New Hope

23 3 1
                                    

Soojung P.O.V

Sepertinya, si pesut Jungkook itu benar benar sakit. Setelah kejadian kemarin, hari ini ia juga tidak masuk sekolah. Apa sakitnya cukup parah?

Begitu pikirku pagi ini, ketika sejak 15 menit yang lalu bel masuk berbunyi, aku tak kunjung melihat sosok menyebalkan itu.

"Kenapa juga aku harus peduli.." kembali ku taruh fokus ku pada guru Lee yang sedang menerangkan tentang rumus rumus matematika yang cukup membuat hara menguap berkali kali.

Bukannya khawatir, hanya saja aku penasaran, apakah dia benar benar bisa sakit? Untuk pertama kalinya aku melihat manusia itu jatuh sakit.

••••••

Ketika waktu istirahat tiba kuputuskan untuk tetap di kelas dan memakan bekalku. Si Seokjin itu sangat ahli dalam memasak, ku akui itu.

Bahkan Hara yang berisik itupun bisa tiba tiba diam ketika menikmati makanan yang dibuat oleh sepupuku itu. Sungguh masakan yang ajaib.

Tetapi hari ini Hara tidak bisa menikmati nikmatnya rasa masakan Seokjin Oppa, karena ia harus mengurus surat izin, ia akan pergi ke macau minggu depan, untuk mengikuti lomba.

Aku sedang menikmati lembutnya omelete yang dibuat Seokjin, ketika gadis menyebalkan yang pernah membuat kakiku terkilir itu masuk ke kelasku.

"Hai.. kau Soojung bukan?" Ia bertanya dengan senyumannya yang terkesan dingin itu.

"Kalau kau mencari Jungkook, ia tidak masuk, mungkin sakit." Jawabku langsung pada inti, kemudian memasukan sesendok nasi ke mulutku.

"Tidak aku kesini bukan untuk menemuinya, justru aku ingin menemui mu." Lanjut gadis itu yang tiba tiba sudah menarik bangku di hadapan ku.

Kurasa gadis ini adalah artis yang sering di sebut oleh siswa siswi sekolah ini. Dilihat dari pakaiannya, caranya duduk, makeupnya, dan tatanan rambutnya, aku yakin dia bukan seorang murid."

"Ada apa?" Tanya ku masih dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Bisakah kau jauhi Jungkook, Soojung-ah?" Katanya tanpa basa basi.

Aku hampir saja menyemburkan makanan yang sedang ku telan ke wajah mulusnya itu. Pertanyaan macam apa itu yang baru saja ia ajukan.

"Aku? Menjauhi Jungkook? Hahahahahaha, astaga ini benar benar lucu." Aku tidak dapat menahan tawaku. Gadis ini benar benar lucu, apa ia pikir aku adalah penghalang bagi hubungannya dengan si pesut itu?

Tetapi kemudian tawaku berhenti ketika menangkap wajahnya yang benar benar serius. Ia bahkan tidak ikut tertawa ataupun sedikit tersenyum setelah mengatakan hal itu.

"Ekhem.. begini nona..."

"Yoojin."

Benar ternyata dia artis itu.

"Aah Yoojin, biar ku beritahu.. bahwa aku tidak pernah mendekat pada Jungkook mu itu, kami bahkan tidak dekat. Jadi.. sekarang kau bisa pergi karna kau mengganggu waktu makan siangku.

Dapat ku lihat raut kekesalan di wajahnya, ketika bibir merah mudanya itu tersenyum tipis. Aku rasa gadis ini sangat arogan.

"Jadi.. bisa tolong tinggalkan aku sekarang?"

Sementara gadis itu masih tidak bergeming dari tempatnya. Aku hampir saja tidak peduli dengan apa yang ia lakukan. Ketika ia dengan sengaja melempar kotak bekalku dan menumpahkan semua isinya.

"Oops.. aku tidak sengaja menumpahkan bekal murah mu itu."

Aku tidak ingin berkelahi dengan siapapun, tetapi gadis ini keterlaluan. Senyum menyebalkan Seokjin ketika dia memberikan bekal itu di pagi hari langsung terngiang di kepalaku.

Gadis itu baru saja menghancurkan bekal termahal, yang bahkan tidak akan ia bisa dapatkan dari koki di hotel bintang lima. Sungguh langkah yang salah.

Aku berdiri dari mejaku, dan memasukan kembali isi bekalku yang berserakan di lantai ke dalam kotak bekalku karna ulah gadis ini. Dapat kulihat ujung sepatu mahalnya yang terpasang indah dikakinya dari ujung mataku.

Aku kembali berdiri, dan menumpahkan semua isi bekalku yang sudah kotor itu tepat di atas rok nya yang bisa ku perkirakan harganya bisa mencapai 10 juta.

"Oops.. aku juga tidak sengaja menumpahkannya kembali.. sorry.." ucapku singkat tanpa penyesalan yang berarti.

Dia cukup terkejut, dengan apa yang kulakukan. Wajahnya merah padam, dia benar benar marah. Gadis itu benar benar harus diberi pelajaran. Ia pikir dengan siapa ia berbicara saat ini.

Aku baru akan meninggalkan gadis itu saat tangannya dengan tepat menampar pipiku. Baru kali ini ada seseorang menamparku.

Tiba tiba saja kelasku sudah dipenuhi oleh kerumunan orang. Ini benar benar lucu. Bahkan gadis ini tidak perlu mengundang wartawan, karna sudah banyak koresponden amatir yang siap meliput kejadian ini.

"Itu ganjaran yang tepat untuk gadis tidak tahu malu sepertimu." Astaga.. apa aku tidak salah dengar, siapa yang tidak tahu malu disini sebenarnya.

Aku masih diam dan hanya menunjukan senyuman tipis di wajahku. Dia benar benar gadis yang kurang berpendidikan. Apa dia sudah mencari tahu latar belakang sekolah ini sebelum menetapkannya sebagai arena bermain?

Aku memutar bola mataku jengah, dan melangkahkan kakiku menjauh. Namun sepertinya gadis ini benar benar tidak ingin berpisah denganku. Ia menahan tanganku dan mencengkramnya cukup kuat.

"Lepas." Kataku dingin. Aku bersungguh sungguh akan menghajar si Jungkook sialan itu jika gadis ini sekali lagi mengeluarkan suara atau bahkan menghajarku.

"Dasar gadis tidak tahu malu. Kau pikir kau sedang berbicara dengan siapa hah?" Pertanyaan sombong itu terlontar dari mulut gadis menyebalkan itu.

"Dan kau pikir kau sedang berbicara dengan siapa? Gadis bodoh, tidak bermoral sepertimu bahkan tidak pantas untuk menginjakan kaki di sekolah ini." Balasku sambil menatap wajahnya. Benar benar aku sudah muak dengannya.

gadis itu baru saja mengangkat tangannya kembali saat seseorang menahannya. Aku menengadah dan mendapati wajah orang itu.

Anak bodoh itu.. apa yang ia lakukan disini? Dia benar benar aneh..















"Sudah ku katakan.. kau tidak akan pernah sendirian Lee Soojung."

The Moon and The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang