Sesum by Nap
FOOL
Keinginan terbesarku selama ini adalah naik jabatan. Dari polisi biasa menjadi detektif ternama. Karena itu aku menyanggupi kasus ini. Kasus yang sebenarnya lumayan sulit, namun agar menjadi terkenal aku harus melakukannya. Masalahnya aku sekarang mulai ragu, saat kulihat gedung tua yang lebih mirip rumah drakula sebagai TKP. Aku bingung dan menghabiskan waktu hampir setengah jam untuk berpikir.Dari : Tidak ada nama Masuklah pet, aku menunggu.
Gara-gara SMS itu, aku membulatkan tekad untuk masuk ke sana. Tentu saja aku harus banyak berkorban jika ingin naik jabatan secara cepat. Aku muak dengan kasus yang sama setiap harinya, aku ingin menikmati rasanya jadi bos.
Gedung yang ku masuki ini lumayan gelap tempatnya begitu kotor, banyak reruntuhan dinding yang berserakan di lantai.Dari : Tidak ada nama Masuklah pet, jangan ragu. Aku tak suka menunggu.
Aku tahu keputusanku memilih kasus ini adalah hal gila. Aku jarang punya pengalaman untuk menyelidiki sebuah kasus sendirian. Karena nasi sudah menjadi bubur aku harus menanggung resiko. Apapun yang terjadi.
KREKK!
Pintu kayu di belakangku terbuka lebar. Aku menoleh dan setengah terkejut saat kudapati wajah Plutak berdiri dengan senyum lebar di sana. Yang lebih mengejutkan lagi, dia berdiri santai dengan tubuh tanpa sehelai benang pun. Badannya yang tegap memang kelihatan begitu seksi ditambah otot-otot miliknya yang begitu menonjol.
Dari : Depri
Pet, Plutak bilang kalian satu kasus. Kali ini aku senang. Akhirnya aku bisa memantau keadaannya darimu. Kau tahu sendiri kan wajah tampannya sangat memikat? Pastikan dia tidak melirik siapapun! kalau ada laporkan padaku!Aku menghela nafas lelah, Depri masih saja seposesif itu.
"Kenapa kau begitu terkejut Pet?" Plutak mendekat, dia menarik tubuhku dalam dekapnya, hingga dapat kurasakan miliknya yang besar itu menempel padaku. Aku masih menampilkan muka shock saat dia terkekeh melihat wajahku.
"A-pa yang kau lakukan?" Aku sedikit bergetar ketika dia menggosokkan kepunyaan-nya padaku, dan dengan cepat dia membuka celana yang kupakai.
"Depri tak akan tahu tentang ini, jadi tak usah khawatir Pet. Lakukan saja tugasmu, maka kau akan tahu siapa yang melakukan plagiat atas penelitian sejarah si profesor bodoh itu!" Gerakan Plutak yang semula pelan menjadi cepat. Dengan gerakan kilat dia melorotkan celanaku hingga selutut. Aku yang semula masih berpikir waras karena teringat wajah Depri-kakak sepupuku. seketika hilang kesadaran karena aku ikut menikmati permainan ini, apalagi saat dia meremas payudaraku. Persetan dengan Depri! lagipula kenapa dia tidak mengatakan padaku sebelumnya, kalau Plutak begitu menggoda. Tidak ada salahnya kan berbagi suami dengan sepupu sendiri?
Tiba-tiba gedung ini menjadi begitu gelap. sedang Plutak masih tak berhenti menggosok kepunyaan-nya padaku yang mulai basah. Akupun tak ingin dia berhenti. Dia sempat berhenti sejenak, kemudian dipasangnya suatu benda di bokongku yang awalnya tidak kuketahui apa itu. Dengan penuh nafsu dia mendorongku berbaring di lantai yang dingin dan sedikit basah. Tak perlu menunggu lama baginya untuk menggosok miliknya dengan keras. Aku mendesah hebat. Sekarang aku tahu pasti dia memasang buttplug untuk memudahkan tugasnya. Plutak memang pintar. Aku harus meminta Depri berbagi nanti. Lagi pula aku sedang malas mencari pemuas dari golongan bujang, aku merasa mereka yang sudah bersuami lebih berpengalaman dalam urusan ranjang.
Dalam Gelap itu samar-samar ku dengar suara langkah begitu banyak, derap yang begitu cepat, seolah sudah begitu dekat dan suara pintu yang ditendang dengan kuat.
"A-apa itu?"
"Bukan apa-apa Pet." Plutak menenangkanku.
DORR!!
"Angkat senjatamu polisi kampret!! Dasar mata-mata sialan! Kau datang untuk menangkap kami huh?!" Mataku melebar dalam gelap. Namun berusaha ku cari di mana mereka berdiri. Bodohnya Plutak tidak juga berhenti meski sudah kudorong tubuhnya dari atas tubuhku. Dia malah semakin gila.
DOOR!!
Setelah bunyi tembakan kedua, dapat kurasakan cairan yang ku tebak adalah darah mengalir ke lubang milikku. Aku berusaha bangun dan melepaskan buttplug itu dari bokongku. Sekonyong-konyong ruangan menjadi terang. Kulihat Plutak meringkuk dengan muka penuh peluh di depanku. Dia memegangi kepunyaan-nya yang terkena peluru. Aku menyayangkan benda besar itu.
"Cepat obati bos! kita harus urus wanita ini!!!" Beberapa pemuda bergerak untuk membantu Plutak yang sudah hilang kesadaran. Aku masih mencerna keadaan ketika mereka mengarahkan pistol ke arahku. Bos? Siapa yang mereka maksud bos?"Dasar wanita murahan!!Kau sudah tahu jika dia punya istri, tapi kamu malah melakukan permainan bodoh ini!!" Lelaki dengan jambang lebat itu mendelik ke arahku. Aku memasang muka tanpa dosa. Namun setelahnya aku malah menganga saat kuketahui ternyata Plutak menjebakku. Bukannya ingin membantu dia malah ingin membunuh mata-mata yang akan mengungkap perbuatannya. Ternyata dialah si plagiat itu.
End

KAMU SEDANG MEMBACA
SeSum - Selasa Mesum
AléatoireKompilasi cerita Mesum untuk yang berumur 21++ Makasih banget buat yang dengan setia dan sabar menunggu hingga hari Selasa, menunggu Apdet Sesum. *geleng geleng pala*