BAB 15. 🥝

8.9K 200 8
                                    

"Achhh... Ralph...!" desah Dominnique sembari memejamkan matanya.
Ralph pun tak ingin menyia-nyiakan moment itu. Lelaki itu segera membuka kancing kemeja putih lengan panjang Dominnique dan setelah semua terlepas ia kemudian membuangnya ke lantai. Sementara jemari cantik milik Dominnique pun ikut menarik jersey football milik Ralph ke atas kepalanya hingga terlepas. Lelaki pun kembali menyambar bibir manis Dominnique yang belakangan ini sudah menjadi candu bagi dirinya. Setelah bra hitam yang di pakai Dominnique juga ikut terlepas, Ralph pun mendorong Dominnique hingga terlentang ke jok mobil yang sudah ia turunkan.
Lelaki itu menyambar payudara Dominnique dengan mulutnya tanpa ampun. Ralph mengulum daerah terlarang itu sembari memainkan tonjolan kecil berwarna pink kecoklatan di payudaranya lain. Dominique pun kelonjotan sembari memejamkan mata. Perempuan itu pun tanpa sadar membuka resleting celana skinny jeansnya sendiri hingga tubuh cantik Itu terekspos dihadapan Ralph dengan hanya mengenakan G-String hitam transparan. Ralph yang melihat pemandangan indah tersaji di depan mata itu pun serta merta ikut membuka sepatu bola, kaos kaki panjang serta celana celana pendek olahraganya tanpa menunggu lagi. Ralph merangkak naik dengan posisi Dominnique yang sudah berada di bawah tubuhnya. Mereka berdua asyik masyuk bercumbu dan saling menggerayangi tubuh masing-masing memberikan sentuhan liar yang tentu saja menambah gejolak libido dalam diri. Dominique membuka selembar kain yang menutupi senjata tempur Ralph dan membuangnya ke bawah jok mobil.
Perempuan ia kemudian meminta Ralph untuk berada dibawah tanpa perduli lagi jika Ralph menganggap dia seperti jalang di club malam yang selalu haus akan belaian kasih sayang. Siang menjelang sore itu dia bertekad akan memuaskan kekasihnya yang tadi sempat marah hingga lelaki itu tak lagi bisa berdiri dengan baik. Netra hinau Dominnique yang sudah menyala melihat kejantanan panjang milik Ralph mengacung disana, pun seolah menghipnotis tangan dan mulut nya untuk segera bermain dengan benda nikmat itu. Lantas tanpa menunggu aba-aba dari Ralph, Dominnique mengoral Ralph keluar masuk tak berhenti.
Layaknya seorang anak kecil sedang memakan ice cream yang di belikan sang Mommy, Dominnique pun menjulurkan lidahnya di batang kemaluan Ralph sembari meracau nikmat.
"Ecchhh... Emmmm.... Cuuuppp... Emmmhhh..."
Sedangkan si pemilik ice cream mambo itu pun hanya pasrah menutup dan membuka kedua mata, sembari merasakan nikmatnya lidah Dominique yang bermain disana. Kedua tangan Ralph pun tak bisa diam ditempat. Lelaki itu mengelus, membelai dan sesekali menjambak rambut panjang Dominnique.
"Oooouuggghhhh... Sayaangg!
Muluuuuttt...muuuu... mem...buuuaaaatttt... kuuu... ing...iiinnn... terrrrbaannggg.... Sayaaanggg....! Aaaachhhh... Yeeeaaachhhh...!" erangan bebas Ralph yang menggema di kamar itu. Dominnique tak memperdulikan racauan Ralph. Perempuan itu bahkan memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang anus lelaki itu tanpa berbasa basi terlebih dahulu. Terang saja Ralph menjerit kaget melihat tingkah nakal Dominnique.
"Owhhh... Shiiittt...! What are you doing, honeyyy...?
It's so... Oooouuggghhhh..." ucap Ralph berganti erangan nikmat kala Dominnique sudah memajukan mundurkan jari tengah itu dengan gerakan cepat.
Racauan dan erangan dari mulut Ralph itu terus mengalir mana kala Dominnique menggulum dan menghisap habis buah zakar lelaki itu dengan telapak tangan yang terus mengocok senjatanya naik turun tanpa jeda. Saat lidah Dominnique sampai pada lubang anus Ralph dan menjilati serta menyedotnya dengan kedua bibir manis nya, tiba-tiba saja seluruh tubuh Ralph bergetar dengan hebat.
"Dooommmmiiinniiqqqueee... Oooouuggghhhh.... Akkkuu... akkkaannn... meeleeedaakkkk... Sayaaanggg... Oooouuggghhhh...
Cepaaat... Beeeriiikaaannn... mmmuuullluuuttt...muuuu...
Oooouuggghhhh...!" desah histeris Ralph yang sudah mengambil kuasa batang kemaluannya sembari mengocoknya dengan cepat.
Dominnique tak menggubris permintaan Ralph yang akan ejakulasi di dalam mulut Dominnique. Ia masih saja menjilat dan menyedot lubang anus Ralph terus, terus dan terus. Selang beberapa detik kemudian, kejantanan Ralph sudah menyemburkan cairan putihnya yang tersemprot tinggi hingga kemana-mana layaknya kembang api dimalam tahun baru.
"Aaaachhhh... Aaaachhhh... Aaaachhhh..." erang Ralph bersamaan dengan semprotannya tadi!"
Dominnique pun puas melihat Ralph yang bernapas dengan tersengal-sengal setelah mendapati pelepasannya. Perempuan itu tak ingin kegiatannya berhenti sampai disitu saja. Melihat Ralph yang masih menetralisir tubuhnya akibat gejolak pelepasan tadi, ia diam-diam sudah mencuri stars dengan memainkan kembali puting susu Ralph. Terang saja lelaki yang belum siap itu langsung menjerit kecil.
"Uuuuchhh! Gadiiisss... naaakaalll... Akuuu... Belummm... Siiiapp... Sayaaanggg...!"
Eeehhhhh..." ucap Ralph saat itu.
Tapi Dominnique lagi- lagi tak mau ambil pusing dengan perkataan Ralph. Ia mengulum, menggigit dan juga sesekali menyedot puting kecil itu tanpa ampun sembari berharap jika senjata rudal milik Ralph kembali berereksi. Harapan Dominnique tak sia-sia, Ralph yang sejak tadi disentuh tepat pada titik kelemahannya itu pun kembali membangunkan kejantanan itu dengan berdiri tegak sempurna.
Dominnique pun menghentikan kuluman pada puting susu Ralph lalu ia membuka G-String yang tersisa di tubuhnya, lalu mulai naik ke atas tubuh lelaki itu sembari mengecek-gesekan kewanitaan licinnya disana. Ralph membuka mata dan memperhatikan Dominnique yang berada diatas tubuh atletisnya. Ia melihat Dominnique merem melek seraya memainkan kedua gunung kembar jaya sentosa itu dengan penuh birahi.
Saat Ralph ingin meremas payudara Dominnique itu juga, tiba-tiba saja tangan perempuan itu menepisnya. Dominnique berjongkok sedikit sembari memegangi kejantanan tegak sempurna milik Ralph lalu mulai memasukkan benda yang sudah keras itu kedalam lubang miliknya.
"Oooouuggghhhh...." desah nikmat Dominnique dan juga Ralph bersamaan.
Bagaimana tidak, Dominnique mengarahkan kejantanan besar nan panjang itu bukan ke lubang kewanitaannya. Tetapi ia nekad ingin memuaskan Ralph dengan memasukkan batang keras itu pada lubang duburnya yang sudah lama sekali tak tersentuh oleh benda nikmat tersebut.
"Sayanggg... Apa yang kau lakukan? Milikku ini akan menyakiti mu." ucap Ralph seraya membelai lembut payudara Dominnique.
"Aku tak mengapa, Ralph.
Aku hanya ingin membuat mu puas dengan diri ku, tanpa membandingkan ku dengan wanita manapun juga." ucap Dominnique yang kemudian merunduk dan mencium bibir Ralph dengan rakus.
Lelaki itu pun hanya bisa pasrah dengan keinginan Dominnique yang sebenarnya tak harus ia lakukan. Bagi Ralph, Dominnique tak perlu terlihat seperti seorang jalang yang bertugas memuaskan pelanggannya. Sebab yang Ralph butuhkan dari Dominnique bukan hanya sekedar having seks belaka, melainkan rasa cinta dalam hati perempuan itu padanya.
Selepas ciuman panas dengan posisi menantang itu terlepas, Dominnique langsung menggerakkan tubuhnya dengan gerakan standar naik turun di atas tubuh sang lelaki. Ralph pun sesekali membantu pergerakan tubuh telanjang Dominnique dengan memutar-mutar kejantanannya dari bawah.
Erangan, desahan serta racauan nikmat pun mengalir tanpa jeda dari kedua mulut pasangan kekasih tersebut. Sesekali Ralph mencoba bangkit untuk menggapai payudara Dominnique yang ikut bergerak naik turun seolah menyapa Ralph agar segera mengulumnya. Tapi Dominnique lagi-lagi mendorong tubuh Ralph dan menyuruhnya untuk menikmati permainan yang ia berikan itu. Ralph yang sudah tak tahan dengan keinginan untuk melakukan tugasnya itu pun, kemudian menarik tubuh indah Dominnique hingga ia jatuh kedalam pelukan Ralph. Penyatuan di lubang anus Dominnique itu pun terlepas dengan sendirinya. Ralph yang semakin berkabut gairah asmara saat melihat wajah cantik Dominnique di bawah tubuhnya itu pun, sesegera mungkin memasukkan senjata rudal tegak sempurna miliknya kedalam lubang kemaluan Dominnique. Ia tak ingin kecolongan lagi dengan ulah nakal Dominnique yang memaksa mereka untuk beranal seks ria seperti tadi.
"Oouuggghhhh... Ralllppphhh..."
Teriakan manja Dominnique terdengar indah ditelinga Ralph kala kejantanan lelaki itu mulai memasuki lembah licin dan basah miliknya. Ralph pun tersenyum kecil saat melihat Dominnique yang memejamkan mata hijaunya. Ia menikmati wajah cantik Dominnique sebelum melakukan tugas kelaki-lakiannya. Beberapa detik kemudian Ralph mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur cantik disana. Awalnya gerakan itu pelan dan pelan tanpa ada tanda-tanda jika Ralph akan mempercepatnya. Hal itu tentu saja membuat Dominnique mengeram frustasi.
"Ralph, please. Don't be joke, honey! I really want you now." rengek Dominnique yang dihadiahi senyuman nakal dari Ralph.
Lelaki itu pun kemudian mengikuti keinginan sang kekasih. Ia lalu dengan cepat menyodokkan tongkat perkasa tegak sempurna miliknya dalam kewanitaan Dominnique.
"Oouugghhhh... Ralllppphhh..." erang Dominnique seketika.
"Yesss... Honeeeyyy...
It's me... Oooouuggghhhh...!!!" ucap Ralph membalas erangan Dominnique tadi."Youu... maakee... meee... Ooouggghhhh...
Youu... maakee... meee... feelll... likeee... craazyyy... Aaachhh... honeeyyy...! Ooouugghhhh... Ralllppphhh..." desah panjang membuat lelaki itu kian cepat memacu senjata tempurnya. Lengkuhan nikmat mereka berdua terus saja mengalir tak berhenti. Dominnique benar-benar menikmati permainan panas Ralph hingga sudah dua kali mendapatkan orgasmenya.
Akan tetapi alat vital Ralph saat itu belum juga menampakkan tanda-tanda ejakulasi.
Dengan semangat juang tinggi yang masih berkobar dalam diri Ralph untuk mencapai cita-cita klimaksnya. Ralph kemudian mengangkat dan membalikkan tubuh Dominnique hingga membelakanginya. Lelaki itu kemudian mulai memainkan doggie style ditubuh Dominnique.
"Plokkkk... Plokkkk... Plokkk..."
Ralph menghentakkan pinggul nya dengan cepat disana hingga terdengar bunyi yang terasa nikmat ditelinga. Lembah basah dan licin milik Dominnique itu pun membuat Ralph mulus bergerak bebas hambatan seperti sebuah mobil berlaju di jalan tol. Tak lama kemudian tubuh atletis itu terasa bergetar hebat seperti saat Dominnique menghisap lubang anusnya tadi. Ralph merasa sesuatu akan keluar dari senjata rudal tegak sempurna miliknya. Ia mulai mendesah lirih dalam pergerakannya itu.
"Saatuuu... Duuuaaa... Tiii...."
"Croottt... Croottt..."
"Oouuughhh... Dommiiinnniiiqqquuueee..." teriak Ralph memanggil nama kekasihnya. Ralph langsung ambruk hingga bertindisan dengan tubuh sexy Dominnique tanpa mencabut batang kemaluannya. Ia sengaja ingin membiarkan cairan kental miliknya itu masuk hingga ke dalam rahim sang kekasih. Sebab ia berharap dengan begitu Dominnique akan secepatnya hamil dan mereka bisa menikah.
Dominnique yang merasa badan Ralph terasa berat itu pun segera berbalik dan melepaskan penyatuan mereka. Perempuan itu kemudian memeluk Ralph dengan erat dan disambut pula dengan pelukan hangat lelakinya.
"Dominnique Miguel... Aku sangat mencintai mu, Sayang." ucap lirih Ralph ditelinga sang kekasih.
"Ak..ku... Akuu... ju..juga, Ralph! Akuuu.. juga mencintai muuu..." balas Dominnique tak kalah lirihnya bahkan hampir tak terdengar.
"Menikahkan dengan ku, Dominnique! Apapun akan ku lakukan untuk membuat mu bahagia, Sayang!" ucap Ralph yang sudah memandang kedua manik mata hijau kekasihnya."
Dominnique yang mendengar dan melihat kesungguhan di manik haze milik Ralph itu pun kemudian mulai berkaca-kaca dan mencium lembut bibir Ralph sekilas. Perempuan itu tak tahu harus segera menerima lamaran mendadak dari Ralph itu atau tidak. Akan tetapi ia berkata dalam hati, jika kali ini dirinya tidak ingin bermain-main lagi seperti dulu. Bila Ralph bersungguh-sungguh menginginkan pernikahan itu terjadi secepatnya, maka Dominnique bersedia menjadi Isteri dari seorang Ralph Sergio tanpa ada keraguan apa pun lagi.

MADRID, LOVE & FOOTBALL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang