Chapter 22

2.2K 112 0
                                    

" Jangan menangis, itu menyiksaku"

Waktu berlalu begitu cepat. Walaupun begitu, Naya masih betah di dalam tidurnya. Tak ada yang bisa memprediksikan kapan dia akan sadar.

"Masih betah ya. Jangan lama-lama, aku merindukanmu. Bangunlah"ucap Ray. Kedua orang tuanya, Alex dan juga Keyara yang melihat Ray seperti itu juga ikut sedih.

Ray menundukkan kepalanya pasrah.

"Semua ini salahku. Seharusnya aku yang terbaring di situ"

"Kak, aku kembali bekerja dulu ya. Kalau ada sesuatu panggil Naya saja"ucap Keyara. Ray hanya mengangguk saja.

"Nak,keluarlah dulu mencari udara segar. Biarkan kami yang bergantian menjaga Naya"ucap mamanya.

"Tidak ma. Ray takut, kalau Naya sudah sadar, Ray tidak ada disampingnya"tolak Ray.

"Yang di bilang mamamu benar bos, kau juga perlu udara segar. Kau tampak kacau,apa kau mau Naya melihatmu kacau seperti ini?"timpal Alex.

Ray membuang napasnya kasar.

"Baiklah,baiklah. Aku keluar dulu. Kalau ada apa-apa langsung kabari aku secepatnya"ucap Ray. Ray pun bangkit dari tempat duduknya dan mencium kening Naya sebelum dia pergi.

Ray pergi ke taman rumah sakit. Dia duduk di sebuah bangku di taman itu. Menikmati semilir angin yang bertiup. Ray memperhatikan sekitar taman. Banyak anak-anak kecil yang bermain dan juga para lansia yang di temani perawat masing-masing.

Seorang anak lelaki terjatuh di dorong teman bermainnya. Ray yang melihat itu langsung berdiri dari duduknya, niat ingin menghampiri tetapi Monika sudah mendahuluinya dan menolong anak itu.

"Tidak boleh seperti itu adik kecil. Kalau kita bermain jangan sampai melukai orang lain ya"ucap Monika lembut pada kedua anak itu. Monika tersenyum manis dan mengelus lembut kepala kedua anak itu.

"Iya, kakak dokter. Janji deh tidak seperti tadi"kata si anak yang mendorong temannya.

"Nah gitu dong. High five"Monika mengangkat tangan kanannya untuk bertos. Kedua anak itu pun berhigh five dengan Monika dan pergi bermain lagi.

Ray yang melihat sikap lembut Monika seperti itu, menatap Monika heran dan menaikkan sebelah alisnya. Saat hendak pergi,Monika tak sengaja melihat Ray di bangku taman. Dan menghampiri Ray.

"Kenapa kau di sini?"tanya Monika.

"Menghirup udara segar"jawab Ray datar. Monika hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja.

"Ini untuk kesekian kalinya aku ingin memberitahumu, jangan terlalu cuek dan datar"ucap Monika.

"Bukan urusanmu"balas Ray dingin.

"Iya juga ya, baiklah saya permisi"ucap Monika, dia pun berlalu dari hadapan Ray. Ray semakin heran melihat Monika yang seperti itu.

Ray mengedikkan bahunya acuh. Kembali menikmati udara di taman ini.

"Anak muda"panggil seorang nenek.

Ray melihat nenek yang duduk di sampingnya, datang ntah dari mana.

"Nenek berbicara pada saya?"tanya Ray memastikan.

Because Of You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang