Ayu terus-terusan membunjukku untuk menceritakan kejadian yang aku alami di UKS. Mungkin dia heran padaku tiba-tiba saja aku mau menolong orang yang sangat kubenci. Tapi kupikir Ayu tau alasannya. Aku hanya ingin balas budi. Namun ternyata bukan aku orang yang ditolong Ferdy. Tak apa aku tidak menyesalinya. Toh aku tidak melakukan perbuatan yang merugikan diriku maupun orang lain. Let it flow...
"Gimana kalau cerita yang lain aja Yuk?"
"Um, oke lanjutin cerita lo aja yang terputus gara-gara insiden ruang berkas itu hahaha" jawab Ayu seraya menyindirku.
"Yaelah Yuk ngapain sih harus bahas masalah itu lagi-_-"
"Hehehe lah pan emang bener hahaha"
"Males gue jadinya"
"Hahaha sorry Ven sorry, buru gih cerita!"
"Tapi gue lupa, terakhir gue cerita sampe mana ya?"
Ayu mengangkat sebelah alisnya dan mulai berpikir.
"Sok mikir lo Yuk, emang lo bisa mikir?" tanyaku, sedang Ayu hanya menggelengkan kepalanya.
"Dari sini aja deh Yuk" aku membenarkan posisi dudukku dan mulai menceritakan kisah lamaku bersama Ferdy.
"Bisa dibilang kelas 5 itu adalah masa kejayaan gue Yuk. Dimana gue berhasil dapetin peringkat 1 di kelas, punya sahabat-sahabat yang baik-baik, menang di setiap kompetisi lomba pokoknya itu masa-masa emas waktu gue duduk di bangku sekolah dasar. Dan di saat yang sama pula ada kakak kelas yang naksir gue. Umm, dia ganteng sih namanya Gyo. Gyo baik banget sama gue Yuk, perhatiannya kelewatan. Dia juga tergolong siswa populer, semua siswa di sekolah gue tau dia. Tapi entah kenapa Gyo tu gak pernah mau ketemu sama gue."
"Hahahah, kok malah nggak mau ketemu sama elo sih Ven?"
"Ya namanya juga cinta monyet ala anak SD Yuk. Mungkin dia malu kali kalo ketemu gue orang papasan aja dia kabur"
"Hahaha, ngekek gue sumpah" Ayu mengetawaiku habis-habisan.
"Puas lo ngetawain gue?! Tapi pas awal-awal Gyo ngedeketin gue Ferdy keliatan nggak suka gitu."
"Dia cemburu?" tanya Ayu. Aku mengangkat kedua telapak tanganku tanda tak tahu.
"Ferdy bilang Gyo bukan anak baik-baik. Tapi gue nggak percaya sama Ferdy, gue lebih percaya sama Gyo. Emang bener kok Gyo baiknya setengah mati sama gue, kok bisa-bisanya gitu Gyo dibilang bukan anak baik-baik sama Ferdy. Kan gue juga jadi ragu sama Ferdy. Sejak itu juga hubungan gue sama Ferdy jadi merenggang. Yakali gue mau main terus sama Ferdy sedangkan gue ketemuan sama Gyo aja nggak pernah. Gue kan maunya juga jaga perasaan Gyo."
"Ferdy berasa punya saingan kali Ven. Gila ya elo masih bocah aja udah kayak begitu. SD lho itu Ven! SD! mikir apa coba?"
"Apa lo bilang? Ferdy berasa punya saingan? Lah kita kan cuman sahabatan. Globalisasi Yuk! Sekarang aja udah banyak tuh anak-anak SD pacaran panggilanya pake mama-papa an. Itu juga mikir apa coba mereka?" protesku.
"Ya elo berasanya gitu Ven, tapi kalo Ferdynya nggak gitu, mau apa lo?"
Aku terdiam sebentar merenungkan perkataan Ayu barusan. Tapi masa iya sih...
"Singkat cerita gue udahan sama Gyo. Gue stop semuanya karna emang gue mau fokus sekolah dulu. Awalnya sih Gyo baik-baik aja tapi lama-lama dia kaya orang depresi gitu Yuk. Gyo maki-maki gue di sosmed. Ngatain gue kasar banget. Pada akhirnya gue baru percaya sama Ferdy kalo Gyo bukan anak baik-baik. Ternyata selama ini dia udah kebanyakan kasus tapi gue gak pernah tau itu semua. Mungkin ini yang dibilang cinta itu buta dan nggak pake logika."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Possessive Enemy
Novela Juvenil[WARNING 18+]⚠Relasi aneh dari dua insan yang tidak pernah sehati namun tak pernah terpisah. Tak saling memahami, namun akhirnya saling mengikuti kemanapun angin membawa mereka pergi. ⚫ Ferdy: "I just wanna see. I just wanna see how beautiful you ar...