Selamat Jalan

5K 212 20
                                    

Devano menatap jasad di hadapannya dengan tatapan sendu. Sudah habis air matanya untuk menangisi gadis di depannya ini. Gadis ini telah berjuang, namun Tuhan berkata lain. Ia tersenyum sangat manis seolah ia baik-baik saja.

Devano kembali menatap surat yang diberikan gadis itu dua hari yang lalu, tepatnya sehari setelah ia sadar dari komanya. Devano menatap surat itu dengan sendu lalu membaca surat itu membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa sedih.

Untuk kamu yang selalu ku sayangi,
Devano Adrian Widjaya

Sudah habis waktuku..
Kini aku harus pergi..
Maaf aku pernah mengecewakanmu..
Atau membuatmu kesal..

Aku pergi..
Maafkan aku..
Aku mohon..
Jangan marah jikalau aku pergi tanpa memberi tahumu...

Aku tak tahu kapan malaikat pencabut nyawa mencabut nyawaku ini..
Dan menyisakan tubuh tak berdaya ini..
Ku mohon jangan menangisiku..
Aku tak mau melihat orang yang ku cintai menangis karenaku..

Terima kasih atas hari-hari yang kita lewati bersama..
Walau waktu kita tak lama..
Tapi itu sangat berarti untukku..

Aku bahagia pernah mengenalmu..
Maaf aku tak bisa lama-lama berada disisimu...
Ku harap kau mendapatkan orang yang lebih baik dariku...
Dan hidup bahagia selamanya..

Percayalah..
Aku akan selalu melihatmu dari atas sana..
Aku akan selalu tersenyum bila kau juga tersenyum..
Dan aku akan bersedih bila kau menangis..

Jalani hidupmu..
Dan berbahagialah...
Bapak ketosku pasti bisa..

Devano..
Bila aku sudah tak ada disampingmu..
Aku mohon..
Tetap ingatlah aku dalam lubuk hatimu yang terdalam...
Ku mohon..
Jangan lupakan aku..

Maaf..
Aku tak bisa mendampingimu lagi..
Maaf..
Aku tak bisa jadi sandaranmu lagi..
Maaf..
Aku tak bisa jadi wanitamu lagi..

Aku pamit..
Untuk yang terakhir kalinya..
Selamat tinggal Devano...
Aku mencintaimu...
Selalu..

Ingatlah satu hal..
Kau akan tetap menjadi 'ma boy'..
Dan aku akan tetap menjadi 'ur girl'...

Dari wanita yang selama ini mencintaimu,
Raishya Gabriella Danishra

Tangis Devano kembali pecah saat ia kembali membaca surat itu. Terbesit rasa sakit yang mendalam saat mengingat bahwa wanita yang belum lama ia cintai itu kini telah tiada.

Tak ada lagi wanita yang membuatkannya makanan setiap pagi, siang, dan malam. Tak ada lagi lawan debatnya di apartemen. Tak ada lagi senyuman indah yang membuat hatinya tenang. Tak ada lagi pelukan hangat yang membuatnya nyaman. Tak ada lagi sosok Raishya Gabriella Danishra yang sangat ia cintai.

"Dev"panggil Sisil lirih. Devano menoleh.

"Sudah, jangan ditangisi terus"ucap Sisil.

"Mah, kenapa Sasha pergi?"tanya Devano disela tangisnya. Sisil memeluk anak lelakinya itu.

"Ini sudah takdirnya nak, kamu tak akan bisa melawan takdir Tuhan"ucap Sisil mencoba menguatkan.

"Apa Devano sanggup merasa kehilangan untuk yang kedua kalinya?"Devano menghapus air matanya kasar dan menatap gadis di depannya.

"Mama tau, Devano sudah pernah kehilangan Sasha dan itu membuat Devano merasa semuanya hancur dan hampa. Dan sekarang Devano kembali kehilangan Sasha bahkan untuk selama-lamanya. Apa hidup Devano akan tetap bisa berjalan seperti saat ada Sasha di hidup Devano? Devano rasa tidak"gumam Devano. Sisil mengelus punggung anak lelakinya itu.

Ma BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang