Chapter 2

5K 219 2
                                    

Ray POV

Aku merebahkan tubuhku di kasur king sizeku. Menatap langit-langit kamarku. Ini hari yang melelahkan tapi tak seperti hari biasa yang kulalui.

Pertemuanku dengan gadis yang bernama Naya itu, berhasil membuatku menjadi malaikat tanpa sayap. Sifatku yang cuek akan orang lain hilang ntah kemana.

Flashback on

Aku baru keluar dari sebuah klub untuk menemui sahabatku yang notabenenya pemilik klub itu. Aku memang ke klub malam,tapi aku ke situ bukan untuk minum-minum,merokok,apalagi bermain wanita. Aku hanya sekedar berbincang dengan temanku, untuk menghilangkan kepenatan atas pekerjaanku di kantor.

Saat aku baru mau menghidupkan mesin mobilku,tiba-tiba saja seseorang membuka pintu mobilku dan duduk tanpa permisi. Aku melihatnya bingung.

Seorang gadis dengan penampilan yang cukup berantakan dan bau keringat tercium jelas olehku. Tetapi kuakui, wanita itu cukup cantik.

"Gadis sialan, dimana kau. Cepat keluar!"aku tersentak mendengar teriakan seorang pria. Aku pun mencari asal suara itu.

"Ku mohon,bawa aku pergi dari sini. Akan kulakukan apa saja untukmu, tapi cepat pergi dari sini"mohonnya panik. Aku berpikir, asalnya saja ntah dari mana, masa iya aku membawanya pergi? Sudahlah,nanti kutanyai saja.

"Baiklah"jawabku. Aku segera menghidupkan mesin mobilku dan menginjak gasnya. Melajukan mobilku menembus kegelapan malam. Ku lirik wanita di sampingku, wajahnya menyiratkan kelegaan.

Wanita itu tidak memiliki rumah, tentu saja aku bingung harus memnurunkannya dimana,lantaran sekarang sudah pukul 02.00 pagi. Aku tidak punya pilihan, aku melajukan mobilku ke arah daerah rumahku. Akan ku bawa saja dia ke rumahku.

Flashback end

Begitulah pertemuanku dengan gadis malang itu. Kutatap tangan kananku, aku ingat, bahkan kejadian itu sangat membekas. Betapa mudahnya aku mengulurkan tanganku ini untuk mengelus kepala gadis itu, dan menggenggam tangan kecilnya itu. Sudah lama aku tidak melakukannya, setelah hubungan asmaraku terakhir kali. Tanpa sadar aku tersenyum.

"Hah~melelahkan". Aku membenarkan posisi tidurku dan mencari posisi nyaman. Tak perlu waktu lama, aku sudah terlelap dan segera memasuki alam mimpi.

***

Author POV

Matahari bersinar terik menembus jendela kamar seorang pria. Matanya terganggu akan silaunya cahaya sang mentari. Dengan terpakasa dia harus menyudahi tidur nyenyaknya. Dia duduk di kasurnya dengan mata yang masih mengantuk. Dia mengambil handphonenya dan melihat jam digital dilayar handphonenya itu. 07.30. Dia merenggakan otot-ototnya. Ini weekend, tak masalah bangun terlambat.

Hidungnya mengendus menangkap aroma yang sangat menggiurkan. Aroma masakan. Dia terhanyut akan wangi itu. Dan perutnya juga setuju akan wangi itu. Dia pun langsung bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas untuk mandi. Setelah selesai mandi, pria itu yang tak lain adalah Ray, langsung mencari dari mana sumber wangi itu.

Kakinya membawa Ray kedapur. Dia melihat Naya yang sedang memotong sayuran. Ray diam ditempatnya dan mengamati stiap gerak-gerik Naya. Ray tersenyum tipis. Dia cukup kagum dengan kegesitan Naya dalam memasak.

"Astaga, kau membuatku kaget"ucap Naya kaget. Untung saja Naya sedang tidak potong memotong, atau tidak.

Ray berjalan ke meja pantri.

"Sedang apa kah?"tanya Ray.

"Mandi"jawab Naya ketus. Matanya tidak bisa melihat aku sedang memasak,batin Naya.

Because Of You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang