"Nyatanya aku bukan prioritas kamu"
^^^^^^^^^^Devano sedang menyusuri koridor sekolah Sasha yang masih sepi itu. Devano memang berada di sekolah Sasha sejak pagi karena hari ini sekolahnya dan sekolah Sasha akan bertanding termasuk ia dan Sasha. Saat melewati gudang, Devano mendengar suara tangisan. Karena penasaran ia membuka pintu gudang itu perlahan. Ketika pintu gudang sudah terbuka dan memperlihatkan seseorang yang menangis di dalam, betapa kagetnya Devano ternyata orang yang menangis itu adalah Tifanny dengan keadaan bisa dibilang kacau. Devano menghampiri Tifanny yang sedang duduk sambil memeluk lututnya itu dan mendekapnya.
"Fan,lo kenapa?"tanya Devano sambil mendekap Tifanny.
"A..ku..di..kun..ci..in..sa..ma..Ra..ish..ya.."ucap Tifanny terbata bata.
Devano yang mendengarnya sempat tak percaya namun ia merasa tak mungkin bahwa Tifanny akan melukai dirinya separah ini dan mengurung dirinya sendiri di gudang yang bahkan ia baru pertama kali memasukinya.
"Lo diapain sama Raishya?"tanya Devano.
"Tadi aku lagi jalan,tiba tiba tangan aku ditahan sama Raishya terus dia tampar aku berkali kali dan dia juga jambak aku terus dia bawa aku kesini dan ngurung aku disini"cerita Tifanny dengan isakan.
"Kamu sanggup jalan?"tanya Devano. Tifanny menggeleng.
Devano menggendong Tifanny ala bridal style dan membawanya keluar dari gudang sekolah Sasha itu. Tifanny tersenyum penuh kemenangan. Semua orang yang melihat adegan itu hanya diam sambil berbisik. Devano yang mendengar gunjingan orang orang hanya acuh dan kini tujuannya adalah membawa Tifanny pergi dan meminta penjelasan kepada Sasha.
Devano membawa Tifanny ke mobilnya dan meninggalkannya untuk menemui Sasha. Sedangkan Sasha kini sedang sibuk menata dekorasi di aula ditemani oleh Khanza. Ali menghampiri Sasha dan Khanza dengan nafas yang memburu, Khanza yang melihatnya lalu mengangkat alisnya seolah berkata 'ada apa?' sedangkan Sasha hanya diam.
"Sha,Devano nyariin lo..Kayanya dia marah deh soalnya mukanya merah gitu"ucap Ali.
"Dia dimana?"tanya Sasha.
"Di lapangan otw kesini"jawab Ali.
"Oke tungguin aja dia kesini"ucap Sasha lalu kembali menata dekorasi.
Tak lama kemudian Devano datang sambil mendobrak pintu aula.
"Lo jangan sok dobrak pintu aula,jing..Anak ZIHS ae gaya bat lu,sat"omel Satria-waketos Sasha-.
Devano tak memperdulikan ocehan Satria, ia langsung menghampiri Sasha dan menarik tanga Sasha kasar. Sasha meringis. Melihat perlakuan Devano kepada Sasha, Satria merasa tak terima dan tanpa basa basi ia langsung menonjok pipi Devano.
"Jangan kasar sama cewek..Apalagi sama Sasha..Camkan itu"ancam Satria penuh penekanan.
"Lo siapanya?Oh lo pacarnya?"ucap Devano dengan senyum devilnya.
"Anjing"umpat Satria lalu kembali menonjok pipi Devano.
"Satria stop"ucap Sasha membuat Satria menghentikan kegiatannya itu.
"Biarin gue ngomong dulu sama dia"lanjut Sasha.
Sasha berjalan di depan sedangkan Devano mengikuti dari belakang. Sasha berhenti di sebuah taman yang sepi karena memang letaknya yang terdapat di rooftop.
"Mau ngomong apa?"tanya Sasha to the point.
"Lo apain Tifanny?"tanya Devano dengan nada dingin, membuat semua orang yang mendengarnya menjadi takut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Boy
Teen FictionWARNING! KETIKAN DAN ALUR MASIH BERANTAKAN DAN AKAN DI REVISI SETELAH CERITA SELESAI! SEMOGA KALIAN SUKA:))) "Mama sama papa apa-apaan si kok main jodohin aku gitu aja?Aku kan masih SMA ma, pa" -Raishya Gabriella Danishra- "Ortu gue gak salah ni? M...