Hari ini Sasha sudah mulai masuk sekolah setelah beberapa hari bolos dengan alasan yang tidak jelas. Namun setelah dibujuk oleh Adrian dan Rival akhirnya Sasha mengalah dan mau masuk sekolah.
Sasha masih tinggal di apartemennya karena ia belum mau pulang untuk menceritakan semua kepada orang tuanya. Ia takut jika ia menjelaskan masalahnya dengan Devano akan membuat kedua orang tuanya kepikiran.
"Sashaaa"pekik Khanza. Sasha yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh ke sumber suara.
"Biasa aja kali,Za..Gak usah teriak teriak gitu..Gue gak budek kali"cibir Sasha.
"Ehe..Abisnya gue khawatir banget sama lo..Gue takut lo kenapa napa gara gara Devano"ucap Khanza dengan cengiran khasnya.
"Bisa gak si gak sebut nama iblis itu?!"ucap Sasha kesal.
"Iyaiya maafin gue ya..Yaudah yuk kita langsung ke kelas aja"ajak Khanza lalu diangguki oleh Sasha.
Sesampainya di kelas Sasha disambut dengan meriah oleh teman teman sekelasnya. Sebenarnya mereka tak tau dan tidak mau tau jelas tentang masalah Sasha dengan ketua OSIS ZIHS itu namun mereka kehilangan saat sang ketos tak masuk sekolah. Ini sudah kedua kalinya Sasha tak masuk sekolah selama ia menjadi siswa di DIHS. Sasha bisa dibilang murid teladan di sekolahnya karena ia tak pernah membuat onar ataupun melanggar peraturan sekolah.
"Sashaa...Lo kemana aja woii..Kita khawatir tau gak"ucap salah seorang gadis yang duduk paling depan.
"Akhirnya lo masuk juga,nyuk"ucap seorang laki laki yang duduk paling ujung.
"Curang lu anj,gak masuk pas ulangan bu Sinta"ucap sang ketua kelas.
"Gak ada lu gak ada yang bisa gua andelin pas ulangan"ucap yang lainnya.
Sasha tersenyum mendengar perkataan teman sekelasnya yang merasa kehilangan saat ia tak masuk. Dan ia merasa bodoh saat menyadari bahwa ia tak masuk sekolah hanya karena Devano si cowok bajingan itu.
"Hehe..Maafin gue ya"ucap Sasha dengan senyum tulusnya.
Sasha duduk di bangkunya yang biasa ia duduki, namun ia melihat ada kejanggalan di mejanya. Mejanya itu kini dipenuhi oleh post it yang berisikan kalimat yang memuji. Sasha memang biasa mendapatkan barang ataupun surat dari para penggemarnya, namun hari ini berbeda. Sasha menemukan post it yang tertempel pada mejanya lebih banyak dari biasanya bahkan memenuhi mejanya. Dan di setiap post it itu terdapat inisial di pengirim, inisalnya adalah D.
"Ini siapa yang taro?"tanya Sasha pada teman sekelasnya sambil menunjukkan kumpulan post it di mejanya itu.
"Gatau Sha,tadi pagi gue dateng pertama dan udah ngeliat kumpulan post it itu di meja lo"jawab Daffa -ketua kelas XI MIPA 3-.
"Hmm..Yaudeh deh..Makasi Daf"ucap Sasha.
"Yo"balas Daffa.
"Devano kali,Sha"tebak Khanza asal.
"Yang inisialnya D banyak kali..Dean juga inisialnya D..Daffa juga inisialnya D"ucap Sasha ketus.
"Yauda dong biasa aja..Kantin kuy"ajak Khanza.
"Ga ah,rooftop aja"tolak Sasha.
"Ke kantin dulu beli makan baru ke rooftop"ucap Khanza.
"Kelamaan goblok..Udah ah gue mau di kelas aja"putus Sasha lalu menenggelamkan kepalanya di lipatan kedua tangannya.
"Ye labil"cibir Khanza lalu duduk di sebelah Sasha dan mengeluarkan novel barunya.
*****
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua siswa/siswi DIHS berhamburan ke luar kelas. Begitu juga dengan Sasha dan Khanza yang sedang berjalan menyusuri koridor sekolah yang lumayan ramai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Boy
Teen FictionWARNING! KETIKAN DAN ALUR MASIH BERANTAKAN DAN AKAN DI REVISI SETELAH CERITA SELESAI! SEMOGA KALIAN SUKA:))) "Mama sama papa apa-apaan si kok main jodohin aku gitu aja?Aku kan masih SMA ma, pa" -Raishya Gabriella Danishra- "Ortu gue gak salah ni? M...