Jam sudah menunjukkan pukul lima waktu setempat, Devano telah menyelesaikan masakannya dan kini ia sedang bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Tadi ia sudah menelpon Giselle dan Giselle bilang sekarang Sasha sedang mandi dan nanti akan ia make up. Begitu juga dengan Lilie yang sedang mengerjakan dekorasi tempat serta Adeline, Dio, dan Manuel yang sudah berada di tempat untuk membantu Lilie.
Devano keluar kamar mandi dengan handuk yang dililit di pinggang dan rambut yang masih basah, menambah kesan cool pada dirinya. Kini ia sedang memilih baju yang akan ia gunakan untuk acara dinner sederhananya itu. Karena bingung akhirnya ia memutuskan untuk menelpon sepupunya, Giselle. Sambungan telepon tersambung dan tak lama kemudian terdengar suara cempreng Giselle di sebrang sana.
"Halo Dev kenapa?"
"Gue pake baju apa ni?"
"Pake baju yang formal lah"
"Formal maksud lo?"
"Pake kemeja sama celana jeans, kalo perlu pake jazz"
"Oh oke. Thanks Sel, byee"
Devano memutuskan sambungan telepon sepihak, setelah itu ia mencari kemeja yang pas digunakannnya malam ini. Tak butuh waktu lama Devano telah siap dengan kemeja dan jazz yang ia sampirkan di pundak, tak lupa ia menyemprotkan parfum kesukaannya. Setelah dirasa siap ia langsung turun ke lantai bawah untuk berpamitan kepada Sisil dan menuju rumah sakit.
Sementara di rumah sakit, Sasha telah menyelesaikan mandinya dan sekarang ia sedang didandani oleh Giselle. Sasha hanya pasrah ketika Giselle memoles wajahnya dengan berbagai macam alat make up. Jujur Sasha bukanlah seorang cewek yang suka make up dan merawat diri, ia lebih suka tampil apa adanya.
Jam sudah menunjukkan pukul enam kurang lima belas, semua sudah bersiap dengan tugas masing-masing. Termasuk Adeline yang bertugas membawa Sasha ke rooftop, kini ia sudah berada di lobi rumah sakit sambil menunggu Giselle dan Sasha. Tak lama kemudian terlihat Giselle dan Sasha yang sedang berjalan ke arah lobi, Adeline langsung mengumpat di balik pintu darurat.
"Lo tunggu sini dulu ya Sha, gue ambil mobil dulu"ucap Giselle. Sasha mengangguk.
Setelah Giselle pergi, Adeline langsung menghampiri Sasha. "Hai Sha"sapa Adeline. "Eh lo Del, lagi ngapain?"tanya Sasha. "Ini gue disuruh nemenin nyokap jenguk temen arisannya"jawab Adel asal. Sasha mengangguk. "Duduk yuk, gak enak kali ngobrol sambil berdiri di tengah lobi gini"ajak Adeline. "Boleh"balas Sasha. Mereka memilih duduk di salah satu sofa yang terdapat di lobi rumah sakit.
Saat mereka sedang asik mengobrol tiba-tiba handphone Adeline berdering pertanda ada telepon masuk. "Gue angkat telepon dulu ya Sha"pamit Adeline lalu berjalan beberapa langkah agar suaranya tak terdengar oleh Sasha. Setelah ia rasa suaranya tak akan didengar oleh Sasha, Adeline langsung menggeser tombol hijau pada layar handphone-nya.
"Halo"
"Halo Del, lo dimana?"
"Di lobi sama Sasha, kenapa?"
"Ini udah siap semua tinggal nunggu lo aja"
"Gue bawa sekarang ini?"
"Iya"
"Oke, bye"
Sambungan telepon terputus, Adeline menghampiri Sasha dengan wajah yang dibuat panik. Sasha yang melihat perubahn pada wajah Adeline langsung mengerutkan kening seolah bertanya 'ada apa?'. "Kenapa Del?"tanya Sasha bingung."Aduh, gimana ya cara jelasinnya. Hmm, lo mau nemenin gue gak?"tanya Adeline. Sasha tampak berpikir keras. "Kalo gamau juga gapapa kok cuma gua takut aja kalo sendirian"ucap Adeline. "Emang kenapa sih?"tanya Sasha yang ikut panik. "Itu, anaknya temen mama gue mau bunuh diri di rooftop"jawab Adeline. "Kita gak punya waktu banyak Sha, nanti dia keburu loncat"ucap Adeline lalu menarik tangan Sasha membuat Sasha hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah Adeline.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Boy
Fiksi RemajaWARNING! KETIKAN DAN ALUR MASIH BERANTAKAN DAN AKAN DI REVISI SETELAH CERITA SELESAI! SEMOGA KALIAN SUKA:))) "Mama sama papa apa-apaan si kok main jodohin aku gitu aja?Aku kan masih SMA ma, pa" -Raishya Gabriella Danishra- "Ortu gue gak salah ni? M...