"Kaaaateee...Katty... Dengarkan aku du...lu..." ucap Antonio secepatnya keluar dari toilet itu mengejar Katty.
Tapi Madame Alice keburu mencekal dan menghalangi jalannya untuk meminta penjelasan dari Antonio.
"Antonie, Kau dan anak konglomerat Mr. Martinez itu--" ucap Madame Alice terpotong."Iya! Lalu kenapa? Kau tak suka! Jangan ganggu hidup ku lagi saat ini, Ma'am.
Aku sudah memiliki kekasih, bahkan aku akan menikahi Katty secepatnya." ucap Antonio berlalu pergi.
"Kekasih? Menikah? Hahaha... Ternyata lelaki hyper seks seperti Antonie bisa juga berfikir serius dengan seorang wanita.
Aku turut bahagia jika memang pernikahan itu akan terjadi. Tapi ku rasa mereka memang cocok satu sama lain. Hahaha...
Bukan kah anak konglomerat itu terkenal sangat liar pada banyak lelaki di Barcelona? Lalu bagaimana denganmu Jose? Apa aku juga akan mendengar kau berkata seperti Antonie? Apa kau juga akan menikah dengan sahabat sekaligus mu, Marimar Perez itu? Hah, Seperti orang bodoh saja. Untuk apa aku memikirkan Jose dan Merry sialan itu di toilet stadion seperti ini. Huhhhh...!" gumam Mucikari itu sembari melangkah pergi. Wanita baya itu melangkah menyusuri koridor stadion menuju ke tempat ia memarkir Lomborgini merah cabenya. Hari ini Madame Alice yang sudah lama tak mendengar kabar dari salah satu patner seks one night stand nya itu pun menyambangi stadion tempat biasa team football asuhan Jose Matthew berlatih. Dia mendapati rekan-rekan satu team Antonio sedang beristirahat sejenak di pinggir lapangan. Wanita tua itu pun segera menanyakan keberadaan Sang Captain kepada mereka semua.
Ralph yang mengetahui jika Madame Alice datang ke sana pun segera berlari menyembunyikan diri nya dari wanita hyper seks tersebut. Ia berfikir jika si mucikari itu datang mencarinya, akan tetapi bukan itu tujuan Madame Alice ke sana. Sehingga saat rekan-rekan nya memberi tahu jika Antonio kemungkinan berada di toilet, Madame Alice pun segera berbalik dan mencari Antonio.
Setelah Madame Alice berlalu, barulah Ralph kembali berkumpul bersama teman-temannya sembari menanyakan perihal kedatangan wanita yang sudah terkenal di kalangan team football itu sebagai pemilik bilik asmara Crazy Fantasy. Tentu saja Ralph sangat terkejut ketika tau Madame Alice mencari Antonio. Karena Ralph sudah tau jika Antonio pergi bersama Katty ke toilet, pastilah mereka akan melakukan adegan syur di sana. Maka seketika itu juga Ralph tertawa keras tak bisa tertahan kan lagi saat ia membayangkan wajah Antonio, Katty dan tentu nya Madame Alice yang akan bertemu dalam satu scene adegan versi toilet stadion nanti. Belum lagi jika Mr. Matthew juga ada di sana?
"Oh... Tamatlah riwayat mu Mr.Captain!" pikir Ralph dalam hatinya.
Ralph kemudian berjalan menuju parkiran mobil untuk mengambil ponselnya yang tertinggal disana. Ia ingin menelpon dan memastikan dimana keberadaan Dominnique, kekasihnya itu sekarang. Akan tetapi saat Ralph akan membuka pintu mobil, ia tak sengaja melihat Katty yang berlari kearah pintu keluar stadion dengan telapak tangan yang sudah menutup dimulutnya.
Sedangkan tak jauh dibelakang Katty, ia juga melihat Antonio ikut berlari tunggang langgang kesetanan mengejar dan meneriakkan nama Katty. Seketika itu juga Ralph tak dapat lagi menahan gelak tawa yang keluar begitu saja dari mulutnya. Ia bahkan sampai harus memegangi perut kotak-kotak nya yang terasa sedikit melilit akibat tertawa terlalu keras. Tanpa ia sadari tak jauh dari situ, Madame Alice yang juga ingin menaiki mobilnya pun ikut mendengarkan suara gelak tawa Ralph. Wanita itu berbinar-binar menatap Ralph yang menurut dirinya makin terlihat tampan jika sedang tersenyum manis atau tertawa lepas.
"Oh my God, he's so handsome guy! I think I want becoming his patner agains" gumam Madame Alice dalam hati.
Lalu dengan cepat wanita tua itu meneriakkan nama Ralph sembari melangkah ke arahnya.
"Raaalllppphhh...! Oh my God!!! I missing you so much!" teriak Madame Alice.
Mr. Sergio yang kaget mendengar seseorang menyebutkan namanya itu pun langsung saja berbalik ke belakang. Alangkah terkejut nya Ralph melihat Madame Alice yang berjalan sudah hampir dekat dengannya.
"Shiiittt...! Mother monster!" ucap Ralph yang langsung menutup pintu mobilnya dan berlari ke sembarang arah untuk bersembunyi.
"Hey! Ralllppphhh...! Where are you going darling! Come to Mama!" teriak Madame Alice yang langsung ikut berlari mengejarnya.
Ralph pun kembali melewati koridor stadion Santiago Bernabéu dengan langkah seribu mencari tempat berlindung dari kejaran si Madame Alice. Ia pun kemudian naik ke tangga darurat stadion yang berada disisi kiri koridor lalu mulai bersembunyi disekitar situ. Madame Alice terus berlari kecil mengejar Ralph. Ia yang memakai high heels sepuluh cm itu pun harus berlari dengan terseok-seok dari belakang Ralph.
"Brughhhh...!"
Tiba-tiba saja ada seseorang berjalan dari sisi koridor sebelah kanan. Saat orang itu akan berbelok otomatis tubuh mereka berdua bertabrakan karena Madame Alice berlari ke arah kanan juga. Si penabrak kemudian dengan sigap menangkap tubuh sexy Madame Alice hingga tak sempat jatuh ke lantai. Pandangan mata kedua bertemu untuk beberapa waktu, dan membuat mereka berdua diam tak bergeming. Wajah mereka yang berdekatan hanya beberapa centimeter itu pun membuat debaran jantung keduanya berdetak kencang seperti seseorang yang berlari di atas treadmill.
"Aliiiccceee.... What are you doing here?" ucap si penabrak yang tak lain adalah Jose Matthew.
Jose bahkan hampir tak sadar ingin merengkuh bibir Alice Zimenez, Sang mantan isteri jika wanita itu tak segera menggerak kan tubuh nya yang berada dalam dekapan Jose Matthew.
"Ehhh... Lepaskan tangan mu Jose." ucap Madame Alice yang buru-buru menepis tangan kekar Mr. Matthew.
"Alice!!!
Kau dengar aku kan? Apa yang kau lakukan di tempat ini, hah?" ucap Mr. Matthew sangat geram melihat tingkah si Mucikari yang datang dengan gaun ketat berbelahan dada rendah.
Bagaimana ia tidak geram, Alice Zimenez sukses membuat Jose Matthew kembali mengingat kemesraan diantara mereka saat masih menikah dulu dengan cara berpakaian sexynya.
"Kenapa? Kau tidak suka melihat ku ada disini? Apa Stadion Santiago Bernabéu ini milik mu, hah?" ucap Alice sedikit mengejek.
"Alice kau--!" ucap Jose terpotong.
"Menyingkirlah, aku sedang mencari Ralph Sergio. Aku hampir menemukannya jika kau tak menabrak ku tadi!" ucap Alice yang sudah berjalan satu langkah ke depan. Akan tetapi, Jose segera menahan lengan Alice dan dengan sedikit kasar ia menghardik wanita itu.
"Ralph Sergio kata mu? Untuk apa kau mencarinya?Jangan coba-coba kau meracuni semua anak asuhan ku dengan rumah lendir mu itu Alice!" teriak Jose Matthew berang.
Ralph yang melihat pertengkaran keduanya dari atas tangga darurat itu pun hanya bisa diam mendengarkan.
"Jaga bicara mu Pria tua! Aku tak serendah itu, tempat ku sudah sangat terkenal dikota ini tanpa perlu aku gembar gembor kan lagi." ucap Alice Zimenez memutar kedua bola matanya.
"Lalu untuk apa kau mencari Ralph, hah? Kau jangan mengganggu anak itu lagi. Dia salah satu penyerang terbaik dalam team football asuhan ku.
Jadi segala kehidupan sosial maupun pribadinya akan selalu menjadi sorotan para kuli tinta. Aku tak ingin kau mengajarkan Ralph hal yang tidak-tidak di rumah pelacuran mu itu lalu tertangkap kamera paparazi dan berita itu menjadi viral. Secara otomatis hal itu akan mencoreng nama baik keluarga Sergio. Kau tahu sendiri kan jika kau bermasalah dengan keluarganya Aku hanya berusaha agar kau tak selalu terlihat buruk dimata banyak orang." ucap Jose Matthew menjelaskan pada Alice dengan wajah frustasi.
Sejujurnya ada sebuah perasaan berkecamuk dalam hati pria tua itu kala Alice menyebutkan nama Ralph tadi. Ia merasa sedikit sakit dengan keadaan Alice yang selalu having seks dengan para lelaki muda. Jose merasa semua ini adalah kesalahan nya yang sudah membebaskan Alice muda dari jeratan rumah pelacuran akibat hutang-hutang keluarga Alice, lalu menikahi Alice hingga memiliki seorang putri dan kemudian menceraikan Alice hanya karena tak sanggup mendengar semua ocehan orang-orang akan masa lalu Alice Zimenez. Pernikahan yang berlangsung hanya dua tahun itu bahkan mampu membuat dirinya tak lagi bisa mencintai bahkan menikahi wanita lain selama hampir lebih dari sepuluh tahun perpisahan mereka.
"Apa kau pikir aku akan sejahat itu pada Ralph, hah? Masih menganggap aku adalah bibit penyakit yang akan menimbulkan sebuah wabah besar, Jose? Sampai kapan kau berpikir aku adalah perempuan sial yang harus segera dihindari? Apa tak cukup kau membuat ku terbang melayang ke langit tinggi lalu kembali menghempaskan aku ke tanah dengan pernikahan konyol dua tahun mu itu, hahhh?
Jawaaabbb... Akuuu Joooseee?" teriak Alice yang sudah meloloskan dua bulir air matanya.
Alice merasa sangat sakit dengan perkataan Jose yang memojokkan dirinya saat mencari Ralph tadi.
"Alice... Aku tak bermaksud be--" ucap Jose terpotong.
"Sudah, Jose. Aku muak melihat mu. Sebaiknya sejak tadi aku pergi dari sini. Oh... Aku lupa, tolong pertemuan aku dengan Nathalie. Dia Puteri ku Jose, aku yang mengandungnya selama sembilan bulan dan aku juga yang bertarung nyawa melahirkannya. Kau memang ayahnya, tapi ku mohon sekali saja pertemuan aku dengan Nathalie ku, Jose." ucap Alice terisak dengan tubuh bergetar yang sudah berbalik arah menuju pintu keluar stadion Santiago Bernabéu itu.
Jose yang melihat hal itu pun tak kuasa lagi menahan segala kerinduan hatinya. Dia berlari mengejar langkah cepat Alice, membalikkan tubuh wanita itu lalu segera memeluk Alice dengan sangat erat tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Sedang Alice, ia pun semakin menangis sesenggukan didalam pelukan seorang Jose Matthew tanpa bisa tertahankan lagi.
Ralph yang diam-diam masih memperhatikan kedua orang tersebut pun tak kuasa menahan segala keterkejutannya. Masih dalam posisi berjongkok ia dengan iseng mengambil ponselnya lalu mulai memotret Jose yang memeluk tubuh Alice.
"Wow... Amazing story! Aku tak menyangka, ternyata mantan isteri Tuan pemarah itu adalah Madame Alice. Ck! Dia bahkan hanya menikahi Madame Alice selama dua tahun saja lalu bercerai dan memisahkan Madame Alice dari anak mereka. Cih... Pria macam apa itu? Aku yakin si botak itu masih mencintai Madame Alice. Lihat saja cara dia memeluk. Jika kelak aku dan Dominnique ku menikah, tak akan aku biarkan pernikahan ku hancur seperti dua orang berego tinggi itu. Hemmm... Dan ku rasa, foto-foto ini akan menjadi senjata ampuh ku jika nanti Mr. Matthew benar-benar akan mencoret namaku dalam Liga Champions karena aku melanggar janji itu." gumam Ralph tertawa mengejek Sang Manager dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
MADRID, LOVE & FOOTBALL [END]
Romance[SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK] [DAPAT DIBACA DI APLIKASI DREAME] "Cepat kau cari perempuan yang kemarin aku tiduri itu, Antonie! Cari dia di setiap sudut Madrid ini, bila perlu ke seluruh Spain. Sebuah Tatto berbentuk buluh terdapat di pinggul...