihatmu tersenyum pun aku sudah terlalu bosan."

"Oh jadi kau ingin aku menjadi seperti dulu yang jarang tersenyum? Oke akan ku lakukan."

"Jangan! Kau tidak tersenyum saja melelehkan para yeoja apalagi tersenyum. Jadi jangan berhenti tersenyum apalagi tersenyum karena aku."

Jungkook tersenyum lalu mengelus puncak kepala Lisa.
"Belajar menggombal darimana uh?"

"Dari Jimin." Lisa tertawa.

"Eits, apa ini. Kenapa Jimin uh?" Teman-teman Jungkook pun datang setelah mereka selesai menyelesaikan masalah tadi.

"Sudah baikan kalian? Hei Jungkook, kau harus tau bagaimana khawatirnya dia saat mencari bantuan pada kita. Kau tau? Dia sudah seperti bayi yang tidak tahan dengan popoknya yang penuh." Taehyung tertawa namun tak ada satupun yang ikut tertawa.

"Garing." J-Hope menggelengkan kepalanya.

"Tidak berbakat." Jin menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Itu lucu bodoh. Kenapa tidak tertawa? Tertawalah." Taehyung menyenggol lengan Suga.

"Terima kasih karena kalian sudah mau membantu Lisa. Jaga dia jika aku sedang tidak ada disampingnya." Jungkook tersenyum menatap Lisa.

Apa maksudnya?








TBC gaes!
Votement yuuu..
Kira-kira apa maksud Jungkook ngomong itu? Apa ada maksud lain?
Komen jawaban kalian yuu



THE ICE PRINCE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang