Chapter 28

2.3K 112 3
                                    

"Katanya cinta itu butuh pengorbanan"

Sudah seminggu Ray kembali sulit dihubungi. Naya mulai kesal dan khawatir karena Ray jarang mengabarinya.

"Kenapa lagi sih Ray. Kenapa dia sulit dihubungi"ucap Naya kesal. Sedari tadi dia mondar-mandir sambil menelpon Ray beberapa kali.

Bahkan Keyara pun juga sulit dihubungi. Alex, jangan tanya dia pun sama saja. Pikirannya mulai menjalar liar karena kekhawatirannya, Naya mengambil jaket dan tasnya lalu pergi menuju apartemen Ray.

Sesampainya Naya di depan apartemen Ray, beberapa kali Naya menekan bel namun tidak ada tanda-tanda akan dibuka. Naya menelpon kembali Ray tapi hasilnya tetap nihil. Ray tidak mengangkat.

Naya akhirnya memutuskan pergi ke kantor Ray, untung saja hari ini Naya libur. Jadi dia bisa pergi dengan tenang.

Taxi berhenti di depan gedung kantor Ray, saat di depan pintu masuk Naya bertemu dengan Widya, asistennya saat menjadi manager keuangan.

"Ibu Naya?"panggil Widya.

"Widya. Hai apa kabar?"ucap Naya.

"Baik bu. Ibu apa kabar?"

"Kabar saya baik. Oh iya saya mau bertanya. Apa pak Ray ada di kantor?"tanya Naya.

"Sudah seminggu beliau tidak di tempat bu. Memangnya ada apa bu?"tanya Widya.

"Seminggu?! Kamu serius?"tanya Naya tak percaya.

"Iya bu. Bahkan pak Alex juga tidak ada. Wakil direktur yang mengambil alih sementara"ucap Widya.

"Kalau boleh tahu, pak Ray ada urusan apa sampai seminggu tidak ada?"

"Yang saya dengar-dengar bu, beliau ke luar negeri, tapi saya tidak tahu ada urusan apa bu"ucap Widya.

"Begitu ya. Terima kasih banyak. Saya pergi dulu"ucap Naya terburu-buru

"Oh iya bu. Hati-hati"balas Widya yang terlihat heran.

"Kemana kau?"geram Naya. Naya menyetopkan taxi dan pergi dari kantor Naya menuju rumah Ray.

Tapi ada yang aneh, rumah mewah itu seperti tidak ada kehidupan. Naya membuka gerbang rumah itu tapi tidak bisa. Gerbangnya digembok.

"Sial"umpatnya. Naya benar-benar frustasi.

Naya mencoba kembali menghubungi Ray. Tersambung tapi Ray tidak mengangkatnya.

Naya kehabisan akal. Dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ini terasa aneh baginya. Satu pun orang yang dekat dengan Ray tidak bisa dihubungi bahkan rumahnya pun kosong.

"Sebenarnya ini ada apa?"ucap Naya frustasi.

Tiba-tiba terlintas satu nama di pikirannya. Dia cepat-cepat menekan nomor orang itu.

"Halo Lin. Bisa kita bertemu sekarang?"

"..."

"Cafe dekat butik saja"

"..."

"Baik, aku sedang dalam perjalanan"

Because Of You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang