Chapter 7

2.8K 156 1
                                    

"Jaga baik-baik senyummu itu,aku suka melihatnya"

"Ceritakan padaku. Apa yang terjadi waktu di rumah sakit tadi?"tanya Naya.

"Nanti saja, aku masih menyetir konsentrasiku bisa hilang"jawab Ray.

Ya sekarang mereka berdua sedang dalam perjalanan. Ray yang fokus menyetir tampak sedang bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Hilang konsentrasi tapi kaamu sendiri lagi melamun"ejek Naya.

"Jangan sok tahu Nay"

"Aku hanya mengatakan apa yang ku lihat"

"Terserahmu saja"jawab Ray mengalah. Tangan kiri Ray merogoh kanton jasnya dan mengambil handphonenya.

"Masukkan nomor ponselmu"perintah Ray.

Naya melihat benda pipih di tangan Ray.

"Tidak perlu. Aku tidak punya handphone. Handphoneku tertinggal di rumah paman"jawab Naya dengan senyum tipis andalannya.

"Baiklah"ucap Ray.

"Ray, aku benar-benar penasaran dengan konsultasiku tadi. Apa tidak bisa kau beritahu sekarang saja?"bujuk Naya.

"Aku sedang tidak ingin berdebat Naya"ucap Ray dingin.

Mendengar perkataan Ray dengan nada seperti itu, membuat Naya menghela napas kasar. Pria ini,batin Naya geram.

Naya pun memalingkan wajahnya ke jendela. Berkutat dengan pikirannya.

Ray meliriknya.

"Nanti akan ku ceritakan. Tenang saja, tidak perlu cemberut seperti itu"ucap Ray. Naya mendeliknya.

Dan tak lama kemudian mobil Ray berhenti di depan sebuah toko.

"Toko ponsel? Untuk apa kemari?"tanya Naya bingung.

"Sudah ikut saja. Ayo turun"
Ray melepaskan selt-betnya. Namun Naya tidak bergerak.

"Kenapa diam saja?"

"Biasakan untuk menjawab orang yang lagi bertanya"ucap Naya dingin.

"Membeli ponsel"jawab Ray singkat. Setelahnya Ray keluar dari mobil. Mau tak mau Naya mengekori dibelakangnya.

Saat sampai di pintu masuk Naya menahan pergelangan tangan Ray. Ray berbalik menatapnya.

"Ada apa?"tanya Ray bingung.

"Kecilkan suaramu. Tutupi aku" ucap Naya seperti berbisik.

Ray menaikkan sebelah alisnya.

"Dua pria dibelakangmu itu, aku mengenalnya"ucap Naya pelan. Ray pun berbalik melihat apa yang Naya maksud.

Benar saja, di belakangnya dimeja kasir dua orang pria dengan tinggi berbeda namun sama-sama  menggunakan setelan hitam sedang berbicara pada sang kasir.

"Mereka siapa?"tanya Ray.

"Nanti saja aku ceritakan. Sebaiknya aku kembali ke mobil saja. Aku akan menunggumu di mobil"ucap Naya. Sebelum Ray mendapat jawaban, Naya sudah terlebih dahulu pergi dengan langkah tergesa memasuki mobil Ray.

Ray pun melanjutkan langkahnya.

"Ada yang bisa saya bantu,tuan?" tanya pelayan toko itu.

"Ambilkan aku handphone keluaran terbaru"jawab Ray.

"Dengan merek apa tuan?"tanya pelayan toko itu lagi.

Ray tampak berpikir sebentar.

"Yang cocok digunakan untuk wanita"

Because Of You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang