Chapter 21

2.2K 109 0
                                    

"Ketika waktu tidak berpihak pada kita"

Setelah lima hari di apartemennya Ray, kini Naya dan Ray sudah pulang ke rumah orang tua Ray. Mama Ray menyambut Naya dengan hangat. Mengingatkan Naya dengan kedua orang tuanya. Ray yang melihat itu ikut tersenyum bahagia. Handphone Ray berdering.

"Ada apa?"tanya Ray.

"..."

"Baiklah. Aku segera ke sana"ucap Ray.

"Ray permisi dulu. Ada hal penting yang harus Ray urus" pamit Ray.

"Kenapa mendadak nak?"tanya Mamanya.

"Nanti akan Ray jelaskan"
Ray mencium kening mamanya begitu Naya.

"Aku pergi dulu"pamit Ray. Dengan terburu-buru Ray keluar dari rumahnya.

***

"Ada apa?"tanya Ray pada Alex.

"Kita berhasil membongkar kedok Jogi. Tapi ada masalah baru"ucap Alex.

"Dia mengirim surat ancaman ini" ucap Alex, yang meletakkan kertas di depan Ray. Mata Ray membulat melihatnya.
Handphone Ray berdering.

"Apa?!"tanya Ray kaget.

"Aku akan ke sana"
Dia menutup panggilannya.

"Alex telepon polisi sekarang, kirim ke rumahku. Orang-orang rumahku dalam bahaya"ucap Ray.

"Ada apa?"tanya Alex yang ikut panik.

"Surat ancaman itu. Jogi ada di rumahku"ucap Ray.

"Baik. Akan ku telpon. Kau pulanglah dulu"

Ray langsung berlari ke mobilnya. Menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh. Hatinya harap-harap cemas mamanya dan Naya dalam bahaya.

"Sial! Brengsek kau!"umpat Naya marah.

Handphone Ray berdering lagi. Dia memakaikan bluetooth phone di telinganya.

"Halo"

"Aku bertaruh pasti saat ini kau sedang mengebut"

"Jogi. Brengsek kau!"

"Hahaha...bagaimana suratku. Apa itu membuatmu terharu,huh?"

"Sialan kau! Lepaskan mamaku dan Naya. Jangan berani kau menyentuhnya sedikit pun"ucap Ray geram.

"Uhh...aku takut. Maaf saja, aku rasa wanitamu akan jadi mainan yang menyenangkan dan ibumu tersayang aku tidak tertarik sama sekali"

"Brengsek! Sedikit saja kau lukai mereka, akan ku bunuh kau" ucap Ray marah.Dia semakin menaikkan kecepatan mobilnya.

"Sebelum itu terjadi, kita sudah tidak akan bertemu lagi"

Setelah mengatakan itu. Panggilan di matikan secara sepihak. Ray memukul stir mobilnya dengan keras. Emosinya benar-benar sudah di ubun-ubun.

Sampailah Ray di depan rumahnya.Ada sekitar 20 orang anak buah Jogi yang menjaga rumahnya. Ray tidak memperdulikan itu, dan langsung menerobos rumahnya.

"Jogi!"teriak Ray marah.

Dilihatnyalah Naya dan mamanya di kursi dengan keadaan terikat dan penuh air mata.

"Brengsek kau!"maki Ray.

"Ah selamat datang tuan Ray Antonio yang terhormat. Bagaimana, apakah pemandangan di depan matamu cukup menarik?"tanya Jogi dengan smirk liciknya.

"Lepaskan mereka sekarang juga"ucap Ray.

Jogi berjalan mendekati kedua kursi itu, dan berdiri diantaranya. Memegang kedua bahu wanita berharga bagi Ray.

Because Of You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang