Sebelum baca dimohon kalo bacanya sudah selesai, vote nya jangan lupa. No vote just read, slow update. Maap, tapi author udah mulai kesel banyak readers tapi vote dikit. I'm sorry gaes...
.
Lisa masih tetap menunggu keajaiban dari Tuhan untuk membangunkan Jungkook dari komanya selama 4 hari.
Jungkook masih menutup matanya dan membiarkan Lisa menunggunya berharap dia akan bangun dari komanya. Lisa bahkan absen dari kampusnya hanya untuk menunggu Jungkook di rumah sakit. Kedua orang tua Jungkook sedang pergi ke Jepang dan Hanbin sama sekali tidak peduli dengan keadaan Jungkook. Jika tidak Lisa dan teman-teman Jungkook, siapa lagi yang menunggu Jungkook.Bunyi mesin pendeteksi jantung kini masih setia berbunyi. Alat bantu pernafasan juga masih melekat pada hidung Jungkook. Lisa tak sanggup lagi melihat keadaan Jungkook yang semakin hari semakin memburuk. Bahkan tidak ada kabar jika Jungkook mulai sadar dari komanya. Lisa menangis dan memeluk Jungkook dengan erat. Membisikkan kata demi kata berharap Jungkook mendengarnya dan segera bangun. Namun, semua hal itu tidak ada hasilnya. Jungkook tetap menutup matanya.
"Lisa, sebaiknya kau pulang. Biar aku yang menjaganya. Kau bahkan absen selama 4 hari. Kau tidak boleh seperti ini, pulang lah. Kau butuh istirahat." Suga menatap Lisa yang masih menggenggam erat tangan Jungkook.
"Tidak apa, Suga. Aku baik-baik saja. Aku masih mau menemani Jungkook disini. Kau pulanglah, kau kan harus mengurus club mu."
"Baiklah, aku sudah menyuruh temanku untuk menjagamu disini. Sebentar lagi dia akan datang. Aku harus segera menuju club."
Lisa menganggukkan kepala.
"Hati-hati dijalan."
Suga tersenyum kemudian pergi dari kamar Jungkook.Lisa menatap wajah Jungkook lagi. Lisa mengusap kepala Jungkook pelan, kemudian tersenyum.
Aku senang, sekarang aku dapat sedekat ini denganmu Jungkook. Aku bisa menyentuh rambut coklatmu, bisa menggenggam tanganmu, bahkan aku bisa menatap wajah tampanmu sedekat ini. Maafkan aku, jika aku selalu menyusahkanmu.
Kumohon Jungkook, bangunlah. Ada teman-temanmu yang rindu denganmu. Dan Jennie, dia pasti sangat mencemaskanmu. Bangunlah Jungkook..Suara decitan pintu terdengar. Suara langakahan kaki mulai mendekati Lisa. Sebuah tangan menepuk pelan bahu Lisa. Saat Lisa menoleh, Lisa mendapati seorang namja yang tak asing lagi baginya. Namja berambut blonde dan bermata sipit. Kini dia melihatnya lagi setelah sekian lama dia tak pernah menjumpainya.
"Jimin?" Lisa menatap Jimin heran.
"Kau masih mengingatku?" Jimin duduk di depan Lisa.
"Sedang apa kau disini? Darimana kau tau aku disini?" Lisa menyeritkan dahi penuh keheranan.
"Jungkook belum sadarkan diri?" Jimin menatap Jungkook yang berbaring diatas tempat tidur.
"Kau.. mengenal Jungkook?" Lisa semakin dibuat bingung dengan perkataan Jimin.
Jimin tersenyum.
"Dia temanku. Teman masa kecilku. Mana mungkin aku tidak mengenalnya."Teman?
"Dunia ini terlalu sempit. Tak kusangka kau bahkan kekasih temanku sendiri. Selama ini, dia tidak pernah bercerita soal kekasihnya. Aku bahkan terkejut begitu mendengar jika dia sudah resmi mempunyai kekasih." Jimin tertawa kecil.
"Maaf, aku tidak tau jika Jungkook adalah temanmu. Setauku, temannya adalah Suga ternyata masih ada teman yang lain." Lisa tersenyum.
"Dia beruntung mendapatkanmu." Jimin memandang Jungkook lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE ICE PRINCE✔
Fiksi PenggemarJungkook, namja dingin dan misterius berhasil membuatku terus berkorban demi mendapatkannya. - Lalisa. ° Bahasa baku! Annyeong! ini ff gw tentang lizkook yang pertama kali gw buat. Dan saranku, liat storynya jangan cuma di chapter 1 doang, sampe u...