The Prisoner

11.2K 39 0
                                    

Nisaa

Jaran Goyang

Tangan kekar terpiting ke belakang, lutut dipaksa menapak tanah dengan pinggul terangkat. Benda keras dan tebal memaksa masuk tanpa undangan. Bau sampah dan pesing di taman yang terbengkalai terbawa semilir udara malam bercampur bau anyir darah dari rektum yang terluka.

"Aku tidak salah, kau memang nikmat," ucap Sasuke, pria berbaju orange khas tahanan yang sedang menunggangi lelaki pirang berseragam pasukan khusus. Di tangannya tergenggam baretta yang ia rebut dari mangsa yang sedang ia tunggangi. Pucuk dingin senjata itu sengaja dia tempelkan pada tengkuk merah di bawahnya. Puas melihat pria yang tidak ia ketahui namanya ini memberontak sebagai respon.

"Lepaskan aku!"

Uzumaki Naruto, anggota datasemen pasukan khusus Konoha, kembali mencoba melepaskan belitan sabuknya sendiri yang menahan pergelangan tangan. Usahanya sia-sia, teknik melepaskan diri yang dia dapatkan tidak dapat membantunya bebas. Entah bagaimana caranya tahanan yang menjadi tanggung jawabnya ini mengikatnya. Topeng yang kerap ia gunakan dalam tugas telah terlepas, memaparkan wajah peranakan campuran bermata biru mencengangkan, rompi dan perlengkapannya telah dilucuti paksa sebelum dirinya diperkosa. Ia pejamkan mata, menahan air mata yang mengancam tumpah karena harga diri yang terinjak. Bagaimana mungkin lelaki yang lebih kurus darinya dapat melumpuhkannya seperti ini?

Apa salah dan dosaku sayang
Cinta suciku kau buang-buang
Lihat jurus yang akan kuberikan
Jaran goyang jaran goyang

Bunyi ringtone telepon genggam milik Naruto di saku celananya sejenak menghentikan gerakan pria yang menggagahinya. Naruto semakin memberontak ketika pria itu mengambil teleponnya. Dia tahu yang menghubunginya pasti sang istri, ringtone lagu dari negara Asia Tenggara itu merupakan lelucon yang digunakan untuk nada panggil bagi istrinya. Memang seharusnya ia tidak boleh membawa benda itu ketika bertugas, namun dia tidak tahan untuk tidak membawanya. Dia sendang tidak sabar menunggu kabar hasil USG untuk jenis kelamin anak pertamanya. Siapa yang menyangka tugas memindahkan tahanan bisa membawanya ke situasi ini?

"Ini siapa? Istrimu? Cantik sekali. Apa aku harus mengangkatnya dan mengatakan kau sedang sibuk menungging?" bisik pria berambut hitam dengan vonis penjara seumur hidup ini.

"Akan kubunuh kau, Bajingan!"

Derai tawa berkumandang lalu berhenti ketika suara pengganggu terdengar.

"Cari sekitar sini, sinyal pelacak milik Uchiha Sasuke terakhir terdeteksi berada di dekat sini."

"Apa masih belum ada kabar dari Uzumaki? Dia nekat membawa pergi Uchiha sendiri ketika anak buahnya mencoba membebaskannya."
Dari celah semak tempat Sasuke menikmati mangsanya, ia bisa melihat beberapa orang berbaju identik dengan pria yang ditindihnya. Seragam biru gelap dengan rompi dan topeng hitam sekilas membuat mereka seperti Gorila.

"Sepertinya harus cepat kuselesaikan." Dengan tangan yang membekap mulut Naruto, Sasuke menggenjot keras kejantanannya, menikmati impitan rektum yang membuatnya harus menahan geraman. Dengan sodokan keras ia tumpahkan benihnya.

"Siapa di sana?" Lampu senter di arahkan ke sekitar tempat Sasuke.
Tembakan dilontarkan Sasuke ke arah cahaya yang menyorot tempatnya. Dia tarik tubuh Naruto untuk bersembunyi di balik pepohonan. Rentetan peluru meluncur ke arahnya, balasan dari tembakan pembuka darinya.

"Panggil bantuan, tersangka ada di taman Suna!"

"Ada tembakan! Ulangi, tersangka membawa senjata!" teriak teman-teman Naruto.

Sasuke tahu dia kalah jumlah. Mungkin ini waktunya dia harus pergi.

“Coba kita lihat, apa saja yang kau bawa.” Sasuke mengedipkan sebelah mata yang dibalas pelototan penuh benci dari Naruto.

Sasuke melihat tawanannya tidak membawa banyak senjata, dia hanya membawa dua set amunisi, dua granat dan sebuah bom suara. Ia menimbang baik-baik pilihannya.

Hujan peluru yang di arahkan padanyatidak berhenti, dengan licik ia sengaja sekilas memperlihatkan Naruto pada mereka. Beruntung tidak ada peluru yang menembus kepala pirang yang malam ini menjadi favorit Sasuke.

“Tahan! Naruto masih ada di sana. Dia masih hidup!” teriak suara rendah memberi perintah. Seketika hujan tembakan berhenti.

“Jadi namamu Naruto, ya?”

Cuih!

“Jangan menyebut namaku, Setan!” Sasuke mengusap untuk wajahnya untuk membersihkan ludah Naruto. Terkejut saat menyadari dirinya tidak marah dengan perbuatan si pirang. Membuatnya kembali bernafsu malah.

“Kupastikan akan kubalas kau dengan setimpal, Sayang. Dan percayalah, lain kali aku tidak akan menggunakan ludahku untuk membasuh wajahmu.” Sasuke berdiri, ia menempelkan selakangannya yang telah terbalut kain pada wajah Naruto, menunjukkan kejantanannya yang kembali ereksi. Mata Naruto terbelalak horor. Tapi Sasuke sadar, dia harus menunggu.

"Sepertinya, ini waktu kita berpisah. Selamat tinggal, Sayang. Kita akan berjumpa lagi."

Sasuke mencium bibir pria yang baru saja ia makan. Terkekeh saat pria itu membalas dengan menggigitnya.

Kejadian selanjutnya berjalan begitu cepat. Sasuke mengisi kembali amunisinya, menembak sasaran yang kini bukan lagi polisi atau pasukan tim Naruto yang mulai berkumpul, dia menargetkan lampu taman dan senter besar yang mengarah padanya. Menghilangkan sumber cahaya yang menjadikan sekitar gelap pekat.

Sasuke semakin masuk ke dalam taman. Bersembunyi dalam rimbun pohon yang memberinya perlindungan. Dengan senyum yang bertengger di bibir ia terus berlari ke dalam kegelapan kegelapan, ia tahu anak buahnya pasti telah menunggu di tempat yang dia perintahkan. Terdengar dentuman disertai kilau cahaya benderang. Tanda jika perangkap dengan granat suara yang ia pasang dibelakangnya pasti telah terpicu. Entah mengapa dia sedikit khawatir dengan lelaki yang ia tinggalkan, namun ia meyakinkan diri, jika pria itu pasti baik-baik saja. Dia memasangnya jauh dari tempat Naruto.

Di ujung lain taman brikade polisi menghadang. Sasuke kembali bersembunyi menunggu. Kesempatan muncul ketika seorang polisi patroli terpisah dari kawan-kawannya.

“Hai.”

Polisi yang disapa Sasuke tidak sempat bereaksi, tubuhnya ditarik menghilang di balik semak. Rasa menyengat di tengkuk menghilangkan kesadarannya. Terakhir yang ia lihat adalah wajah buron yang terpampang di foto yang ia terima.

Sasuke mengganti baju penjaranya dengan baju polisi. Berhati-hati menyembunyikan wajahnya dari pandangan polisi lain. Dengan cara itu ia berhasil lolos.

Dalam perjalanan menemui anak buahnya, ia berjanji. Da akan mencari lagi pria pirang yang ia temui malam ini, dan membawanya ke ranjang ternoda tempat ia akan dengan puas menikmati hidangannya berkali-kali.

Naruto. Dia tidak sabar untuk bertemu kembali.

End

SeSum - Selasa MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang