.
.
.
*Author Pov
Gadis berambut orange terlihat sedang mengejar seseorang dan sesekali meneriakinya dengan nama "Ten". Lisa, dia sedang mengejar Ten bersama mobil yang dibawanya. Namun Ten tak menyadari keberadaan kekasihnya yang mengejarnya dari belakang. Gadis itu masih mengejarnya dan terhenti karena ia jatuh tersungkur terus mengejar hingga tak sadar jika jalanan yang ia lewati terdapat banyak kerikil.
"Tsk, apa dia benar-benar tak peduli denganku? Kenapa aku harus terjatuh juga. shit! dia sudah jauh sekarang." ucapnya menggerutu mengabaikan luka yang cukup parah dilutut mulusnya.
Seseorang datang menghampiri Lisa disana. Mengkhawatirkan Lisa dengan lukanya yang cukup parah itu. Lisa terbelak ketika melihat namja itu menghampirinya. Dia merasa aneh ketika namja itu tiba-tiba datang menghampirinya. Datang dengan earphone yang menempel ditelinganya.
"Apa kau bodoh? kau tau dia tidak akan mendengarmu, kenapa masih mengejarnya?!" ucap namja yang kini berdiri disamping nya dengan tangannya yang dimasukan dalam kantong celananya.
"Apa pedulimu? Dia namjachinguku. Jadi tidak ada alasan lain untuk aku mengejarnya."
"Lalu apa dia peduli jika kau jatuh dan terluka seperi ini?! apa dia berbalik lalu menolongmu?!"
"Diam! aku tidak peduli dia akan menolongku apa tidak. Aku akan tetap mengejarnya."
Lisa mencoba berdiri dan sesekali meringis kesakitan dengan luka yang cukup parah. Sebuah tangan menahannya agar berhenti melangkah. Namja itu menahan Lisa dengan satu tangan dan tangan lainnya masih bersembunyi dibalik kantong depan celananya. Namja itu memaksa Lisa duduk lalu dia merogoh salah satu kantong jaket mahalnya mencoba mencari sebuah benda disana. Namja itu meniup pelan luka Lisa kemudian menutupinya dengan sebuah plester yang dia ambil dari kantong jaketnya.
"Cinta jangan membuatmu menjadi yeoja yang bodoh!" ucap namja itu lalu pergi meninggalkan Lisa begitu saja.
"Dasar namja dingin." ucap Lisa pelan dengan senyuman tipis menghiasi wajah imutnya.
.
.
Lisa kini tengah berada di perpustakaan kampusnya bersama sahabatnya Rose. Mereka sedang sibuk mengerjakan tugas disana. Rose menyadari ada sesuatu yang menempel dilutut kanan sahabatnya itu. Rose mulai khawatir dengan luka yang bersembunyi dibalik plester itu.
"Kau terjatuh?"
"Ya, kau bisa melihatnya. Tapi tidak apa-apa, ini hanya luka kecil."
"Kau ini selalu seperti itu, jangan anggap itu hanya luka kecil. Jika luka itu menjadi luka besar bagaimana? kau kan juga tidak akan mengetahuinya." Rose mengomel.
"Ish, sungguh ini hanya luka kecil. Aku tidak mau membahas mengenai luka ini. Ini luka yang cukup dalam bagiku."
"Maksudnya? Memang kenapa kau bisa terjatuh?"
"Aku benar-benar kesal dengannya!! Dia benar-benar namja yang menyebalkan!! Aku tidak akan memaafkan nya! Ten, tunggu saja pembalasanku!!
Lisa berteriak cukup keras diruangan itu. Lisa meluapkan emosinya hingga tak tersadar jika dia sedang berada didalam perpustakaan. Seluruh orang menegurnya agar diam. Rose yang merasa sedang ditatap oleh beberapa pasang mata tajam hanya tersenyum malu dengan ulah sahabatnya itu.
"Lisa.. ini perpustakaan. Diamlah.. mereka semua menatap kita seolah mereka ingin menerkam kita. Menyeramkan sekali." ucap Rose dengan nada pelan sambil menutupi wajahnya dengan buku yang dibawanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE ICE PRINCE✔
FanfictionJungkook, namja dingin dan misterius berhasil membuatku terus berkorban demi mendapatkannya. - Lalisa. ° Bahasa baku! Annyeong! ini ff gw tentang lizkook yang pertama kali gw buat. Dan saranku, liat storynya jangan cuma di chapter 1 doang, sampe u...