All becomes clearer

35 1 0
                                    

Sudah 3 hari berlalu sejak terakhir kali Soojung terjatuh dan tidak sadarkan diri. Kondisinya sudah membaik, begitu menurut Seokjin.

"Kau sudah meminum obatmu?" Tanya Seokjin pada Soojung yang terlihat jauh lebih baik dibanding 3 hari yang lalu.

Soojung hanya mengangguk sambil menyesap jus apelnya. Tatapannya menerawang menembus awan sore hari itu. Dia belum menceritakan kebenarannya pada Seokjin. Pemicu mengapa hari itu ia bisa terjatuh dan tidak sadarkan diri.

"Aku ingin ke kamar.." ucap Soojung yang langsung berdiri meninggalkan Seokjin.

"Kau baik baik saja? Tidak ingin bercerita?" Sahut Seokjin yang berhasil membuat langkah kaki Soojung berhenti.

"Belum saatnya kupikir.." jawab Soojung sebelum kembali melangkahkan kakinya menjauhi Seokjin.

•••••

3 hari yang lalu, ketika mimpi buruk itu kembali menghampiri Soojung, gadis itu merenung, membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, mengapa bayangan itu selalu datang di mimpinya.

Ia seperti benar benar terlibat di dalam kejadian itu.. tapi kapan kejadiannya, ia tidak ingat. Ia berusaha melupakan semua kejadian itu, ketika tanpa sengaja tangannya menyambar sebuah kotak dan menjatuhkannya.

"Sial!" Umpat Soojung pagi itu, harinya berantakan seperti isi dari kotak itu. Ia juga tidak tahu, sejak kapan ia menyimpan kotak sebesar itu di kamarnya.

Ia pun merapikan kembali isinya, dan menemukan sebuah amplop bertuliskan "My Moon" dan beberapa dokumen lainnya dengan tulisan yang sama.

Ia amati untuk beberapa saat sebelum akhirnya memasukan satu amplop berwarna merah muda dengan corak bunga lili depannya ke dalam tasnya. Karna hanya amplop itu yang masih tersegel belum pernah di buka. Dan meletakan kembali yang lainnya ke dalam kotak.

Hingga ketika jam istirahat tiba ia membuka surat itu. Sebuah surat dengan tulisan tangan yang apik, sebuah surat yang sepertinya ditujukan untuknya.

"Seoul, 25 mei 2016

Malam ini bulan bersinar begitu terang, namun tetap tidak mengatakan sepatah katapun pada sang bintang yang menyinarinya.

Malam pun juga begitu, sama sunyinya seperti sang bulan. Tidakkah mereka tau, waktu sang bintang begitu terbatas.

Sebentar lagi mentari datang, langit malampun berubah warna, lalu bulan akan kembali redup, tergantikan cerahnya matahari.

Tetapi langit malam akan tetap bersatu dengan bulan..

Ku harap ketika kau bersinar lagi, kau bisa menatap langit malam itu, dan menatap ribuan bintang yang menghiasinya.

Karna aku akan berada tepat di antara bintang bintang itu..

-Minhyun Hwang- "

Soojung terdiam, sejenak semua bayangan itu menjadi lebih jelas baginya. Semuanya seperti setiap potongan puzzle yang selama ini hilang, yang telah ia temukan.

Soojung menyusuri koridor sekolahnya, langkah kakinya terasa hampa, pikirannya melayang, semuanya sudah jelas kini. Apa yang selama ini ia lihat, hanyalah memori masa lalunya.

Ia menuruni tangga, tubuhnya terasa semakin berat, hingga akhirnya semuanya gelap bagi Soojung.

•••••

"Aku sudah copy-kan beberapa tugas yang harus kau kerjakan.. cepatlah pulih, aku kesepian tauu.." keluh Hara sambil meletakan beberapa lembar copy dari tugas tugas yang harus Soojung kerjakan selama ia tidak masuk.

"Kau belum cerita mengenai kompetisi international mu kemarin.." jawab Soojung sambil menatap langit sore dari balik jendela kamarnya..

"Bukankah aku sudah mengirimkan foto trophy kemenanganku?" Jawab Hara.

"Aku minta cerita, bukan foto."

"Yaa begitu laah.. seperti kompetisi pada umumnya.. seperti yang pernah kau lihat.."

Soojung tau betul, Hara si pengecut itu pasti menerima beberapa kritikan buruk dulu sebelum tampil. Tapi hebatnya, dia selalu bisa menepis semua komentar buruk tentangnya. Hara adalah gadis yang hebat.

"Hara-ya.."

"Hmm?"

"Mau membantuku?"

"Bantu apa??"

Soojung terdiam sesaat, sebelum akhirnya melemparkan senyum ke arah Hara.

•••••

"Jungkook-sshi, kau bisa pulang dan beristirahat.." ucap Pelatih Choi kepada Jungkook.

Jungkook kemudian membungkuk memberi hormat pada pelatih Choi, yang disambut dengan beberapa tepukan kecil di pundaknya dari pelatih Choi.

"Kau sudah bekerja keras." Ucap pelatih Choi seraya tersenyum dan meninggalkan Jungkook. Namun Jungkook tetap pada ekspresi datarnya.

3 hari sudah berlalu, tapi si bawel Soojung tidak kunjung menampakan wajahnya. Sesungguhnya ada kekhawatiran di dalam diri Jungkook mengenai kesehatan Soojung.

"Haruskah aku datang menjenguknya?" Pikir Jungkook.. ia kemudian menggelengkan kepalanya cepat.

"Jangan bertindak bodoh Jeon Jungkook.." gumamnya pelan.

"Ya benar, jangan bertindak bodoh.." sahut Taehyung dari balik punggungnya.

"Sedang apa kau disini?"

"Kau bertanya seolah olah aku ini penguntit.. ini aku kembalikan buku catatanmu." Taehyung mengeluarkan sebuah buku catatan berwarna biru laut dari tasnya.

"Catatan?"

"Iyaa.. Bahasa Inggris.. kau lupa? Aku meminjam ini beberapa.. Yhak! Jeon Jungkook! Kenapa kau seperti pencuri.. astagaaa.."

Taehyung berteriak ke arah Jungkook yang sudah berlari membawa pergi buku catatan itu. Cukup aneh bagi Taehyung, tetapi ia tidak begitu perduli.

Taehyung hanya tersenyum melihat kelakuan aneh Jungkook.. "ada apa dengan anak itu? Apa dia kasmaran lagi?" Pikirnya lucu. Sebelum akhirnya pergi menyusul Jungkook meninggalkan ruangan itu.

Sementara Jungkook terus berlari membawa buku catatannya, dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

The Moon and The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang