Chapter 17⚫ES BUAH DAN SIOMAY

13 0 0
                                    

"Hi, my hunny bunny kitty pinky strawberry lovely Veny." Sapa Bianca ketika ia dan Ayu baru saja tiba di kelas dari kantin tadi.

"Hi Ca. Kenapa kok happy banget?" Tanyaku balik.

"Gapapa. Ciee, gimana es buah sama siomaynya? Enak?"

"Ya pada umunya lah." Jawabku berbohong padahal dalam hatiku berteriak ini sungguh enak. Apalagi dimakan ketika kondisi sedang kelaparan. Ditambah lagi es buah dan siomay ini gratis tis tis tis. Mwhehe.

Selesai makan aku mengamati bungkus dan sisa-sisa saus siomay. Tadi Ferdy bilang kalau aku nggak makan maagku bisa kambuh. Btw, dari mana dia tau kalau aku sakit maag? Aku adalah orang dengan tingkat penasaran yang tinggi dan nggak akan menyerah untuk mendapatkan jawaban. Jadi langsung saja aku bertanya pada Bianca yang duduk disampingku.

"Ca? Tadi kan es buah sama siomay ini yang beliin Ferdy nih."

"Ya terus?"

"Terus tadi dia bilang kalau gue lagi laper dan kalau nggak makan nanti maag gue kambuh. Dia tau dari mana ya Ca kalau gue sakit maag?"

"Dari Ayuk." Jawab Bianca singkat.

"Hah? Kok dari Ayuk?"

"Tadi gue ngelabrak si Ferdy gitu Ven, nah terus gue suruh dia beliin lo makanan dan minuman plus dianter ke kelas. Dan harus dipastikan bahwa makanan dan minuman itu dimakan sama elo. Gue kasih tau sekalian deh kalo lo maag." Jelas Ayu.

"Oh jadi dia beli ini semua tuh karna dilabrak sama Ayu? Bukan karna dia mau minta maaf sama gue? Pantes dia doain gue cepet metong. Sialan."

"Dia doain lo biar cepet metong Ven?" Tanya Ayu.

"Iya Yuk, dia bilang, dia udah nyelamatin nyawa gue karna kalau gue nggak makan maag gue kambuh trus bisa parah alias metong."

"Hahahaha Ferdy... Ferdy... bego banget sih dia!" Ayu dan Bianca tertawa terbahak-bahak.

"Sebel gue-_-" kesalku.

"Terus lo mau tau nggak Ven kenapa kita happy?" Tanya Bianca.

"Lo juga dibeliin kan tadi di kantin sama Ferdy. Itu juga pasti karna Ayu." Jawabku.

"Elo emang brilian Ven! Hahaha bener banget."

"Iya dan Ayu emang paling sadis. Dia malak preman sekolah coba." Kataku.

"Dia mah preman abal-abal." Balas Ayu dan kami menertawainya bersama.

⚫⚫⚫

Waktu yang tersisa rasanya sangat cepat berlalu hinggal bel pulang sekolah pun sudah berbunyi. Aku mengemasi barang-barangku dengan agak terburu-buru. Setelah itu aku turun ke basement bersama Ayu dan Bianca. Hari ini aku memutuskan pulang bersama mereka.

"Oya Ven, kita nggak usah mampir mana-mana aja ya kali ini. Langsung balik rumah aja soalnya gue udah ditungguin Nyokap nih." Kata Ayu.

"Oke boleh. Btw, tumben lo akur sama nyokap?" Aku bertanya demikian karna setauku Ayu tidak pernah akur dengan mamanya. Soalnya Mamanya Ayu itu masih muda banget walaupun sebenernya baik tapi menurut Ayu terkadang suka alay.

"Hehehe iya nih. Nyokap habis dapet arisan trus ngajakin shopping gitu."

"Wahh asyik dong tuh. Gue boleh ikutan nggak?" Tanya Bianca.

"Asyik? Halah. Palingan juga dia yang shopping. Gue cuman suruh bawain belanjaannya aja." Jawab Ayu dengan nada ketus.

"Yaudah lah Yuk. Toh kan emang cocok. Hahahaha" tawaku dan Bianca pecah meledeki si Ayu.

Dear, My Possessive EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang