JUNGKOOK P.O.V
Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat.. gadis itu kembali.. Shin Yoojin. Bahkan menyebutkan namanya saja sudah membuat hatiku nyeri. Gadis yang 2 tahun lalu sukses membuat perasaanku hancur saat itu. Terakhir kali yang aku ingat, karena dirinyalah aku terbaring selama 6 bulan di rumah sakit.
Aku baru ingat bahwa Soojung si Singa Betina itu sedari tadi berjalan dibelakangku. Akupun langsung membalikan tubuhku, dan melihat Soojung masih ada disana memperhatikan ku yang tiba tiba berhenti. Wajahnya menyiratkan sedikit kebingungan dan juga emosi yang masih meluap luap.
Tanpa pikir panjang segera kuraih tangannya dan menariknya menjauh dari tempat itu. Aku hanya tidak ingin gadis ini bertemu dengan Yoojin dan mendengarkan pernyataan pernyataan bodoh yg dilontarkan nantinya dan akan menjadi boomerang bagi diriku.
Bisa aku dengar rengekannya ketika memohon untuk melepaskan genggamanku di tangannya. Aku tidak menggubrisnya dan tetap menariknya menjauh. Tetapi suara Yoojin sukses mengehentikan langkahku. Aku hanya berharap Soojung tidak memperdulikan gadis itu.
Aku bisa rasakan Soojung yang sekarang menjadi lebih tenang. Aku masih belum melepaskan genggamannya, justru sebaliknya aku semakin mencengkram tangan gadis itu. Ada rasa sakit yang berkecamuk di hatiku yang sedari tadi ku tahan.
Kembali ku tarik tangan Soojung. Tetapi tenaga gadis itu ternyata kuat juga. Iapun berhasil melepaskan genggaman tanganku. Akupun menoleh ke arahnya, tetapi wajahnya menyiratkan seperti ia ingin menghabisiku saat itu juga.
Namun bukan tatapan Soojung yang menjadi fokusku saat ini, melainkan senyuman gadis yang berada di belakang Soojung, yang saat ini sedang berlari kecil menuju ke posisiku. Lewat senyumnya yang lebar ia seakan ingin menancapkan pisau yang tertancap di hatiku semakin dalam.
Sebelum sempat Yoojin mendaratkan kakinya di hadapan ku. Segera ku raih tangan Soojung yg sedang lengah dan menariknya kedalam pelukanku. Ku daratkan bibirku di bibir mungil milik Soojung sebelum ia mengeluarkan sebuah protes.
"Jangan berkata apapun, akan kujelaskan nanti" bisikku kepada Soojung. Gadis itu masih tetap diam dan terkejut. Begitu pula dengan Yoojin yang tidak kalah terkejutnya dengan Soojung. Akupun kembali menarik Soojung menjauh, yang kali ini tanpa sedikitpun perlawanan.
"Aku harap Soojung tidak berpikir yang macam-macam."
•••••••••••••••••
SOOJUNG P.O.V
Aku masih mengikutinya, entah mengapa kakiku terus melangkah mengikuti laki laki itu, tetapi tidak dengan pikiranku. Aku masih sibuk menerawang tentang kejadian tadi. Aku merasa bahwa ciuman itu bukanlah hal yang baru bagiku.
Ketika Jungkook mendaratkan bibirnya diatas bibirku, bayangan itu kembali muncul. Kali ini seperti lebih nyata, seakan akan diriku juga ikut terlibat di dalamnya. Bayangan tentang sepasang kekasih dibawah cherry blossom yang sedang merekah.
Aku masih sibuk memahami dari setiap potongan bayangan yang selalu hadir di pikiranku secara tiba tiba, ketika Jungkook menghentikan langkahnya. Punggungnya terlihat naik turun, seakan akan ia habis berlari 20x putaran nonstop.
Laki laki itu memutar tubuhnya kearahku. Aku bisa menebak dari raut wajahnya. Ada guratan kecewa, rasa bersalah, sakit hati, trauma, dan satu hal yang tidak bisa aku ungkapkan. Ia memejamkan matanya. Perlahan genggaman tangannya terlepas dari tanganku.
Kupandangi setiap lekuk wajahnya, dari pucuk kepalanya, turun ke dahinya yang ditutupi poni, matanya yang bulat, tulang hidungnya yang tinggi, lalu pipinya, sebelum akhirnya turun ke bibirnya. Aku menscan setiap inci wajahnya. Namun tidak kutemukan apa yang sedang kucari.
Aku terus mencoba mencari jawaban dari setiap pertanyaanku. Bahkan fakta bahwa laki laki itu baru saja menciumku pun aku kesampingkan. Aku masih tetap memandang wajahnya kosong, ketika laki laki itu mengguncang tubuhku.
"Hey Lee Soojung, apa kau mendengarkanku?" Suara laki laki itu kembali membawaku dari awang awang. Suaranya yang terdengar menjengkelkan kembali membuatku sadar dari lamunanku. Aku masih menatapnya lekat lekat dengan memasang wajah penuh pertanyaan.
Dia kembali membuka mulutnya mencoba mengatakan sesuatu. Namun aku kembali kedalam kolam pertanyaan ku. Tak kuhiraukan perkataannya, aku hanya fokus menatap wajahnya, terutama bibir tipisnya yang terlihat sedang mengucapkan beribu ribu kalimat yang aku tidak perduli isinya.
Aku mencoba mencari kecocokan antara sosok dihadapanku, dengan bayangan yang selalu muncul tiba tiba dikepalaku. Tetapi hasilnya tetap nihil. Laki laki itu terus saja berbicara, tetapi tidak satupun kalimat yang keluar dari mulutnya bisa kutangkap.
Sebelum ia semakin panjang menjelaskan apa yang ia ucapkan. Aku segera memotong ucapannya..
"Shikkeureowo.. naega piggeonhae.. jigeumeun.. honja itgo shippeoyo."
(Diamlah.. aku lelah.. aku ingin sendiri sekarang.)**ucapku datar, sebelum aku berbalik dan pergi meninggalkan laki laki itu sendiri. Aku melangkahkan kakiku gontai, masih dengan pertanyaan yang menggantung, dan juga rasa berat yang menggelayuti hatiku.
"Lee Soojung!
Maafkan aku.."
Itulah yang kudengar dari mulut Jeon Jungkook sialan itu, sebelum aku semakin menjauh dan menghilang dari hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon and The Star
Fanfiction"Kalau ku ibaratkan.. Ia bagaikan bintang yang berhamburan di langit luas.. memenuhi langit malam yang sulit kau tebak.. Bintang yang tidak pernah berubah.. Hanya saja disuatu malam ia akan muncul dan di malam berikutnya ia akan hilang.. Lalu.. Baga...