Pagi ini Sasha sudah sibuk dengan bumbu bumbu dapurnya. Rencananya nanti siang ia akan menjemput Devano di bandara dan membawakannya makanan yang khusus ia buat untuk Devano. Devano memang sudah mengabarinya bahwa ia akan tiba di Indonesia hari ini.
"Kamu mau masak apa si, Sha? Kok kayanya ribet banget"ucap Anita heran.
"Hehe, ada deh ma"jawab Sasha dengan cengiran khasnya.
Anita menggeleng. "Yaudah lanjutin aja masaknya mama mau bangunin abang kamu dulu"ucap Anita lalu berjalan meninggalkan dapur.
"Semoga aja Devano suka masakan gue"batin Sasha lalu tersenyum.
****
Kini Devano sudah sampai di bandara Soekarno-Hatta. Ia memang sengaja tidak memberitahu Sasha kalau ia sampai lebih awal karena rencananya ia akan memberikan surprise untuk gadis itu.
Saat Devano keluar dari area bandara Pak Ujang—supir pribadi keluarganya— sudah menunggunya dan langsung menghampirinya.
"Mari saya bantu bawain kopernya, den"tawar pak Ujang. Devano mengangguk lalu memberikan kopernya kepada pak Ujang. Setelah itu mobil yang dikendarai pak Ujang mulai meninggalkan area bandara.
Sebelum menghampiri Sasha di rumah orang tuanya, Devano menemui kedua orang tuanya di rumah mereka. Kedua orang tua Devano memang sudah tau bahwa ia sampai lebih awal dari yang dijadwalkan. Sesampainya di rumah, Devano disambut hangat oleh kedua orang tuanya.
"Assalamualaikum ma, pa"sapa Devano kepada kedua orang tuanya, tak lupa ia mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Wa'alaikumussalam, gimana kabar kamu Dev?"tanya Sisil lalu mencium kening Devano.
"Aku baik-baik aja kok ma"jawab Devano.
"Masuk yuk gak enak ngobrolnya di luar"ajak Zach yang diangguki oleh keduanya.
Devano dan papanya duduk di sofa ruang tamu sedangkan mamanya sedang menyiapkan makanan untuk mereka.
"Papa dengar kamu selama disana dekat sama anaknya Mr. Louis ya?"tanya Zach.
Devano menggeleng. "Enggak pa, gak deket kok. Dev bersikap baik sama dia cuma karena dia sahabatnya Nevada aja".
Zach tersenyum lega. "Baguslah kalau begitu, kamu jangan terlalu dekat dengan keluarga mereka karena mereka itu licik". Devano mengangguk mengerti.
Tak lama kemudian Sisil datang dan mengajak mereka untuk sarapan bersama mengingat sudah beberapa bulan ini mereka tidak pernah sarapan ataupun makan bersama, bahkan untuk mengobrol saja sangat sulit.
"Wii mama masak apa ni?"tanya Devano dengan sangat antusias.
"Mama hari ini masak sup ayam sama ada tempe mendoan kesukaan kamu"jawab Sisil lalu menyendokkan nasi pada piring suami dan anaknya.
Setelah itu keluarga kecil itu pun menikmati sarapan mereka dengan penuh canda tawa. Mereka saling menceritakan kegiatan masing-masing, Devano yang menceritakan tentang sekolah barunya, papanya yang menceritakan tentang kantor pusatnya yang baru saja pindah, serta mamanya yang menceritakan tentang gosip ibu-ibu komplek.
****
Jam sudah menunjukkan pukul 11.00. Kini Sasha sedang menata masakannya di dalam sebuah kotak makan yang rencananya akan ia bawa ke bandara.
"Nah kaya gini baru bagus"ujar Sasha lalu tersenyum.
"Wii wanginya enak banget nih, lo masak apasi?"tanya Reval yang tiba-tiba menghampiri meja makan.
"Eitss, lo gak boleh liat. Ini punya gue"Sasha langsugn menyembunyikan kotak makannya di balik tubuhnya.
"Yaelah lo pelit amat"cibir Reval lalu memajukan bibirnya membuat Sasha tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Boy
Teen FictionWARNING! KETIKAN DAN ALUR MASIH BERANTAKAN DAN AKAN DI REVISI SETELAH CERITA SELESAI! SEMOGA KALIAN SUKA:))) "Mama sama papa apa-apaan si kok main jodohin aku gitu aja?Aku kan masih SMA ma, pa" -Raishya Gabriella Danishra- "Ortu gue gak salah ni? M...