Dendam Duda Uchiha

20.7K 91 1
                                    


By : Yambek aka Lani


Sementara kaum elite di Konoha menyesap sampanye dan saling berbisik, pria dengan rambut panjang diikat menyerupai ekor kuda, berwarna hitam pekat menepuk pistol Glock yang tersembunyi di balik jas tuksedonya. Dengan santai namun waspada, pria itu melangkahkan kakinya mantap menyeberangi ruangan, yakin tidak akan memerlukan senjata di kerumunan warga kelas atas ini. Sebenarnya, tujuannya kemari hanya satu. Dia diminta sebagai pengawas untuk acara lelang koleksi perhiasan yang luar biasa mahal oleh seseorang. Pria misterius yang hingga detik ini belum ia ketahui identitasnya.

Baginya, selama yang bernama uang mengalir dalam rekening pribadi, Itachi tak masalah siapa yang memakai jasanya. Toh, hidupnya sudah tidak berwarna sejak ranjang ternoda oleh perselingkuhan mantan sang istri.

"Uchiha Itachi, kau mau ke mana?" Tiba-tiba suara berat nan menyebalkan memanggilnya. Tadinya, ia berniat memeriksa seisi gedung, namun terkendala dengan si pengganggu. Maka dengan kesal, Itachi membalikkan badan.

"Ya?" Itachi menjawab dengan nada datar, andalan klan Uchiha.  Mata hitamnya tak terlalu antusias. Seonggok manusia recehan rupanya, batinnya malas.

"Kupikir pria pecundang sepertimu tidak akan diundang. Ternyata--"

"Kau salah? Begitu, bukan, kalimatmu? Maaf kepotong olehku." Itachi tersenyum puas. Sudah biasa dianggap remeh oleh lawan. Sirik tanda tak mampu, bukan? Untuk sekelas Hyuuga ada baiknya Itachi tak perlu terpancing, meskipun kata-kata itu sudah terlalu sering ia dengar. Tapi, tak apalah. Dia sendiri yang memulai. Ada korban kenapa harus dianggurkan?

Tap! Tap! Tap!

Hampir saja Itachi kelepasan ingin menghajar Hyuuga sulung, saat ekor matanya menangkap siluet tak asing di matanya. Ia memicingkan matanya sebentar, memastikan bahwa penglihatannya baik-baik saja.

Darahnya seketika mendidih. Sang mantan istri sedang digodai oleh pria berkepala botak yang tak segan-segan mempertontonkan pertunjukkan yang menjijikkan. Akibatnya, nafsu untuk menghajar Neji luntur.

"Hari ini kau beruntung, Hyuuga Neji." Tatapan mematikan dilayangkan Itachi untuk Neji. Dengan panas hati, Itachi pun meninggalkan Neji yang tak paham akan perubahan mood Itachi.

* * *

"Sialan! Gara-gara Sakura, aku harus bertingkah seperti jalang. Kenapa aku mau saja disentuh seperti tadi? Dasar bodoh!" dumelnya dalam hati.

"Nona, kau menjatuhkan sesuatu." Uzumaki  Kyuubi menutup mata. Kedua tangannya terkepal membentuk tinju. Ingin sekali dia meninju wajah pria yang mesumnya seperti gorila maniak seks. Benar-benar minta dihajar masa.

"Tuan, aku mohon --"

DOR !!

Tubuh itu ambruk seketika. Wajah pias Kyuubi menjadi pemandangan yang disukai oleh Itachi. Pria itu meniup pistol kebanggannya, lalu melempar sembarangan. Dengan perlahan-lahan, Itachi mendekati Kyuubi yang masih tak bergerak di tempat.

* * * *

Kurang nista apalagi seorang Uzumaki Kyubi dibuat Itachi. Digagahi di lorong sempit, yang tak jauh dari sana toilet wanita berada. Pria itu terus menggempur lubang nikmat yang sangat susah untuk dilupakan Itachi. Bak terkena jaran goyang, Itachi tak memberikan kesempatan bagi Kyuubi untuk melarikan diri. Kyuubi hanya pasrah.

"Ahnn ...." Kyuubi mendesah. Itachi menggoyangkan pinggulnya semakin cepat. Kasar. Dan tak berirama. Satu tangannya bekerja untuk menahan tangan Kyuubi di atas kepala. Satu lagi menahan bobot Kyuubi agar mampu menerima serangan brutal mantan suami.

Itachi kian semangat menyiksa Kyuubi yang merem melek menikmati pekerjaannya. Otaknya yang waras sudah hilang. Bertempur tanpa pilah tempat, mengabaikan sorot mata yang beraneka ragam. Lebih memilih memuaskan hasrat kerinduan dari apa pun.

"Aku tahu kau sangat menyukainya, Kyuu-chan. Bercinta dengan mantan suami di tempat umum. Apalagi kejantananku memenuhi dirimu. Kyuubi kau benar-benar nikmat, Sayang." oceh Itachi.

"BRENGSEK KAU, UCHIHA ITACHI! LEPASKAN AKU!!" teriaknya marah. Itachi menulikan pendengarannya.

Malam itu, untuk pertama kalinya melupakan tugasnya. Mengabaikan tugasnya sebagai agen yang dibayar mahal.

SEKIAN.

SeSum - Selasa MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang