"Maaf,karna aku mencintaimu"
Akhirnya Naya sudah diperbolehkan pulang setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit. Sore ini Ray membawa Naya pulang ke rumahnya, meskipun awalnya Naya menolak dan minta diantar ke apartemennya saja.
Naya berpikir dia sudah terlalu merepotkan Ray dan keluarganya, bahkan registrasi rumah sakit, Ray yang membayar.
Tak bisa berbuat banyak, Naya hanya menurut saja. Selama di perjalanan pulang Naya hanya diam. Ray risih dengan sifat diam dadakan Naya.
"Ada apa?"tanya Ray.
"Tidak ada apa-apa. Kenapa?"tanya Naya balik. Ray hanya membuang napasnya kasar, dan kembali fokus menyetir.
Setelah beberapa menit di perjalanan yang terasa seperti berjam-jam karena suasana di dalam mobil terlampau sunyi, akhirnya Naya dan Ray sampai di kediaman Antonio
Ray membawa tas-tas Naya dan membawanya masuk ke dalam rumah.
"Kalian sudah datang"sambut mama Ray dengan senyum dan sebuah pelukan hangat pada Naya. Naya membalas senyun itu tak kalah manis dan memeluk mama Ray dengan sayang.
"Yasudah kamu istirahat saja dulu"
"Iya ma. Naya permisi ke kamar dulu"ijin Naya. Ray pun menaiki tangga menuju lantai dua terlebih dahulu. Naya mengekori di belakangnya. Mereka kini beridiri di depan pintu kamar Naya. Masih sama, Naya masih bertahan dengan sifat diamnya. Ray menatap Naya dengan penuh pertanyaan. Naya yang merasa risih dengan tatapan itu langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Ada apa?"tanya Naya tanpa melihat Ray.
"Seharusnya aku yang menanyakan itu padamu. Apa ada masalah, kau baik-baik saja?"tanya Ray.
Naya mengerutkan alisnya bingung.
"Aku baik-baik saja. Memangnya kenapa?"
Ray menatap Naya dengan dalam.
Jangan menatapku seperti itu,batin Naya.
"Aku masuk dulu"ucap Naya cepat. Naya langsung membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali dengan cepat. Namun suara ketukan pintu terdengar. Naya memegang dadanya,detak jantungnya kini sulit dikendalikan.
Naya menarik napas panjang-panjang dan memasang wajah sebiasa mungkin dan membuka pintu kamarnya kembali.
"Kenapa?"tanya Naya.
Ray mendekat kearahnya. Memperkecil jarak mereka.
Mau apa dia,batin Naya.
Naya berjalan mundur perlahan. Tiba-tiba saja Ray langsung memeluknya. Naya melebarkan matanya.
Astaga jantungku, ucapnya dalam hati.
"Tasmu nona"bisik Ray tepat di telinga Naya. Dan itu berhasil membuat Naya merinding. Ray memberikan tas Naya dengan keadaan masih berpelukan.
Ray semakin merengkuh tubuh mungil Naya di pelukannya.
"Beritahu aku jika ada masalah"ucap Ray.
Tapi kamulah masalahku sekarang Ray, orang-orang brengsek itu mengincarmu karenaku, batin Naya miris.
Naya hanya mengangguk saja. Ray memundurkan badannya. Melepaskan pelukan hangat itu.
Tapi Naya justru memeluknya kembali, tentu dengan dua tas di kedua tangannya. Ray sempat terkejut dibuatnya. Namun rasa itu terganti menjadi perasaan senang. Ray membalas pelukannya dan mengelus kepala Naya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (END)
Teen FictionKarenamu aku bahagia. Karenamu aku merasa hidup,aku merasa dicintai dan dihargai. Karena hadirmu dalam hidupku, semuanya berubah jadi lebih baik. . . . Rank #1depression [05 Feb 2020]