Chapter 14

2.2K 128 2
                                    

"Ini aku, percayalah."

Operasi Naya berjalan dengan sukses. Kini Ray dan Keyara bisa sedikit lega. Namun mereka masih mengkhawatirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Seperti kata dokter tadi, kemungkinan terburuk bisa terjadi koma dan amnesia.

Sudah 2 jam setelah operasi, belum ada tanda-tanda bahwa Naya sadar. Kini Keyara dan Ray duduk di samping ranjang Naya. Kakak beradik itu menunggui Naya dan berharap bahwa dia akan segera sadar.

"Kenapa Naya belum sadar juga kak?"tanya Keyara.

"Kita tunggu saja Key, semoga Naya segera sadar"

"Kak, aku belum memberitahu mama soal ini"ucap Keyara.

"Nanti kakak yang akan beritahu"ucap Ray.

Drt...drt...

Handphone Ray bergetar di saku jasnya.

"Kakak angkat telpon sebentar"Keyara mengangguk.

Ray pun keluar dari kamar Naya.

"Halo"

"..."

"Cari tahu sampai dapat, bagaimana pun caranya"ucap Ray tajam. Ray langsung menutup panggilannya. Dia menghela napasnya kasar.

"Kak..."teriak Keyara dari dalam kamar Naya. Ray terkejut, dan langsung masuk kembali ke kamar inap Naya.

"Ada apa Key?"tanya Ray khawatir.

"Ta-tadi tangan Naya sudah bergerak kak" ucap Keyara menunjuk-nunjuk tangan Naya yang di pasang infus.

Ray pun mengamati tangan Naya dengan baik-baik. Berdoa didalam hatinya semoga yang dikatakan Keyara benar.

Namun harapan Ray tidak sesuai, tiba-tiba saja tubuh Naya kejang-kejang dan bunyi detektor jantung memilukan telinga mereka berdua. Keyara segera menekan tombol panggilan darurat.

Ray dan Keyara sangat khawatir. Mereka berdua berdoa di dalam hati mereka masing-masing agar hal buruk tidak terjadi pada Naya. Tim medis pun tiba di kamar Naya. Dokter yang mengoperasi Naya tadi segera memeriksa Naya.

Ray memeluk adiknya, menenangkan Keyara yang menangis menyalahkan dirinya sendiri.

"Ini salahku. Dia tidak akan begitu kalau aku tidak pergi tadi"isak Keyara.

"Sst...tidak ada yang salah. Kamu tidak bersalah Key"tenangkan Ray. Keyara semakin menangis dengan kencang lantaran mesin detektor jantung pada Naya semakin berbunyi dengan kencang. Dokter berusaha semaksimal mungkin mengatasi Naya.

Dan hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Mesin itu memberikan tanda garis lurus pertanda bahwa detak jantung Naya berhenti.

Ray dan Keyara terdiam beku. Perlahan Keyara menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Tidak!Tidak! Selamatkan dia dokter"teriak Keyara histeris. Keyara semakin meraung-raung, bahkan Ray sempat kewalahan menenangkan adiknya itu.

"Pak, sebaiknya nona Keyara dibawa keluar dulu. Kami akan berikan yang terbaik"ucap salah seorang suster di ruangan Naya.

Ray mengangguk iya, dan merangkul adiknya itu keluar dari ruangan Naya. Mereka berdua duduk di kursi tunggu. Berdoa semoga Naya bisa diselamatkan. Sudah setengah jam, dokter yang memeriksa Naya belum juga keluar dari ruangan Naya. Hal ini semakin membuat Ray dan Keyara cemas. Air mata Keyara masih saja setia berjatuhan.

Because Of You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang