The other side of the Moon

26 2 0
                                    

Soojung masih menatap deretan gedung di hadapannya melalui kaca bis, sementara Jungkook sibuk mendengarkan lagu dari headsetnya.

Mereka berdua tidak berbicara apapun sejak meninggalkan halte tadi. Seperti sibuk dengan dunianya masing masing.

Walau begitu Jungkook masih memikirkan maksud dari kata kata Soojung beberapa menit yang lalu.. gadis itu terlalu terang terangan. Tidak ada basa basi dalam ucapannya tadi.

Hal itu justru membuat Jungkook gusar. Karena setelah mengatakan hal itu, gadis yang duduk di depannya itu tidak berbicara apapun lagi.

"Dia benar benar membuatku gila. Apa maksud dari kalimat tadi yang ia katakan? Aisshh.." Jungkook mengacak acak rambutnya sendiri.

Tanpa terasa bis yang mereka tumpangi sudah sampai di halte tempat biasa mereka turun. Soojung turun duluan dan Jungkook menyusul di belakangnya.

Sekitar 10 langkah di depan itulah jarak Soojung. Mereka masih tidak berinteraksi satu sama lain. Jungkook berjalan menunduk menatap jalanan, sementara Soojung sibuk menatap sekelilingnya.

Tiba tiba saja Soojung berhenti dan memutar tubuhnya menghadap Jungkook. Jungkook yang melihat sepasang sepatu berwarna biru langit di hadapannya langsung menghentikan langkahnya.

Ia mengangkat kepalanya dan melihat wajah Soojung yang sedang menatapnya. Wajah Soojung tidak menunjukan ekspresi yang berarti. Hanya dia menatap Jungkook.

Mata Soojung dibawah langit musim gugur terlihat begitu indah, coklat dan berkilauan, ditambah hembusan angin meniup rambut panjangnya yang kemudian menutupi sebagian wajahnya. Membuat Jungkook ingin menyibaknya dan menyematkannya di balik telinga gadis itu.

"Jeon Jungkook.." Soojung membuka suaranya. Suara yang belakangan ini membuat Jungkook hampir gila.

"Hm?" Hanya itu yang keluar dari mulut Jungkook. Dengan tampang datarnya, walau sebenarnya jantungnya seperti ingin meledak.

"Terima kasih.." ucap Soojung dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Sangat cantik, terlihat sangat serasi dengan warna langit sore itu yang sedikit keemasan.

"Untuk apa?" Tanya Jungkook berusaha terlihat se netral mungkin.

"Karena telah kembali.. dan juga.. maaf karena aku tidak menjengukmu.."

Jungkook hanya membalasnya dengan tersenyum dan langsung memeluk Soojung begitu erat.

"Aigoo.. sepertinya sejak sakit kemarin ada yang salah dengan isi kepalaku.. kenapa aku jadi sangat merindukan gadis menyebalkan ini.." tukas Jungkook yang di balas dengan perlawanan Soojung yang ingin melepaskan diri dari pelukan Jungkook.

"Pesut gila, lepaskan aku cepat"

"Soojung-ah.. bagaimana jika aku mulai jatuh cinta padamu?"

Soojung sontak menghentikan perlawanannya. Tubuhnya seperti lemas secara tiba tiba, ribuan kupu kupu terbang di dalam perutnya, jantungnya kembali bekerja keras.

Terakhir kali ia merasakan ini bersama Hwang Minhyun, laki laki yang ia cintai selama bertahun tahun. Sahabatnya sendiri.

Jungkook melepaskan pelukannya, dan menangkap wajah Soojung yang merona. Ingin rasanya Jungkook menangkup kedua pipi gadis itu dan menghujaninya dengan ribuan kecupan.

Kali ini Jungkook tidak akan membiarkan dirinya terus menggila sendirian, ia akan mengungkapkannya kepada sosok dihadapannya. Ia tidak ingin balasan. Hanya ingin menyampaikan pada Soojung, bahwa dirinya telah berhasil membawa seorang Jeon Jungkook pergi dari masa lalunya.

Jungkook kemudian menepuk kening gadis itu, menyadarkannya dari lamunannya.

"Selamat Sore Jungkook-ah!" Soojung lalu berlari masuk kedalam rumahnya, tanpa sedikitpun menoleh pada Jungkook.

Jungkook hanya terkekeh melihat ekspresi dan respon dari Soojung. Jungkook tidak akan menghindar lagi kali ini. Ia akan mengakui satu hal.. bahwa Lee Soojung, telah membuat lubang di hatinya menutup kembali.

•••••••••••

"Minhyun-ah bukankah ini aneh? Kenapa ia harus mengatakan hal seperti itu?"

Minhyun hanya terkekeh melihat kelakuan sahabatnya.

"Apa kau juga mulai menyukainya Jungie-ya?"

"Kau sudah gila?!"

Minhyun kembali terkekeh. Ia seperti sudah sangat hafal dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Belajarlah untuk membiarkannya masuk kedalam hatimu Soojung.. tidak selamanya aku berada di sisimu.. ingat?!"

"Tidak bisa! Kau sudah berjanji!"

"Ini salah satu perwujudan dari janjiku.. Cobalah mengenal Jungkook lebih baik.. jujur saja.. dia tidak buruk.." Minhyun mengedipkan sebelah matanya membuat Soojung merinding melihatnya.

Mereka lalu tertawa bersama. Tanpa Soojung sadari, Jungkook memang telah menggantikan peran dan menggeser posisi Minhyun.

••••••••

Malam itu bulan menjadi saksi akan sebuah kehilangan. Lee Soojung mungkin tidak akan pernah mengerti apa yang dipikirkan laki laki itu.

Hidupnya benar benar terencana. Semuanya sudah ia atur sedemikian rupa. Ia sudah memperkirakan setiap kemungkinan yang akan terjadi.. baik kemungkinan yang buruk maupun kemungkinan yang baik.

Sementara Soojung. Ia masih terlelap dalam tidur panjangnya. Di dalam mimpinya semua berjalan sesuai rencananya. Beberapa hal buruk terjadi, namun bukan yang menjatuhkan semangatnya.

Sementara laki laki itu berjalan menjauh.. ia tidak akan mampu menghapus air mata gadis itu lagi, begitu pula membuatnya tertawa.

Semuanya telah laki laki itu tinggalkan. Ia hanya menitipkan sesuatu untuk diceritakan. Dan sesuatu untuk dijaga oleh orang yang ia rasa pantas untuk memilikinya.

Harapannya, agar ada sesuatu dari dirinya yang tetap bisa diingat.

Soojung pernah bilang bahwa ia berharap laki laki itu tidak akan pernah tumbuh menjadi lebih dewasa lagi. Karena ia tidak ingin laki laki pendiam itu menjadi semakin dewasa dan menjadi lebih sering memarahinya.

Mungkin saat itu Tuhan sedang mendengar doa Soojung. Sehingga ia mewujudkannya, namun ternyata ia mengabulkannya tanpa sepengetahuan Soojung.

Sementara itu, gadis itu dibiarkan hidup dalam mimpinya yang hampir menyerupai kenyataan.













Nyatanya, ia menyukainya..
Menyukai sesuatu yang tidak nyata.. yang selama ini ia yakini sebagai sumber dari kebahagiaannya.

The Moon and The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang