"Ven, kok diem aja sih. Ah elu" keluh Nicole disebrang sana.
"Abis lo garing gitu"
"Tapikan lo jadi senyum Ven meskipun cuma sebentar" aku kembali mengulum senyuman.
"Apaan sih Nic"
"Tuh kan bener. Ayolah, kita temenan udah berapa lama Ven kayak baru kenal aja"
"Hmm"
"Cuman hm lagi jawabnya. Oya besok kita berangkat sekolah bareng yuk!"
"Nggak ah, ntar aku harus nungguin kamu pulangnya"
"Siapa bilang kita pulangnya bareng?"
"Terus gue pulangnya gimana Nyet?"
"Ya nebeng aja sono sama temen lo. Si Ayu atau siapa itu Bianca ya?"
"Ih dasar nggak tanggung jawab" omelku.
"Ya kalo elo mau nungguin gue 30 menit sih nggak masalah. Kita bisa pulang bareng"
"Ogah. Ngenes banget gue nungguin lo 30 menit. Itu lama tauk!"
"Nah yaudah makanya lo pulang sama temen lo aja"
"Mendingan kita nggak bareng sekalian kali Nic"
"Eh jangan dong. Kan gue pengen bareng sama lo Ven, tapi berangkatnya aja"
"Yaudah deh -_-"
"Senyum dong" pinta Nicole.
"Udah ah Nic gue ngantuk nih mau tidur dulu ya. Bye bye"
"Yaelah Ven masih sore ini"
"Bodo amat. Zzzz"
Tut. Tut. Tut.
Sambungan terputus dan aku sudah tak kuat membuka kelopak mataku.°°°
"Ven, bangun. Makan dulu yuk, dari tadi kamu belum makan loh susunya juga nggak jadi diminum kan?" Suara Mama membangunkanku.
"Veny nggak laper Ma"
"Tapi nanti maag kamu bisa kambuh kalau nggak makan"
Akhirnya dengan rasa malas aku mencoba untuk bangun dari tidurku. Mengucek mataku dengan tangan lalu pergi ke kamar mandi untuk cuci muka.
Setelah mencuci muka, aku turun menuju ruang makan. Disana kudapati Veno sedang asyik bersama ayam-ayam goreng di piringnya.
Aku celingukan mencari jatah makan malamku.
"Kak, punya gue mana?"
"Lah, bukannya elu tadi udah makan ya?"
"Iiihh belum tauuk" kucubit lengannya karena kesal.
"Aaww- yah udah gue abisin Ven, kirain lo udah makan tadi hehehe"
"Maaa, makanan aku diabisin Kak Veno" teriakku mengadu kepada Mama.
Tak lama kemudian Mama datang,
"Kamu gimana sih Veno kan adik kamu belum makan."
"Maaf Ma tadi Veno kira si Veny udah makan"
Aku membuang muka sebal.
"Yaudah Veny beli makanan aja dulu di supermarket depan. Soalnya mie instannya juga abis. Terakhir udah direbus sama Papa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Possessive Enemy
Teen Fiction[WARNING 18+]⚠Relasi aneh dari dua insan yang tidak pernah sehati namun tak pernah terpisah. Tak saling memahami, namun akhirnya saling mengikuti kemanapun angin membawa mereka pergi. ⚫ Ferdy: "I just wanna see. I just wanna see how beautiful you ar...