Bukannya Pak Parto yang masuk kelas tetapi malah Bu Ince, yang hari ini tugas piket. Anak-anak sih udah pada bisa nebak kalo jamnya Pak Parto bakalan kosong.
"Selamat pagi" sapa Bu Ince.
"Pagi Bu"
"Sekarang jamnya Pak Parto ya?"
"Iya Bu"
"Jadi gini, Pak Partonya hari ini izin nggak masuk karena ada pelatihan di luar kota. Tapi Pak Parto nitip tugas buat kalian. Silakan buka buku paketnya halaman 211 ya. Dikerjakan dengan tenang dan nggak usah keluar kelas kecuali ke toilet. Jangan ramai ya kelas tetangga sedang pelajaran"
"Baik Bu Ince yang cantik" jawab Andry.
"Bagus. Bu Ince nggak usah nunggu disini ya. Soalnya di bawah (ruang piket) nggak ada yang jagain."
"Iya Bu Ince yang cantik" jawab Andry lagi.
"Yasudah. Selamat pagi. Selamat mengerjakan"
"Pagi Bu Ince, terimakasih" jawab seluruh siswa kelas XI IPS 1.
Ayu yang duduk disampingku terus menerus menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Napa sih lu Yuk? Risih tauk diliatin kayak begitu"
"Elo udah ngejain bagian ini belum Ven? Biasanya lo rajin. Belum disuruh ngerjain udah dikerjain"
"Udah. Ya iya lah gue rajin. Emang elo. Semangat hidup aja kagak punya"
"Idiihh. Gue nggak sengenes itu juga kali Ven. Mana sini pinjem dong tugasnya"
"Ogaah ih kerjain sendiri napa?"
"Ih kok elo pelit sih sama sahabat sendiri"
"Gue pelit karna sayang"
"Lah begimane ceritanye?"
"Kalo lo cuma ngoppy jawaban gue, lo sama aja nggak belajar Yuk. Lo nggak berproses. Trus kapan bisanya?"
"Iya juga ya" Ayu mengangguk-aguk seolah paham, "yaudah gini deh Ven, gue kerjain sendiri dulu ntar kalo gue gak bisa baru gue contek punya elo ya. Deal?"
"Hmm. Yaudah gapapa deh yang penting elo udah berusaha. Walaupun cuma dikit" Ayu meringis.
"Makasih sahabat gue yang paling unch-unch"
"Aaww!" pipiku dicubit dengan keras olehnya.
°°°
Suasana kelas sedikit tidak terkondisikan akibat ditinggal Pak Parto. Biasalah anak IPS nggak afdol kalau nggak rame. Ada yang main uno, nonton film di laptop, tidur, ngerumpi, makan, pokoknya banyak deh kegiatan lain yang biasa diisi di jam kosong gini. Kalo yang rajin sih ya baca-baca buku. Namun hal ini tentu saja tidak dilakukan oleh Bianca dan Ayu. Mereka berdua bergosip ria mulai dari membincangkan cara guru mengajar sampai tips dapet gebetan adek kelas yang cakep. Sedangkan aku sendiri asyik membaca wattpad romance mwhehe.
"Heh! Asik mulu sama gadgetnya. Sok punya pacar deh lo!" maki Ayu sambil menyerobot ponsel di genggamanku.
"Apaan sih Yuk?! Sini balikin! Gue nggak ganggu elo, lo jangan gentayangin hidup gue dong!"
"Anju, lu pikir gua setan apa, gentayangin idup lo?"
"Arrghh" aku memyahut ponselku dengan malas dari tangan jahil Ayu.
"Ck. Lanjutin ceritanta dong woy!" paksa Ayu.
"Males ah" aku menyembunyikan wajahku didalam lipatan tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Possessive Enemy
Teen Fiction[WARNING 18+]⚠Relasi aneh dari dua insan yang tidak pernah sehati namun tak pernah terpisah. Tak saling memahami, namun akhirnya saling mengikuti kemanapun angin membawa mereka pergi. ⚫ Ferdy: "I just wanna see. I just wanna see how beautiful you ar...