Chapter 23

2.2K 104 0
                                    

"Kebenaran hanya ada satu ~edogawa conan~"

Naya akhirnya sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Awalnya Ray melarang Naya untuk pulang dulu dan menambah hari Naya di rawat di rumah sakit. Tapi dengan lembut Naya meyakinkan Ray bahwa dia baik-baik saja.

"Kamu istirahatlah dulu, aku pergi sebentar"ucap Ray.

"Kemana?"

"Ada uruasan kantor"

"Baiklah"

***

Terpaksa Ray harus berbohong pada Naya. Kini Ray sedang berada di sebuah cafe bersama dengan Monika. Sebenarnya bukan urusan kantor, Monika mengajak Ray untuk bertemu yang diiming-imingi tentang NNaya Ray pun setuju untuk bertemu.

"Ada apa dengan Naya?"tanya Ray to the point. Ray menatap dingin Monika di depannya.

"Tidak ada apa-apa. Kalau tidak begitu caranya, kau akan sulit untuk di ajak bertemu"jawabnya enteng.

Ray semakin menatapnya tajam.

"Jangan melihatku seperti itu. Niatku baik. Aku sudah bertobat demi dirimu"

Ray menaikkan alisnya sebelah.

"Aku sudah berubah. Aku bertobat, aku ingin jadi gadis baik-baik. Untuk mendapatkanmu"ucap Monika serius.

"Jangan bodoh. Berubahlah untuk kebaikan dirimu sendiri" setelah mengatakan itu, Ray pergi dari cafe itu.

Monika tertunduk sedih.

"Sesulit itukah? Bahkan aku sudah terang-terangan dengan perasaanku padamu"ucap Monika.

"Ehm..."deham seseorang di belakang Monika. Monika berbalik mendapati Keyara yang menatapnya aneh.

"Yang dikatakan kakakku benar. Kalau kau ingin berubah, jangan karena dia tapi karena dirimu sendiri"

"Apa pengaruh Naya sangat kuat padanya?"tanya Monika.

"Sangat teramat kuat. Kan aku sudah mengingatkanmu untuk tidak mendekatinya"

"Aku tidak bisa. Aku telah jatuh padanya"

"Kuingatkan sekali lagi, jangan mengejar kak Ray, itu hanya akan menyakitimu"

Keyara pun berlalu dari depan Monika. Monika membuang napasnya kasar dan keluar dari cafe itu.

***

"Naya mana ma?"tanya Ray sesampainya di rumah.

"Mungkin di kamarnya"sahut mama. Ray langsung menuju kamar Naya. Ray mengetuk pintunya dengan pelan.

Tidak ada yang menyahut, Ray membuka pintu tanpa ijin. Ray melihat Naya yang sedang kesusahan mengobati punggungnya. Naya meringis menahan sakit. Ray mendekat.

"Kenapa tidak meminta bantuan"ucap Ray, mengambil alih perban di tangan Naya. Ray mengobati punggung Naya dengan telaten.

"Sudah"ucap Ray. Naya membenarkan pakaiannya.

Because Of You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang