Pelir dan Mr Angry Bird, selamanya.

2.1K 12 0
                                    

Sesum :

Tema : Cinta Terbentur Restu Netizen
Genre : Action, Horor
Keywords : Kelakar, Pelumas, Angry Bird, Lonceng, Pelir

Kumpul mulai jam 7 ampe jam 9.

Story board ;

Scenes : Mr. Angry Bird seorang manajer artis, melakukan sebuah cinta terlarang dengan Pelir, yang merupakan artis agensinya.

Konflik : Hubungan mereka tercium oleh media.

Reaksi : Mr. Angry Bird ingin membawa Pelir kabur ke luar negri.

Dilema : Pelir ingin ikut Mr. Angry Bird tapi tidak bisa meninggalkan keluarganya.

Keputusan : Pelir ikut dengan Mr. Angry Bird dan berdoa untuk kebahagiaan keluarganya.




Sinar blitz kamera serta suara riuh orang menggema di sebuah lobi hotel.

"Mr. Angry Bird, apakah anda benar tengah menjalin hubungan dengan Pelir? Atau itu hanya kelakar saja?"

Seorang pria dengan brewok tipis serta rambut klimis yang disisir ke belakang tak menyahut. Tetap diam, duduk tenang, dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Mr. Angry Bird, apakah yang diberitakan benar? Apakah anda adalah orang yang menyimpang?"

Brak!

"Cukup." Suara bariton itu keluar. Nadanya sangat rendah, dan mengintimidasi seluruh orang yang ada dalam ruangan tersebut.

"Apa hak kalian ikut campur urusanku? Apa karena kalian netizen? Jadi, dengan mudahnya memberi komentar pada hidup orang lain?"

Senyap. Bahkan, suara tarikan napas pun tidak ada.

"Jika aku menjalin hubungan dengan seseorang, haruskah aku meminta restu kalian? Tidak penting!" Iris hijau kebiruan menatap tajam seluruh manusia di ruangan itu.

"Mulut kalian itu terlalu banyak memakai pelumas! Bedebah!"

Pria itu menggandeng sosok di sampingnya dan pergi ke luar ruangan dengan bantingan pintu.

"Mister ...." Sosok di sampingnya mulai bersuara.

"Pelir, jangan bertanya apa pun."

Sosok di sampingnya pun terdiam. Mereka memasuki sebuah mobil limusin berwarna hitam mengkilat.

Deru napas Mr. Angry Bird masih memburu. Dadanya naik turun. Dilonggarkannya kerah baju yang dikenakan. Rasanya sangat mencekik!

"Pelir, apa kau mau ikut denganku?"

Sosok pemuda mungil di sampingnya terkejut. Matanya menatap pria dewasa di sampingnya dengan tidak percaya.

"Aku sungguh-sungguh. Jadi, maukah kau?"

Pelir meremat kedua tangannya. Matanya tidak fokus. Kedua kakinya bergerak-gerak.

"Aku ingin ikut. Tapi, bagaimana dengan keluargaku?"

Mr. Angry Bird mencium puncak kepala Pelir. "Jangan khawatir. Aku akan menjamin itu."

Pelir mengembuskan napas berat. "Aku percaya padamu. Baiklah, aku ikut." Pelir tersenyum manis.

Mr. Angry Bird mencium bibir Pelir. Melumatnya. Menggigit bibirnya agar terbuka dan menjelajahi rongga mulutnya. Lidah mereka saling beradu. Tangan Mr. Angry Bird menyusup di balik baju yang dikenakan Pelir. Sebuah lenguhan terdengar lirih di telinga Mr. Angry Bird. Bagai sebuah lonceng pertanda, Mr. Angry Bird memilin ujung dada Pelir dengan gemas.

Pelir melepaskan pagutannya, napasnya terengah-engah. "Mr. Angry Bird, sebaiknya kita segera bergegas pergi. Perasaanku tidak enak."

Mr. Angry Bird menunjukkan wajah kecewanya. "Tapi, kita akan melanjutkan itu, 'kan?"

Pelir mengangguk, mencium pipi Mr. Angry Bird sekilas. "Iya. Walau kita menjadi hantu nanti."

Mereka tertawa bersama. Mr. Angry Bird menjalankan mobilnya dengan perlahan menuju bandara. Berbicara santai dengan Pelir, tanpa menyadari mobil di sampingnya yang mencurigakan.

Dor! Dor! Dor!

Kepala Mr. Angry Bird tertembus timah panas.

"Mr. Angry Bird!" Pelir memeluk tubuh Mr. Angry Bird yang terhuyung. Setir kemudi berbelok ke kiri karena tersenggol tangan Mr. Angry Bird. Mobil itu masuk ke jurang dan meledak.

"Pelir?"

Perlahan, kelopak mata itu terbuka. Sosok di hadapannya tersenyum. "Ayo!"

Tangannya digenggam erat. Pelir menoleh pada kedua tubuh yang terbakar dengan tangan saling bertaut di belakangnya. Senyumnya mengembang. Setidaknya, kini hidupnya tenang.

Selesai

DindaAlishaMeiFattah

SeSum - Selasa MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang