"Senyummu selalu mengikutiku. Aku merindukanmu"
Seminggu sudah berlalu sejak kejadian itu. Sejak hari itu juga, Naya tidak merespon satu pun panggilan atau pun pesan dari Ray, Keyara dan Alex. Bayangan Ray dan Monika yang berpelukan masih terus terlintas di pikirannya.Naya pun memutuskan untuk menyibukkan diri, demi melupakan memori itu. Naya mulai mencari pekerjaan. Saat dia berkeliling mencari lowongan kerja, Naya melihat ada butik yang sedang mencari pegawai wanita.
Tanpa pikir panjang, Naya langsung mendaftarkan dirinya. Dan dia di terima kerja di butik itu.
"Halo Naya, perkenalkan saya Lidya manager di butik ini. Mulai besok kamu sudah bisa bekerja di sini"
Manager butik itu memberikan pakaian pegawai dan kunci loker. Dengan senyum ramah, Naya mengambil pakaian itu dan kunci lokernya.
"Terima kasih banyak bu"ucap Naya sopan.
"Sama-sama. Besok jangan telat"ucap Lidya.
"Baik bu. Saya permisi dulu"
Naya pun pamit pulang. Naya menyetop taxi dan pulang ke apartemennya.
Kakinya berhenti melangkah ketika melihat Ray dan Monika di lobi apartemennya. Cepat-cepat Naya bersembunyi dan memperhatikan mereka. Tiba-tiba saja Alex dan Keyara datang menemui mereka.Hati Naya teremas, melihat keakraban mereka yang tertawa bersama. Air mata Naya sudah siap terjatuh.
Jangan menangis lagi Naya, batin Naya menyemangati.
Tiba-tiba, ada seseorang yang menepuk pundaknya. Sontak Naya terlonjak kaget.
"Astaga!"ucap Naya.
"Mbak sedang apa di sini mengintip? Hayo pasti lagi lihat yang aneh-aneh kan"tuduh seorang pria.
"Kamu siapa?"tanya Naya heran.
"Saya Gio, orang yang mbak tabrak beberapa hari yang lalu waktu mbak menangis"ucap pria itu.
Naya menautkan kedua alisnya bingung. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di otaknya.
"Sebelumnya saya minta maaf sudah menabrakmu, tapi saat ini saya butuh bantuanmu"ucap Naya.
"Apa?"tanya pria yang bernama Gio itu.
"Ikut saya jalan kedepan, sampai melewati orang-orang itu"tunjuk Naya pada Ray,Monika,Alex dan Keyara.
"Terus?"tanya Gio lagi.
"Berpura-puralah tertawa"ucap Naya.
"Tunggu tunggu, kau ingin memanasi pria yang mana?"goda Gio.
"Sudah ikuti saja kata-kataku. Beraktinglah sebiasa mungkin"ucap Naya.
"Baiklah. Tapi apa imbalannya untuk ini?"tanya Gio lagi.
"Akan saya traktir makan. Sudahlah jangan banyak tanya. Lakukan saja, sebelum mereka pergi"
Gio dan Naya pun mulai berjalan mendekati mereka, mereka berlaku seakrab mungkin. Gio yang membuat lelucon sungguhan berhasil membuat Naya tertawa.
Aktingnya bagus juga, puji Naya dalam hati.
"Jadi dia tertipu padahal sudah jelas dia melihat dia ditipu begitu?"tanya Naya di sela tawanya. Gio mengangguk dan ikut tertawa. Dan inilah saatnya, Naya melewati mereka dengan pura-pura tidak melihat keberadaan mereka.
"Berhentilah berpura-pura seakan kau tidak melihatku di sini"ucap Ray dingin. Dan perkataan Ray itu berhasil menghentikan langkah serta tawa Naya dan Gio. Jantung Naya berdetak cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (END)
Teen FictionKarenamu aku bahagia. Karenamu aku merasa hidup,aku merasa dicintai dan dihargai. Karena hadirmu dalam hidupku, semuanya berubah jadi lebih baik. . . . Rank #1depression [05 Feb 2020]