Extra Part 🐱

3.1K 88 4
                                    

Alice Zimenez berdiri di hadapan panggung semi singgahsana yang kerap di identikkan sebagai pelaminan sang raja dan ratu sehari dengan gaun cantik berwarna putih gading yang bertabur puluhan batu swaroski nan cantik dan elegan. Ia memandang ke arah Jose Matthew yang tampak gagah berdiri di sampingnya dengan setelan tuxedo lengkap berwarna senada.

Entah mengapa aktivitas memandangi pria yang kini sudah sah kembali berstatus suaminya itu kini menjadi suatu yang terfavorite dalam dirinya sejak mereka kembali dipertemukan dalam sebuah Kapela kecil di kampung halaman Jose, Portugal.

Menikah? Yup, Mereka berdua akhirnya kembali dipersatukan dalam ikatan suci 'Penerimaan Sakramen Perkawinan' setelah berpisah atas dasar 'miss understanding' yang kerap terjadi dalam sebuah hubungan rumah tangga. Sebenarnya dalam ajaran keyakinan mereka berdua, pernikahan mereka yang dulu tetap sah di hadapan sang pencipta, karena pada dasarnya tak ada perceraian dalam ajaran keduanya.

Hanya saja, putusan dari pengadilan atas gugat cerai yang diajukan oleh Jose Matthew sebagai pelapor itulah yang kini membuatnya bersikeras ingin kembali mengucap janji suci. Jika ditanya mengapa pernikahan itu bisa terjadi lagi. Jawabannya sudah jelas karena Nathalie, putri semata wayang mereka berdua sangat ingin memiliki kedua orang tua yang utuh. Dan alasan yang utama mendasarinya lagi, tentu saja adalah cinta lama bersemi kembali.

Yah, sejujurnya ini sedikit membinggungkan, sebab selama ini kedua pasangan yang sudah tidak muda lagi itu tak pernah mencoba membuka pintu hati mereka masing-masing untuk pasangan lain. Sehingga hal tersebut sedikit membingungkan yang menulis tulisan ini untuk terus berkutat dalam pikiran itu meskipun tak dapat dipungkiri, jika keduanya tak pernah berhenti mencari tempat 'buang lendir' tapi toh yang namanya pelarian, akan tetap menjadi satu momok yang sangat dihindari oleh seseorang yang sedang di rundung patah hati. Terlebih lagi jika pelarian itu bersandar pada dinding 'perbuatan negatif' sangat jelas orang-orang akan cepat menghindarinya.

"Ice, apa kau lelah? Sebaiknya kau duduk saja, Ice. Jangan terlalu memaksa untuk terus berdiri. High heel yang kau pakai saja sepuluh sentimeter. Itu pasti akan melelahkanmu dan Jagoan kecil kita."

Jose menggenggam jemari lentik Alice Zimenez sembari memaksanya untuk duduk di tempat duduk beralaskan kain yang bagian luarnya dihias oleh pernak-pernik lucu yang tampak berkilauan karena terkena sinar lampu dari sudut pelaminan itu.

"Jose, aku tak apa. Jika aku duduk lalu tamu undangannya bagaimana? Apa itu tidak terlihat aneh ketika mereka memberi selamat dan kita menerimanya dengan duduk seperti ini."

"Tapi kamu tidak boleh lelah, Ice. Ingat kata Dokter. Kita harus menjaga kandungan ini dengan baik karena tak seharusnya kau mengandung lagi di usia riskan seperti sekarang. Kau terlalu memaksakan diri, Ice. Aku tak mengharapkannya. Yang aku mau hanya bisa kembali bersama denganmu. Cup..."

Pria plontos itu mencium bahu sang istri yang bebas terbuka dengan beberapa kecupan-kecupan kecil hingga Alice yang kini ia panggil dengan sebutan Ice memejamkan mata sembari menahan hasrat geli yang tiba-tiba saja menjalar di sekujur tubuhnya.

"Ssttt... Jose! Kau nakal sekali, Sayang. Bagaimana jika aku benar-benar menginginkanmu saat ini juga, hem?"

"Tentu saja aku akan memasuki sekarang juga, Ice. Apa kau lupa dengan kisah kita beberapa tahun silam sebelum Nathalie lahir?" Alice menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua telapak tangan. Netra birunya membulat penuh dan itu terlihat sangat lucu di pengelihatan Manager Madrid Club dè Futbol.

Alice Zimenez tak akan mungkin bisa melupakan salah satu peristiwa terunik dalam hidupnya tersebut. Kala itu, mereka yang membuat sebuah resepsi mewah sudah sama-sama tak kuat menahan luapan hasrat panas yang tiba-tiba saja membakar habis seluruh tubuh muda mereka. Sanking tak kuatnya menahan, akhirnya dari atas kursi panjang pelaminan pasangan yang masih berada di usia muda itu mulai saling meraba satu sama lain, hingga akhirnya satu persatu kain yang melekat di tubuh terlepas dan menyisakan kepolosan mereka berdua.

MADRID, LOVE & FOOTBALL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang