Devano dan Sasha sedang berjalan memasuki kawasan dufan yang lumayan sepi itu mengingat hari ini bukanlah akhir pekan ataupun hari libur nasional.
"Lo mau main apa dulu, Sha?"Devano melirik Sasha yang sedang menatap sekitarnya. Sasha mengetukkan jarinya di dagu, seperti orang berpikir. "Tornado dulu gimana?"Sasha balik menatap Devano. Devano tersenyum lalu mengangguk.
Mereka berjalan beriringan menuju wahana tornado yang lumayan sepi itu. Antrian yang tidak terlalu ramai membuat mereka langsung menaiki wahana tersebut tanpa menunggu lama.
"Sha, gue punya tantangan buat lo"ucap Devano saat mereka sudah menduduki kursi wahana tornado itu.
Sasha menoleh. "Tantangan apa?"tanya Sasha penasaran.
"Gue tantang lo selama naik tornado ini lo gak boleh teriak"tantang Devano. Sasha mengangguk menyetujui. "Oke siapa takut".
Tornado mulai bergerak membuat Sasha dan mereka yang menaiki wahana tornado mulai gemetaran. Sasha menggigit bibir bawahnya agar tidak mengeluarkan suara dan tangannya juga semakin erat menggenggam tangan Devano. Devano yang melihat Sasha mulai ketakutan hanya terkikik geli sambil memandangi wajah Sasha yang menurutnya terlihat lucu itu.
Perlahan tornado berhenti membuat semua orang yang menaikinya bernafas lega, tak terkecuali Sasha yang sejak tadi sudah menahan dirinya untuk tidak berteriak. Setelah alat pengaman terlepas Sasha langsung berlari menuju tempat sampah terdekat untuk memuntahkan isi perutnya yang mendesak keluar sedangkan Devano mengikuti Sasha sambil terkikik geli.
Setelah isi perutnya sudah keluar semua Sasha langsung mengelap bibir dan wajahnya dengan tissu yang selalu ia bawa di tas kecilnya. Devano menyodorkan sebuah air mineral kemasan kepada Sasha yang sudah terlihat pucat itu.
"Nih minum dulu"perintah Devano sambil menyodorkan air mineral yang baru saja ia beli dari sebuah stand yang tak jauh dari tempat mereka berada.
Sasha meraih air mineral itu dan langsung meneguknya hingga separuh. "Makasih Dev"ucap Sasha tulus lalu tersenyum manis membuat Devano terpaku pada senyuman manis gadis itu.
"Abis ini mau main apalagi?"tanya Devano.
"Istirahat dulu deh Dev, masih gak enak perutnya"pinta Sasha yang langsung diangguki oleh Devano.
"Yaudah duduk situ dulu yuk"ajak Devano lalu menunjuk sebuah bangku taman yang terletak tak jauh dari tempat mereka berdiri. Sasha mengangguk.
"Dev, abis ini ke Hello Kitty Adventure yuk"Sasha menatap Devano yang kini sedang memainkan game online di hp nya.
"Ogah"balas Devano tanpa beralih dari ponselnya membuat Sasha mencebikkan bibirnya kesal.
"Ish lo mah, Hello Kitty Adventure seru tau".
"Yaelah paling isinya cuma boneka hello kitty gitu doang, lagian lo kaya anak kecil aja si maenannya hello kitty"ejek Devano.
Sasha menatap Devano sinis. "Heh lo pikir cuma anak kecil yang maenan hello kitty, orang dewasa juga boleh kali. Lagipula di Hello Kitty Adventure itu isinya bukan boneka hello kitty doang tapi banyak games yang seru juga"omel Sasha tepat di telinga Devano.
Devano menutup telinganya rapat-rapat. Sepertinya sepulang dari Dufan ia harus mengecek keadaan telinganya ke dokter THT.
"Iya deh iya"balas Devano pasrah. Senyum Sasha merekah menandakan bahwa ia sedang berbahagia.
"Oke abis ke Hello Kitty Adventure kita ke Istana Boneka ya, Dev"pinta Sasha yang hanya dibalas anggukan pasrah oleh Devano.
******

KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Boy
Teen FictionWARNING! KETIKAN DAN ALUR MASIH BERANTAKAN DAN AKAN DI REVISI SETELAH CERITA SELESAI! SEMOGA KALIAN SUKA:))) "Mama sama papa apa-apaan si kok main jodohin aku gitu aja?Aku kan masih SMA ma, pa" -Raishya Gabriella Danishra- "Ortu gue gak salah ni? M...