BAB 5 ✅

11.8K 355 6
                                    

Ralph baru saja terbangun dari tidur ketika ponsel pintar miliknya terus-terusan berdering tak berhenti.
"Ehhh, shit..!" umpat Ralph ketika dia baru bangun dari tidur dan menemukan balutan kondom berisi cairan kental yang masih melekat sempurna di junior miliknya.
Ralph kemudian melepaskan alat kontrasepsi itu dengan cepat, lalu membuangnya ke dalam keranjang sampah yang berada di sudut kiri kamar itu.
"Kau sudah bangun, Honey? ucap Jessica yang baru selesai dari aktivitas berendamnya.
"Kenapa kau biar kan aku tidur dengan kondom dan cairan ku seperti ini, Jessy? Kau sungguh sialan!" umpat Ralph lagi.
"Hahaha... Ups! I'm sorry honey, kau tumbang begitu saja semalam setelah ronde kita yang ke tujuh berakhir. Aku sendiri tak mengetahui hal itu semalam hingga aku terbangun sejam yang lalu. Tapi karena aku tak ingin mengganggu tidur mu, yah ku biarkan saja ia menempel terus pada Tuannya." jawab Jessica sembari terkekeh makin keras.
"Kau sungguh sialan!" umpat Ralph memaki Jessica yang sedang tertawa mengejeknya.
"Antonie! Dia puluh empat panggilan tak terjawab?" gumam Ralph dalam hati saat ia memeriksa ponsel nya yang berdering tadi.
Ralph langsung menelpon Antonio tanpa menunggu ponselnya berdering lagi.
"Hallo, Dude! Hal penting apa lagi yang terjadi pada mu sepagi ini, hemm? Seorang Jalang pergi membawa kabur dompet mu lagi, setelah kau bangun tidur, hemm?
Hotel mana lagi yang kau guna kan untuk menginap? Akan ku suruh seseorang untuk mengantar kan uang pada mu, aku sedang sangat malas pagi ini." ucap Ralph tanpa jeda ketika panggilan telepon sudah tersambung.
"Hallo, Ralph. Aku sudah menemukan dimana tempat Demmy dan Katty bera--" ucap Ralph terpotong.
"Whattt? Brengsek kau Antonie! Kenapa tak kau katakan sejak kemarin, hahhh?" teriak Ralph sembari tergesa-gesa menyingkap selimut hangat yang menutupi tubuh telanjangnya itu.
"Apa kau bilang? Kau saja yang sejak tadi banyak bicara tak jelas. Cihhh..." gerutu Antonio tak mau jalan.
"Okey! Okey! Aku tahu aku yang salah. Semalam aku sedikit mabuk dan yah... you know lah kelanjutannya." ucap Ralph lagi.
"Cepatlah datang kemari. Aku seperti orang mati rasa kali ini, Brotha. Aku di Mansion ku sekarang." celoteh Antonio kesal.
"Baiklah aku akan menemui mu disana. Coba kau hubungi Dominnique lagi untuk memastikan nomor ponselnya masih aktif atau tidak. Aku pikir itu akan sedikit membantu pencarian kita nanti." ucap Ralph sedikit memerintah.
"Jika kau tak datang sampai setengah jam kedepan. Aku pastikan Dominnique akan ku hajar habis-habisan, Brotha." ucap Antonio lagi dengan sedikit kasar.
"Okey, tenangkan dirimu dan tunggu aku dirumah mu. Klik." ucap Ralph sembari menutup panggilan telponnya."
"Honeyyy... Kau mau kemana pagi-pagi seperti ini, Sayang?" desah Jessica yang sengaja mengganggu Ralph saat ia akan memakai boxernya.
"Berhentilah mengganggu ku, Jessy. Aku harus menyelesaikan sesuatu saat ini juga!" ucap Ralph meninggikan suaranya.
Tapi ternyata hal itu sama sekali tidak Jesisica indahkan. Ia lantas melepaskan handuk putih kecil di atas kepalanya, lalu membenahi rambut basah itu dengan cepat. Wanita itu kemudian buru-buru membuka tali yang mengikat baju handuknya dan menjatuhkan benda itu ke lantai dengan sekali hentakan.
Setelah itu tanpa diduga-duga, Jessica kemudian memeluk Ralph yang sedang mengenakan celana jeansnya dari belakang. Ralph yang kaget dengan hal itu pun refleks menghempaskan tubuh Jessica ke sisi kirinya.
"Apa yang kau lakukan, Jessy! Aku tak ada waktu untuk bercinta lagi saat ini!" bentak Ralph sembari menatap tajam mata abu wanita itu.
Jessica yang sedang bugil itu pun lantas tak tinggal diam dengan peringai kasar Ralph. Ia sudah terbiasa dengan kekasaran yang lelaki itu tunjuk kan padanya.
Sebab Jessica sudah hampir tiga tahun lebih menjadi salah satu perempuan yang ikut memuas kan birahi seks Ralph jika ia sedang dalam posisi mode on. Jadi ia sudah paham posisi saja yang dapat membuat libido seks Ralph kembali bangkit. Jessica menggeser sofa single yang ada di dekat tempat tidur dan menempatkan benda itu tepat di depan pintu kamarnya. Ralph yang sedang sibuk memakai kemeja jeans navy miliknya dengan posisi membelakangi jessica itu pun, tak lagi memperhatikan apa yang di lakukan Jessica. Dalam pikiran Ralph ia hanya perlu secepatnya pergi dari mansion milik Jessica, kemudian menjemput Antonio untuk sama-sama mencari keberadaan Dominnique yang sudah dapat di pastikan bahwa dia lah si Barbara itu. Jessica naik ke sofa single itu kemudian duduk dengan posisi membuka lebar kedua kaki nya menghadap ke depan. Perempuan gila seks itu mulai memainkan jarinya sendiri di gundukan daging mulus tanpa bulu miliknya. Ia tiba-tiba mendesah dan meracau kenikmatan memanggil nama lelaki yang ada didekatnya.
"Ouuuggghhh... Raalllphhh... Sennn...tuhhhh... Aaakkkuuu... Raalllphhh... Pleeeasseee...!" racau Jessica.
Sontak saja Ralph terbelalak kaget mendengar ocehan panas Jessica. Ia dengan cepat membalik kan tubuhnya. Sedangkan kemeja jeans yang sedari tadi dipakainya belum juga terkancing semua.
"Raaaalllppphhh... Apa yang kau lihat, Sayaaanggg...? Bukankah kauuu sukaaaa meliiihattt kuuu... Seperrtiii iniii, hemm?" desah Jessica seraya terus memainkan klitoris pink itu di depan Ralph dengan sebelah tangan memilin puting coklat miliknya.
Ralph meneguk salivanya saat menonton adegan live itu. Lelaki itu bahkan jatuh terduduk di tempat tidur Jessica.
Pikirannya blank kemana-mana melihat Jessica masturbasi seperti itu.
"Jessy, please! Jangan menyiksa ku seperti ini. Aku janji akan datang lagi nanti, sayang!" ucap Ralph bermanis-manis ria membujuk Jessica.
"Noooo! Aaaachhhh.... Ssssttt... Akuuu... inggginnn... Kauuu... sekaaanggg... Sayaaanggg!" desah perempuan itu lagi.
Jessica terus mengocok kewanitaannya dengan liar. Ia tak akan berhenti melakukan hal itu hingga Ralph kembali menyentuh tubuhnya.
"Shit...! Stop it, Jessy! Kau membuat ku tak tahan!" teriak Ralph frustasi.
Ralph pun dengan cepat membuka kembali seluruh kain yang melekat dibadannya kemudian langsung menghardik Jessica menuju ke tempat tidur.
Ralph yang sedikit emosi dengan kelakuan Jessica yang berani memancing kembali libido seksnya itu pun, kemudian menarik tali pinggang dari celana jeansnya. Ralph langsung mengikat ke dua pergelangan tangan Jessica dengan kuat.
"Cepat balik kan tubuh mu, bitch!" teriak Ralph dengan kasarnya.
Jessica segera menunggingkan tubuhnya seraya tersenyum senang. Ralph pun langsung menampar bokong sexy Jessica berkali-kali hingga memerah.
"Ooouuggghhh...Rallpphhh! Uuuuccchhhh...yeeeachhh!" racau Jessica tanpa jeda menikmati setiap tamparan tangan Ralph pada bokongnya.
Ralph yang tak ingin membuang banyak waktu meladeni teriakan nikmat Jessica pun, segera memasang kondom yang ia ambil dari saku celana jeansnya.
Tak lama kemudian Ralph mengarah kan kejantanan panjang dan besar miliknya ke lubang dubur Jessica yang masih terlihat belum begitu lebar. Ralph ingin menghukum Jessica atas tingkah jalangnya pada Ralph tadi. Tanpa perasaan Ralph langsung menyodok kan rudal panjang itu dengan sekali hentakan.
"Aaaauuuuwww... Shiiittt! Sialan apa yang kau lakukan Raaalllpphhh!" geram Jessica sedikit kesakitan.
"Tenanglah, Jessy. Bukankah kita sudah pernah melakukan Anal seks seperti ini dulu, hem? Aku ingin mencobanya lagi kali ini, sayang!" ucap Ralph sembari tersenyum smirk.
Jessica pun hanya bisa pasrah dengan permainan Ralph yang sungguh sangat kasar. Bagaimana tidak, Ralph memompa kejantanan nya dengan sangat kasar dan berutal. Ralph memperlakukan Jessica yang berprofesi sebagai seorang model dan sosialita di kota Madrid itu layaknya perempuan jalang. Jessica yang tak sanggup menahan sakit dan perih akibat kocokan kasar Ralph itu pun, akhir nya menangis menjerit menahan sakit
"Heentiiikaannn... Raalllpphhh! Kuuu... moohoonnn... Pleaseee... Heeentiiiikaannn... Ini sangattt... Sakiiittt... Raaalllpphhh...!" ucap Jessica sedikit histeris.
"Oooouuggghhhh... Akkkuuuu... Tak bisaa.. Berrrheenti... Jessy! Aku harus mengeluarkannya! Bukankah kau yang telah membangunkan teman kecil mu ini, hem?" ucap Ralph yang terus bergerak brutal sembari menjambak rambut panjang Jessica ke belakang!
"Aaauuuwww... Sakiiittt... Raalllpphhh..." ucap Jessica lagi.
Hampir setengah jam berlalu dengan keadaan Ralph yang terus beranal seks ria dengan Jessica tanpa jeda. Ralph bahkan sudah mengigiti punggung dan pinggang Jessica berkali-kali. Bulir-bulir keringat jatuh menetes dari tubuh kedua anak manusia berbeda jenis kelamin itu. Ralph sangat kesal dengan permainan seks yang tak juga segera mendatang kan orgasmenya itu. Akan tetapi saat ini, kejantanannya seakan tak jua ingin melepaskan diri dari lubang dubur Jessica. Ralph pun mencoba memejamkan kelopak matanya sembari terus bergerak dengan cepat. Ralph membayang kan permainan seks konyol dalam bilik Crazy Fantasy dengan pujaan hatinya Dominnique. Ia tersentak lalu membuka matanya mengingat sebentar lagi ia akan bertemu dengan Dominnique lagi. Seketika itu juga Ralph merasa kan kejantanannya berdiri sangat kencang.
"Yeeaachhhh! C'mon Demmy. I wanna cum... Ohh...Ohh...Ohh... Ooouugghhhh..." desah panjang Ralph, ia tak sadar telah memanggil nama Dominnique di tengah pelepasannya itu.
Jessica pun ambruk seketika diatas tempat tidurnya. Ia merasa Ralph benar-benar kejam memperlakukan dirinya seperti Burnie, si anjing pudel itu. Jessica pun meringkuk sembari meraung sejadi-jadinya. Sesekali ia mencengkeram sprai putih yang menutupi tempat tidur itu dengan erat. Ralph tersenyum datar, sembari melemparkan kondom berisi cairan kentalnya ke lantai kamar Jessica. Ralph tak memperdulikan jerit tangis Jessica. Ia merasa itu hukuman yang pas untuk Jessica. Ralph yang sudah rapi memakai lengkap pakaiannya itu pun segera mengambil kunci mobil kuda jingkraknya di atas nakas.
"Aku pergi dulu, Jessy! Ini untuk untuk mu. Tulislah berapa pun yang kau butuhkan, untuk mengobati luka gigitan ku dan juga yah... luka di lubang nikmat mu itu." kekeh Ralph menyimpan sebuah cek kosong yang berisi tanda tangannya sembari melenggang pergi.
Jessica menatap nanar kepergian Ralph dengan kilatan amarah di wajahnya. Ia bangkit dan duduk di atas tempat tidurnya dengan menahan rasa sakit.
"Bajingan kau Ralph! Kau pikir selama ini aku adalah jalang mu! Tunggu saja pembalasan ku pada perempuan yang ada dalam fantasy mu tadi! Aku akan menemukan jalang mana yang telah merebut perhatian Ralph dari ku!" ucap Jessica berteriak kasar.
Raplh keluar Mansion milik Jessica Pablo sembari sibuk menelpon Antonio Miguel, Sahabatnya.

MADRID, LOVE & FOOTBALL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang