"Sekali lagi ku katakan aku mencintaimu,percayalah"
Berdamai itu memang indah. Hati kita tenang dan bahagia. Seperti yang dirasakan Naya saat ini. Dia berada di apartemen Ray. Senyumnya tak pernah lepas dari bibirnya. Matanya selalu menatap Ray dengan tatapan cinta yang begitu besar. Dia senang bisa kembali ke sisi orang yang dicintainya.
Terlebih hubungan mereka mendapat restu. Naya benar-benar bahagia saat ini.
"Aku tahu aku tampan"ucap Ray yang masih fokus membaca buku di tangannya.
Naya tersenyum.
"Tuhan menciptakanmu tanpa kekurangan suatu apapun. Dia menatanya sebaik mungkin"lontar Naya.
"Dan kehadiranmu semakin menyempurnakanku"ucap Ray. Dia membalas tatapan Naya. Naya tersenyum lebar menampakkan deretan giginya.
"Benarkah?"goda Naya.
Ray menutup bukunya.
"Kau ingin mengujiku"goda Ray. Ray semakin memajukan badannya mempersempit jarak mereka.
"A-apa yang ingin kau lakukan?"tanya Naya gugup yang semakin memundurkan badannya.
"Kau yang memulai nyonya Antonio"ucap Ray mengerling pada Naya. Semburat merah muncul di wajah Naya.
Naya menahan dada Ray agar tidak semakin maju.
Tiba-tiba dering ponsel Ray berbunyi kencang. Ray mengerang kesal sedangkan Naya bernapas lega.
"Ada apa?"tanya Ray kesal.
"..."
"Tapi kau tidak harus menelpon di saat seperti ini kan"ucapnya masih kesal.
"..."
"Sialan kau"maki Ray pada sang penelpon.
"Baiklah. Tunggu sesuai rencana"ucap Ray lalu menutup panggilannya.
"Kenapa?"tanya Naya yang duduk di sofa.
"Tidak ada. Ayo, aku akan mengantarmu pulang"ucap Ray mengambil jaket kulitnya.
"Kau mengusirku?"tanya Naya dengan nada yang dibuat kesal.
"Kau ingin tinggal di sini?"tanya Ray heran.
"Tentu saja tidak"ucap Naya yang terkekeh. Naya pun mengambil tasnya.
Ray mengacak pelan rambut Naya dan ikut terkekeh. Ray memeluk pinggang Naya posesif hingga keluar dari lobby. Tak heran, banyak yang menatap mereka lapar. Baik Ray maupun Naya. Naya melihat beberapa gadis mengambil gambar Ray diam-diam. Naya menggeleng melihat tingkah para gadis itu.
Sesampainya di parkiran, Ray membukakan pintu untuk Naya. Lagi-lagi Naya tersanjung mendapat perilaku manis dari Ray.
"Terima kasih"ucap Naya. Ray membalas dengan senyumannya.
Ray pun masuk ke kursi pengemudi dan mengendarai mobilnya. Di dalam mobil, Naya hanya diam dan memandang ke jalanan. Sesekali Ray melirik ke arah wanitanya itu.
Senyum pun tak lepas dari bibirnya.
"Ray...ini bukan arah ke apartemenku"ucap Naya yang bingung.
Fyi, ceritanya mereka udh balik ke Indonesia ya.
"Kita mampir sebentar ke suatu tempat, ada yang ingin ku beli"ucap Ray.
"Baiklah"
Keadaan kembali hening. Namun di pikiran Naya dia sudah menebak-nebak kemana mereka akan pergi. Dia penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (END)
Teen FictionKarenamu aku bahagia. Karenamu aku merasa hidup,aku merasa dicintai dan dihargai. Karena hadirmu dalam hidupku, semuanya berubah jadi lebih baik. . . . Rank #1depression [05 Feb 2020]