Balapan Liar (2)

1.3K 72 2
                                    

Lanjut setelah setelah 60 vote ya, guys👌
Jangan lupa di vomment, happy reading🌈✨

Suasana di arena balap sudah sangat ramai. Dari kejauhan, Devano dapat melihat seorang gadis yang masih menggunakan seragam sekolahnya tengah berdiri ketakutan diantara para lelaki bertubuh tinggi yang mengerubunginya.

"Lepasin dia!"ujar Devano dengan nada yang marah dan tatapan mata yang tajam.

"Hahahaha. Ada nyali juga lo datang kesini, gue kira lo gak bakal nanggepin SMS gue,"ujar Haykal, sang ketua geng motor.

"Lepasin bangsat!"teriak Devano.

"Weits calm down bro, balapan dulu lah kita. Yang menang bisa bawa dia pulang. Gimana?"tawar Haykal.

"Oke, tapi kalo gue yang menangin balapan ini, lo dan anggota geng sialan lo itu harus jauhin gue dan gak akan ganggu gue lagi, selamanya. Kalau sampai ada diantara kalian yang melanggar aturan itu, gue gak segan segan buat kalian semua mati di tempat. Deal?"

Devano dan Haykal bersalaman tanda persetujuan. Mereka berdua langsung memasang helm dan menaiki motor masing-masing.

"Heh bocah, naik lo!"perintah Haykal kepada Deva—adik kelas Devano yang menjadi korban penyekapannya—.

Deva yang ketakutan langsung berjalan mendekati motor Haykal dan bersiap untuk naik ke atas motor sport itu.

"Lo sama gue aja, gak akan aman kalo sama iblis kayak dia,"ujar Devano melarang.

"Cih!Lo pikir kalo sama lo aman gitu?"balas Haykal tidak terima.

Setelah kedua peserta siap, seorang wanita dengan pakaian minim yang berdiri diantara motor keduanya mengibaskan sebuah kain pertanda bahwa pertandingan telah dimulai.

Devano dan Haykal kini saling berlomba-lomba memacu motor mereka menuju garis finish. Mereka saling salib dan adu kecepatan motor mereka arena balapan ilegal tersebut.

Sejak pertandingan dimulai, Deva terus merapalkan do'a agar kakak kelas yang tengah membawanya ini memenangkan pertandingan dan ia akan lepas dari Haykal.

Belum sempat keduanya mencapai garis finish, suara mobil polisi samar-samar terdengar, membuat Devano panik dan mencoba kabur dari kejaran mobil polisi. Namun, mobil polisi telah menghadang motor Devano sehingga ia hanya bisa pasrah dan berdo'a agar para polisi mau membebaskannya.

-Ma Boy-

Sementara di rumah sakit, Sasha masih menunggu hasil tes darah Arjuna. Ia terus merapalkan do'a dan berharap bahwa hasil tes darah  nanti menunjukkan hasil yang bagus.

Tak lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruangan laboratorium dan memberikan sebuah kertas berisi hasil tes darah Arjuna. Dengan seksama ia memperhatikan dokter yang tengah menerangkan isi kertas tersebut, dan hasilnya cukup membuat Sasha lega karena hasil tes darah Arjuna menunjukkan sesuatu yang bagus. Tidak ada indikasi penyakit berbahaya di dalam darah Arjuna, tetapi ia tetap harus diopname mengingat keadaannya yang begitu lemas.

"Baik bu, setelah ini ibu bisa segera mengurus administrasi dan Arjuna akan segera kami pindahkan ke ruang rawat,"ujar sang dokter lalu meninggalkan Sasha.

Sasha yang sudah kesenangan langsung menghubungi kedua orang tuanya dan juga mertuanya, tak lupa ia juga menghubungi Devano walaupun sejak tadi sore, belum ada satupun pesannya yang dibaca.

Setelah mengurus administrasi, Sasha segera kembali ke UGD untuk membawa Arjuna ke ruang rawat yang telah ia pesan. Dengan senyum berbinar, ia terus menciumi pipi gembul anaknya yang warnanya sudah berubah pucat itu.

Ma BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang