Bab 22 🦓

6K 203 7
                                    

Langkah kaki kedua mahluk berlainan jenis terasa begitu cepat berderap menyusuri lantai marmer bercorak abstrak di sebuah hotel mewah, Valencia. Mereka tak lain adalah Ralph Sergio dan Katharine Martinez. Tujuan mereka hanya satu, yaitu mencari dimana keberadaan Dominnique Miguel berada. Sejak tadi mereka berdua mengetuk dan sibuk bertanya pada para Wags, apakah mereka melihat atau bertemu dengan Dominnique beberapa jam yang lalu ataukah tidak. Rasa khawatir berlebihan pun makin ditunjukkan oleh Katty, mana kala kamar terakhir yang dihuni dua orang Wags juga tak kunjung menandai keberadaan Dominnique.
"Apa yang harus ku katakan pada Antonie jika ia menanyakan perihal kehilangan Demmy ini pada ku, Ralph?" kata Katty sedikit histeris.
"Kau tenang dulu, Katty. Aku juga sudah menyuruh beberapa orang ku untuk mencari Demmy. Jadi sebaiknya kita pergi menemui petugas keamanan dan juga Manager hotel ini agar mereka bisa membantu kita menemukannya, Ayo cepat?" Ralph hendak berjalan menuju pintu lift.
"Pelan-pelan Ralph, aku sudah tak bisa berlarian seenak hati seperti kemarin-kemarin lagi. Antonie mungkin saja akan meninggalkan ku jika aku tak menjaga janin kami dengan baik." gerutu Katty.
Perempuan itu memegangi perutnya yang masih terlihat datar sembari berjalan mengikuti langkah cepat Ralph.
"Oh, I'm sorry Kate. I'm don't remember it." balas Ralph.
"No problem, Ralph. Forget it! Come on, we must be quickly to find Dominnique right now!" Katty melengos masuk ke dalam lift.
Selang lima menit kemudian, mereka sudah keluar dari lift yang membawa keduanya menuju ke lantai dasar hotel mewah tersebut. Ralph bertanya pada petugas resepsionis dimana ia dapat bertemu dengan kepala keamanan maupun Manager hotel itu. Awalnya perempuan bertubuh sedikit gempal itu sedikit bingung mengapa Ralph ingin bertemu dengan kedua atasannya. Namun setelah ia menceritakan jika sang Kekasih yang di duga sedang mengandung itu tiba-tiba menghilang dari sana, maka si resepsionis tadi secepatnya menghubungi bagian keamanan hotel agar mereka bisa segera membantu menemukan keberadaan Dominnique. Sepuluh menit berlalu maka disinilah sekarang mereka berada, ruang keamanan gedung hotel tersebut yang penuh dengan beberapa layar monitor televisi. Semua layar monitor tersebut terhubung langsung dengan camera Closed Circuit Television atau yang sering di sebut CCTV sehingga semua aktivitas dalam gedung hotel itu dapat dengan jelas terpantau dari ruang keamanan tadi.

Para petugas keamanan disana pun segera mengecek hasil dari seluruh kamera CCTV tadi, agar semua pertanyaan yang mengganjal dalam otak tentang menghilangnya Dominnique dapat menemukan titik terang. Sang Manager hotel yang ternyata juga mengenal baik figure seorang Juan Sergio, Ayah Ralph pun secepat mungkin memerintahkan para petugas keamanan gedung untuk menyisir tempat-tempat yang sekiranya tak terjangkau oleh camera CCTV tadi. Alhasil setelah hampir satu jam berkutat dengan banyaknya monitor dalam ruang keamanan tersebut, sebuah adegan yang bertempat didepan toilet wanita terpampang nyata.
Di situ semua mata dapat jelas melihat jika Dominique sempat bertemu muka dengan seorang psycopart asal kota Barcelona, Mark Rodriguez. Semua gambar yang berhubungan dengan pertemuan singkat dan cepat antara Dominnique dan Mark tadi, akhirnya diputar sedikit pelan layaknya adegan slow motion dalam film hollywood. Namun sayang seribu sayang, ternyata camera CCTV yang sempat merekam pertemuan tak sengaja sepasang mantan kekasih itu tak dapat berfungsi dengan baik. Sepertinya camera itu memang sudah sengaja dirusak oleh seseorang yang mungkin adalah salah satu anak buah Mark Rodriguez. Sehingga yang dapat terlihat disana hanyalah reka adegan mana kala Mark menyapa Dominnique. Tapi hal tersebut sudah menunjukkan pada Ralph titik terang dari keberadaan kekasihnya yang menghilang beberapa jam lalu.
"Damn it! Brengsek kau Mark!
Kau kemanakan Demmy ku, hah?" teriak Ralph sembari memukul meja kayu dalam ruang keamanan gedung hotel tersebut.
"Ralph! Keep calm, please.
Bukan begitu cara terbaik untuk bisa secepatnya menemukan Demmy." ucap Katty menenangkan si penyerang team Madrid CF.
"Aku rasa Anda bisa melaporkan hal ini pada kepolisian kota Valencia, Mr. Sergio. Kami akan mencoba semampunya untuk memberikan bukti berupa potongan adegan ini." ucap Manager hotel meyakinkan.
Ralph memijat pelipisnya. Ia nampak sangat tak bisa mengontrol emosi yang ingin meledak dari dalam diri. Bagaimana tidak, Dominnique yang sedang mengandung itu saat ini mungkin saja berada dalam bahaya dan sebagai seorang Kekasih sekaligus Ayah dari si jabang bayi, ia merasa gagal melindungi kedua belahan jiwanya.
"Sepertinya aku harus segera pergi dari sini dan mencari Demmy dengan tangan ku sendiri, Kate!" ujar Ralph penuh emosi. "Apa yang kau pikirkan, Ralph. Kau harus bertanding besok. Sebaiknya kau turuti saja perkataan Pak Manager yang menyuruh kita melaporkan hal ini ke kantor kepolisian kota Valencia segera." jawab Katty.
"Apa yang aku pikirkan?
Kau ini sahabatnya atau bukan? Apa kau tak tahu dengan siapa Dominnique saat ini, hah?" teriak Ralph frustasi.
"Aku bukan tak memikirkannya, Ralph. Tapi saat ini kita harus berfikir dengan kepala dingin bagaimana cara mengambil Demmy kembali dari tangan Mark. Aku yakin kali ini dia pasti berusaha sebaik mungkin untuk melindungi dirinya dari jeratan hukum. Terlebih lagi jika ternyata ia sudah membawa pergi Demmy kembali ke Barcelona, aku pikir sangat licin memperkara Dia." Katty berkata sembari melihat tangannya.
Ralph berusaha mencerna semua ucapan Katty. Jujur saja saat ini pikirannya sangat buntu untuk memikirkan hal lain selain focus ke satu tujuan, menemukan Dominnique secepat mungkin. Lelaki itu juga berpikir jika nanti kekasihnya itu sudah ditemukan, maka ia akan segera meminta Daddy dan Mommy untuk menikahi Dominnique. Ia sangat takut kehilangan Dominnique lagi. Jika beberapa tahun lalu ia sempat membiarkan gadis bermanik hijau itu pergi dan menetap ke Barcelona tanpa sempat mengungkapkan isi hatinya, maka kali ini hal semacam itu tidak akan pernah terulang lagi dalam diri seorang Ralph Sergio. Dominnique jelas-jelas sudah mengandung anaknya, jadi tak ada lagi istilah mengalah atau lari dari tanggung jawab. Ia juga tak akan mengalah begitu saja dengan seorang nerd, Mark Rodriguez.
Ralph terus menanamkan doktrin dalam dirinya jika kebersamaan mereka berdua sebagai sepasang kekasih, bagi Ralph hanyalah sebuah masa lalu di hidup Dominnique. Sementara masa depan Dominnique, hanya Ralph lah yang akan membuat perempuan itu bahagia.Di sela kemelut hilangnya Dominnique, ponsel Katty berdering dan mendendangkan suara emas Beyonce, Love On Top. Katty pun melihat ID Called si penelepon yang ternyata adalah new number. Ia sedikit ragu untuk menjawab panggilan telepon itu.
"Angkat, Kate! Siapa tau itu telepon dari Demmy." ujar Ralph ssedikit optimis.
"Hal... Hallo.. !!!" ucap Katty dengan suara pelan.
"Hallo, Kate ini aku. Antonie." balas Antonio Miguel, sang Captain team.
"Sayang, benarkah ini kau?" teriak girang Katty.
"Iya, Sayang. Dimana Ralph? Mr. Matthew menyuruhnya untuk kembali saat ini dan berkemas-kemas. Sebentar lagi kami akan balik ke Madrid untuk mempersiapkan pertandingan besok" jelas Antonio.
"Dia masih ada bersama ku sekarang, Sayang. Kami masih mencari keberadaan Demmy saat ini."
"Whaattt? Apa yang terjadi dengan Demmy?"
"Maafkan aku, Sayang! Tapi gambar Mark Rodriguez sedang menyapa Demmy di lantai dua hotel ini terlihat jelas pada camera CCTV hotel. Sehingga besar kemungkinan jika lelaki gila itu yang menculiknya dan-- Halloo... Halloo... Sayang?"
Katty pun kemudian mendengus sebal karena Antonio memutus sambungan teleponnya sepihak.
"Kenapa, Kate? Antonie mencariku?" tanya Ralph penasaran.
"Iya, awalnya dia memintaku untuk memberitahukan padamu jika Mr. Matthew menyuruhku segera kembali dan berkemas-kemas. Sepertinya kalian akan kembali ke Madrid beberapa jam lagi. Tapi saat aku bicara tentang Demmy yang menghilang, dia terdengar sangat kacau, Ralph. Aku takut! Ini semua memang salahku karena tak mau mengalah hingga Demmy pergi mencari toilet lain." ucap Katty panjang lebar sembari terisak.
Ralph yang tak tahan melihat kesedihan perempuan yang juga sedang berbadan dua itu pun segera menarik Katty masuk dalam pelukannya. Wanita hamil itu semakin manjadi-jadi. Ia terus sesenggukan mana kala Ralph terus membesarkan hatinya dengan berkata jika semua itu bukan keinginan mereka dan ini mungkin saja adalah sebuah ujian bagi perjuangan cinta dia dan Dominnique. Ternyata Tak sampai sepuluh menit dari panggilan teleponnya tadi, ternyata saat ini Antonio pun sudah sampai di lobby hotel mewah yang menjadi tempat beristirahat bagi para Wags team Madrid CF.
Lelaki itu bertanya pada resepsionis hotel yang termangu menatapnya tentang keberadaan pemain bola Ralph Sergio. Lalu dengan sedikit terbata-bata, sang resepsionis memberikan petunjuk jika mereka semua sedang berada di lantai sebelas, ruang keamanan gedung hotel. Antonio pun dengan serta merta berlari menuju lift dan naik menuju ke tempat yang diberitahukan oleh resepsionis itu tadi.
"Kateeee...! Ralphhhh...!
Apa yang terjadi dengan Demmy?" ucap Antonio setengah berteriak saat sudah berada di depan pintu ruangan itu.
Katty yang terkejut dengan kehadiran Antonio pun segera melepaskan pelukan Ralph di tubuhnya.
"Annntooniieee..." lirih Katty yang sudah terlihat kacau dengan mata semakin membengkak.
"Demmy... Demmy... Sayang, Demm-- Bruuuuggghhhh..."
"Kateeee... Astaga! Sayaanggg... Sayaaangg... Bangunnn... Hei, ini aku sayang!"
Ternyata kehadiran Antonio di hadapan Katty tak membuat perempuan itu menjadi tenang. Ia malah semakin merasa bersalah dan ketakutan pada Kekasihnya sendiri. Katty pun akhirnya tak sadarkan diri di depan mata Antonio dan jelas saja hal itu membuat si Captain team kelimpungan. Mereka pun segera membawa Katty turun menuju ke kamar inapnya.
"Kate, sayang bangun. Please, jangan buat aku seperti ini. Buka matamu." lirih Antonio mengecup jemari tangan sang Kekasih.
Dokter yang di panggil oleh Manager hotel itu pun tak lama muncul dan mulai memeriksa keadaan Katty.
"Ralph, katakan padaku dengan jelas. Ada apa dengan semua ini, hemmm?"
"Aku tak tahu pasti kejadian menghilangnya Demmy, Antonie. Tapi yang pasti, wajah Mark brengsek itu terlihat dalam rekaman camera CCTV hotel ini beberapa jam lalu. Mereka sempat bertegur sapa. Namun camera itu tak dapat merekam dengan jelas semua aktivitas lanjutan dari mereka. Sepertinya Mark sudah menyuruh orang untuk merusaknya hingga tak ada yang tahu pasti dimana keberadaan Demmy sekarang ini." ucap Ralph bercerita.
Antonio terlihat sangat murka. Rahang wajahnya mengeras dengan telapak tangan yang juga sudah mengepal ke udara.
"Ralph, cari dia sekarang juga!
Aku tak ingin terjadi sesuatu padanya. Hanya dia yang aku miliki saat ini. Daddy dan Mommy pasti akan sangat kecewa karena aku tak dapat menjaga Demmy dengan baik."
Antonio menarik kerah baju Ralph dan menumpahkan semua kesedihannya disana.
"Kau tenang saja, brotha. Aku akan mencari belahan jiwaku hingga ke ujung dunia mana pun. Aku tak ingin terjadi sesuatu dengan Demmy dan calon anak ku. Jadi lepaskan tangan mu dan biarkan aku pergi sekarang juga, Antonie!" ucap Ralph dengan mimik seriusnya.
"Apakah kau yakin Adik ku saat ini sedang mengandung, Ralph?" tanya Antonio sedikit tak percaya.
Ralph pun menunjukan dua buah patahan alat test kehamilan yang sempat diberikan oleh seorang petugas keamanan hotel padanya.
"Alat test kehamilan ini tergeletak di dalam salah satu bilik toilet wanita tersebut, Antonie. Aku yakin bukan Demmy yang mematahkan dan juga membuangnya. Si brengsek itu pasti sangat marah saat tahu Demmy sudah mengandung anakku. Hingga dia menculiknya seperti ini. Jadi aku akan pergi melapor ke kantor kepolisian kota Valencia sekarang juga, Antonie. Kau jaga Katty disini, setelah ia sadar kita akan terbang ke Madrid dengan jet pribadi Daddy ku." terang Ralph lagi.
"Apa kau bilang? Kita akan kembali ke Madrid? Adik ku menghilang di kota ini dan kau ingin kita pergi dari sini?" pekik Antonio kembali menarik kerah baju Ralph.
"Aku juga memikirkan itu, Antonie, bahkan aku sudah mulai gila memikirkan segala kemungkinan yang akan si brengsek itu lakukan dengan janin dalam kandungan Dominnique. Aku takut Antonie! Aku sungguh takut saat ini!" lirih Ralph menundukkan kepalanya.
Lelaki player yang terkenal selalu bergonta ganti wanita itu kini terlihat sangat kacau hanya karena seorang wanita saja. Ia bahkan berniat akan segera memberitahukan kabar menghilangnya Dominnique pada Juan Sergio, sang Daddy. Ia akan berlutut bahkan menerima segala persyaratan yang mungkin akan Daddy nya ajukan demi sebuah bantuan untuk menemukan Dominnique.
Hal itu tak lepas dari pekerjaan inti Juan Sergio. Selain seorang petinggi dalam club Madrid CF. ia adalah seorang Agen rahasia yang sampai hari ini juga masih bekerja dibelakang layar memecahkan kasus besar yang melanda Negara Spanyol. Meskipun Daddynya tak pernah berkata secara gamblang tentang pekerjaan yang menurut Ralph sangat beresiko itu, namun sebagai anak ia tau jika sang Daddy adalah seorang Agen terkenal yang bersembunyi di balik topeng petinggi sebuah club football terkenal. Itulah penyebab mengapa hubungan harmonis keduanya semakin lama makin merenggang. Karena ternyata setelah Ralph tau Daddynya adalah seorang Agen rahasia, lelaki itu sangat kecewa dan merasa tak dianggap dengan ketidakjujuran Juan Sergio.
"Tunggu aku kembali Antonie, jaga kekasih mu baik-baik dan tenangkan hati mu. Aku akan menemukan Dominnique jadi ikuti saja semua perkataan ku kali ini. Kau mengerti?" ucap Ralph sembari melengos pergi bersama Manager hotel itu.

MADRID, LOVE & FOOTBALL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang