The Transition

18 1 0
                                    

Pagi ini Soojung hampir saja terlambat pergi kesekolah. Ia baru akan bersiap siap untuk berlari ketika Seokjin mengatakan bahwa ia akan mengantarnya. Sepanjang perjalanan Soojung menyantap sarapan yang sudah Seokjin siapkan.

"Makanlah dengan tenang.." ucap Seokjin ketika melihat Soojung yang menyantap sandwichnya sambil mengikat sepatu.

Soojung segera menelan sandwichnya dan menjawab kalimat yang Seokjin lontarkan.

"Ini namanya multi tasking oppa, tidak usah banyak komentar dan cepatlah aku hampir terlambat!"

Seokjin hanya menggelengkan kepalanya dan kembali menancapkan gas mobilnya.

"Makan bekalmu dan habiskan, memasak itu tidak mudah, dan.."

"Terimakasih sudah mengantarku Oppa, annyeong!"

Soojung langsung berlari tanpa mengindahkan kata kata Seokjin yang belum selesai..

"Dia bahkan belum membersihkan saus di sudut bibirnya.." ucap Seokjin sedikit frustasi. Ia tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan dengan anak itu.

•••••••••••

Soojung berlari menuju kelasnya, ia tidak mengindahkan pandangan orang orang padanya. Ia bahkan tidak sadar jika ia menyisakan sedikit sandwich lezat buatan Seokjin di sudut bibirnya.

Ia membuka pintu kelasnya dan sangat terkejut ketika ia di sambut dengan konfetti, dan sebuah banner bertuliskan "selamat datang!" Wajah Soojung terlihat sangat bingung, lalu  ia berbalik dan  sangat terkejut ketika melihat seseorang berdiri di belakangnya.

"SELAMAT DATANG KEMBALI JUNGKOOK-AH" ucap si ketua kelas yang di sambut dengan tepuk tangan teman sekelasnya.

Sementara Soojung masih mematung di hadapan Jungkook. Jantungnya berdegup sangat cepat, ia bahkan kesulitan untuk memproses semua yang ia alami dan rasakan di dalam pikirannya.

Soojung masih berdiri mematung, ketika Jungkook menyentuh sudut bibir Soojung dengan ibu jarinya. Ia lalu menjilat ibu jarinya sambil tetap menatap Soojung.

"Lain kali pastikan kau tidak menyisakan makanan di bibirmu Lee Soojung." Bisik Jungkook yang kemudian melewati Soojung dan mengacak sedikit rambutnya. Kemudian disusul dengan suara teman teman sekelas menyoraki mereka berdua.

"Bukankah itu manis sekaliiii~" ucap Minna yang mendapat persetujuan dari teman teman kelas lainnya. Jungkook hanya tersenyum dan berterima kasih atas sambutan yang telah di persiapkan oleh teman temannya.

Sementara Soojung merasakan panas pada wajahnya. Ia lalu menunduk dan berbalik, berjalan menuju tempat duduknya. Sementara semua orang masih mengucapkan selamat kepada Jungkook atas kesehatannya dan kembalinya ia kesekolah.

Soojung duduk di tempatnya dan menatap kerumunan di depannya, ia menatap Jungkook dengan seksama rambutnya terlihat lebih panjang dari terakhir kali ia melihatnya, pipinya terlihat lebih tirus yang membuat tulang hidungnya terlihat lebih tinggi, dan rahangnya lebih tegas.

Tanpa Soojung sadari ternyata Jungkook juga menatapnya dan tersenyum melihat penampilan Soojung hari ini yang begitu berantakan.

"Gadis bodoh itu, sejak kapan ia jadi begitu menggemaskan." Ucap Jungkook dalam hati.

••••••••••

"Ya, Choi Hara, coba periksa keningku, apakah aku demam?"

Hara lalu menempelkan telapak tangannya di kening Soojung.

"Tidak.." jawab Hara sedikit bingung. Ia berpikir apakah temannya ini terserang penyakit siput gila?

"Kau ini kenapa sih Soojung? Habiskan makananmu dan berhenti menunjukan wajah gundah dan berpikir kerasmu itu. Kau tidak sedang ujian masuk perguruan tinggi!" Kemudian Hara mengambil sepotong telur dadar di bekal Soojung dan menyuapinya kedalam mulut Soojung.

"Seokjin Oppa ku telah bekerja keras, habiskan!" Lalu hara kembali menyantap bekalnya.

"Ya.. Choi Hara.. bagaimana jika aku mulai tertarik pada si pesut gila Jungkook itu?"

Hara hampir saja menyemburkan makanannya ke wajah Soojung, namun berakhir dengan ia tersedak makanannya sendiri.

Soojung memberikan air minum ke Hara, dan menepuk nepuk punggungnya.

"Makanlah dengan hati hati.. kau ini.." ucap Soojung sambil mengusap usap punggung Hara.

"Cepat jelaskan padaku! Kau memang berkencan dengannya kan?" Cecar Hara

"Apa kau sudah gila Choi Hara?"

"Lee Soojung, cepat jelaskan padaku, apa maksud perlakuan Jungkook tadi pagi, dan juga pertanyaanmu barusan yang mengindikasikan seakan akan kau memang ada apa apa dengan si Jungkook itu."

"Entahlah, aku juga tidak tahu.." Soojung memasukan sesuap nasi ke dalam mulutnya.

"Mengakulaahh, kenapa kau selalu menghindar sih? si Jungkook itu juga tidak buruk, dia tampan, berprestasi, baik hati, kuat, dia hampir bisa melakukan segalanya, kenapa kau tidak mengakuinya saja?"

Soojung hanya diam mendengar kalimat yang Hara lontarkan. Sebenarnya Jungkook memang tidak buruk. Dan tidak bisa Soojung pungkiri, bahwa belakangan ini,  eksistensi Hwang Minhyun mulai tergantikan oleh sosok Jungkook.

"Jadi kau memang berkencan dengannya kan Soojung-ah?" Tanya Hara kembali mengorek.

"Ti.dak!"

"Tapi kalian mulai dekat kan?" Sambung Hara.

"Aah sudahlah, habiskan bekalmu, kau tidak boleh lemah, kalau sempat aku akan menyusul ke Macau untuk mendukungmu secara langsung!"

"Halah omong kosong, terakhir kali kau bilang kau akan menyusul ke Jeju untuk mendukungku, dan yang kau lakukan hanya melakukan video call."

"Tapi kau tetap juara kan? Aku bahkan menjemputmu di bandara ketika kau pulang."

"Ya ya ya.. terserah lah."

Soojung lalu tertawa begitu juga dengan Hara. Sudah lama sekali Hara tidak melihat tawa Soojung yang seperti ini. Terakhir kali ia melihat senyum Soojung yang seperti ini adalah, ketika Hwang Minhyun mengajak Soojung berkencan.

"Tetaplah seperti ini Soojung-ah.. kumohon.." ucap hara dalam hati.

•••••••••

Jungkook sedang berjalan menuju halte, ketika melihat Soojung sedang duduk sambil menggoyang goyangkan kakinya menunggu bis datang. Di telinganya tergantung sepasang earphone berwarna hijau.

Tanpa pikir panjang, Jungkook memotret gadis itu dengan Kamera ponselnya. Entah ada dorongan apa, Jungkook hanya ingin melakukannya. Ini adalah sesuatu yang illegal. Ia harap Soojung tidak mengetahui hal ini.

Ia lalu berjalan mendekat dan mengambil ruang di sebelah Soojung untuk duduk. Soojung menyadari kehadiran Jungkook dan melepaskan earphonenya. Ia menatap Jungkook lekat tanpa sedikitpun memalingkan wajahnya.

Jungkook membalas tatapan Soojung, sambil menunjukan ekspresi.. "ada apa?" Tiba tiba bis yang mereka tunggu sampai, Jungkook segera beranjak dari tempat duduknya, sementara Soojung masih diam di posisinya dan menunduk menatap ujung sepatunya.

"Kau tidak naik?" Tanya Jungkook. Namun tidak ada jawaban dari Soojung. Jungkook mendekat ke arah Soojung dan menendang ujung sepatunya.

"Hey, Lee Soojung, kau tidak mau pulang."

Pintu bis itu menutup dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Lee Soojung.. kau baik baik saja??" Jungkook menyentuh bahu gadis itu dan mengguncangnya.

Terlihat Soojung menarik nafas cukup berat, dan perlahan mengangkat wajahnya, mengakibatkan matanya bertemu dengan mata milik Jungkook yang tidak kalah bulat dari matanya.

"Bukankah aneh Jeon Jungkook?" Tukas Soojung..

"Apa maksudmu?" Tanya Jungkook yang bingung.

"Kau.. membuat Jantungku.. bekerja keras.."













Kini angin musim gugur mulai menyapa kelopak kelopak bunga cherry blossom yang terlepas dari tangkainya. Hari itu, adalah awal baru dari segalanya..

The Moon and The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang