"Karena cintaku lebih besar dari benciku"
Sudah sebulan sejak kejadian itu. Naya masih selalu menghindar dari Ray. Meskipun begitu, Naya sebenarnya sangat merindukan Ray.
Tapi dia masih memeliki rasa sakit hati yang ntah kapan akan bisa sembuh. Semakin hari Monika pun semakin menikmati perannya. Naya tahu semua itu karena Jefi. Ya Jefi dengan cuma-cuma menawarkan diri membantu Naya untuk mengawasi Ray. Awalnya Naya menolak bantuan Jefi, tapi Jefi membantu itu sebagai imbalan telah membantunya mencari tahu kebenaran kematian orang tuanya.
Kini Naya bekerja di kantor Gio sesuai dengan janji Gio. Naya sedang disibukkan dengan dokumen yang cukup menumpuk di mejanya. Telepon interkom berbunyi dari Gio, bosnya saat ini.
"Ada apa pak?"tanya Naya sopan.
"Ke ruangan saya sekarang"ucap Gio.
Naya pun bangkit dari duduknya dan pergi ke ruangan Gio. Naya mengetuk pintunya dan mendapat ijin dari Gio. Naya pun masuk ke ruangan Gio.
"Ada apa pak?"tanya Naya.
"Kita ada rapat ke Antonio grup. Siapkan berkasnya sekarang"ucap Gio yang masih fokus pada laptopnya.
Naya terdiam kaku.
"Se-sekarang pak?"tanya Naya gugup.
"Enggak tahun depan. Ya sekaranglah"ucap Gio kesal. Gio mengangkat kepalanya melihat Naya yang sudah pucat.
"Kenapa mukamu?"tanya Gio.
"Tidak apa. Akan saya siapkan berkasnya"ucap Naya.
"Profesionallah"ucap Gio.
Naya menangkat tangan kanannya membuntuk ok -kek gni gaes 👌
Naya pun menyiapkan berkas-berkas yang diminta Gio. Setelah semua berkasnya selesai, Naya kembali ke ruangan Gio.
"Sudah selesai pak"ucap Naya.
"Baik. Ayo kita berangkat"ucap Gio.
Naya pun berjalan mengekori Gio. Setelah menempuh perjalanan. Akhirnya mereka sampai si depan gedung Ant.Corp.
Naya benar-benar gugup sekarang. Beberpa kali Gio mendengar Naya membuang napasnya kasar.
"Jangan gugup Nay"ucap Gio menenangkannya.
"Siapa yang gugup. Ayo jalan"elak Naya. Dia pun berjalan mendahului Gio.
Gio terkekeh melihat tingkah Naya."Tahu dimana tempat rapatnya?"tanya Gio yang masih berdiri diam ditempatnya.
Naya menghentikan langkahnya. Berbalik menghadap Gio. Dia berjalan kembali ke arah Gio.
"Silahkan pak"ucap Naya sopan.
"Dasar"serapah Gio dan tertawa pelan.
Naya dan Gio pun kini berada di ruang rapat. Mereka menunggu kehadiran sang pemilik perusahaan. Benar-benar gugup, bahkan Naya gelisah di tempat duduknya.
"Aku keluar saja ya. Kau saja yang mengikuti rapatnya"ucap Naya gelisah.
"Hahah lucu sekali. Kau mengatur bosmu sendiri?"ucap Gio kaget.
"Bukan begitu. Tapi aku benar-benar tidak bisa mengikuti rapat ini. Dari sekian banyak perusahaan kenapa har..."
Pintu ruangan rapat itu terbuka. Dan orang yang masuk berhasil membuat Naya diam.
Siapa lagi kalau bukan Ray, Alex dan beberapa orang dibelakangnya. Naya pun merapikan duduknya. Mengatur detak jantungnya yang benar-benar sedang berdisko saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (END)
Teen FictionKarenamu aku bahagia. Karenamu aku merasa hidup,aku merasa dicintai dan dihargai. Karena hadirmu dalam hidupku, semuanya berubah jadi lebih baik. . . . Rank #1depression [05 Feb 2020]