"Nyokap lo nggak berubah. Emang ya orang baik tu selamanya baik. Nggak kayak anaknya" kata Ferdy.
"Mendingan lo pulang deh"
"Nggak usah lo suruh gue juga bakal pulang. Tapi karena nyokap lo yang nyuruh, gue lebih taat sama nyokap lo dari pada elo. Emang lo siapa ngatur-ngatur gue?"
"Ehh sedel becak, lo pikir lo lagi dimana? Ini rumah gua!"
"Bukan. Ini rumah orang tua elo. Elo punya apa?"
"Arrghh! Emang ya kalo orang jahat itu selamanya jahat" aku mulai bangkit dari dudukku untuk pergi meninggalkan makhluk astral satu ini.
"Mau kemana lo?" tanganku digenggam erat olehnya.
"Lepasin! Bukan urusan lo" jawabku ketus.
"Nggak sopan banget sih lo sama tamu"
"Elo yang nggak wajar jadi tamu"
"Duduk!" perintahnya.
"Dih, siapa elo ngatur-ngatur gue?"
"Nyokap lo tu nyuruh elo nemenin gue. Jadi anak tu nggak boleh bandel sama orang tua"
"Hahaha ngaca dulu deh Fer"
"Gua taat kok sama mama gue. Elo aja yang nggak tau"
"Dan gue juga nggak perlu tau" jawabku.
"Fine. Elo tu emang..."
"Sup kacang merahnya udah mateng loh anak-anak, makan dulu yuk!" ajak mama yang memotong perkataan Ferdy.
"Mau ngatain gue apa tadi? Kok nggak jadi?" tanyaku menyindir Ferdy.
"Udah-udah kalian ini kayak anak kecil deh. Makan aja yuk!" Mama mengajak Ferdy dan aku ke ruang makan untuk makan sup kacang merah kesukaanku.
"Nak Ferdy sup ini itu makanan---"
"Kesukaan Veny kan tante?" sahut Ferdy.
Deg. Kok Ferdy tau sih. Aku menyernyitkan alisku.
"Iya bener. Apalagi kalau ujan-ujan gini. Veny suka banget dibuatin sup kacang merah. Ya nggak Ven?" tanya mama.
"Iya sih Ma, tapi kalo makannya nggak sama sedel becak"
"Kamu tuh ya. Nggak boleh ngomongin gitu. Nggak baik ah"
"Kalo ngatain budek, bisu, bego itu juga nggak baik kan Ma?" tanyaku balik.
"Iya dong itu juga nggak baik"
"Nah kayaknya Mama perlu kasih tau Ferdy tuh biar dia paham"
Ferdy yang mendengar perkataanku langsung tersedak.
"Pelan-pelan nak Ferdy. Ini minumnya" mama malah memberikan Ferdy minum.
"Dasar tukang drama" celetukku.
"Awww" kakiku sengaja diinjak oleh mama.
⚫⚫⚫
"Makasih banget ya Tante buat semuanya. Tante baik banget deh. Karena ujannya udah reda Ferdy pamit pulang ya Tan?" kata Ferdy pada mama.
"Iya sama-sama nak Ferdy. Hati-hati di jalan ya"
Ferdy hanya tersenyum kemudian ia mulai menghilang dari pandanganku. Kali ini aku baru bisa bernafas lega.
"Cieeee yang diapelin" kata Kak Veno yang baru saja tiba dirumah setelah pulang dari kampusnya.
Aku tak menanggapi candaannya dan memilih untuk masuk ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Possessive Enemy
Teen Fiction[WARNING 18+]⚠Relasi aneh dari dua insan yang tidak pernah sehati namun tak pernah terpisah. Tak saling memahami, namun akhirnya saling mengikuti kemanapun angin membawa mereka pergi. ⚫ Ferdy: "I just wanna see. I just wanna see how beautiful you ar...